10 Tips Membangun Pertumbuhan Emosional Positif pada Anak
Yuk jadikan rumah sebagai tempat yang aman dan nyaman bagi anak untuk mengungkapkan perasaannya
13 Maret 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ada banyak hal yang orangtua perlu ajarkan kepada anak sejak usia dini. Mulai dari mengajari si Kecil cara mengikat tali sepatu, bersepeda, dan membaca.
Namun, tak hanya mengajari keterampilan dalam hidup saja, salah satu keterampilan terpenting yang harus orangtua ajarkan kepada anak sejak dini adalah bagaimana menangani emosi.
Mama tentunya ingin anak memiliki pertumbuhan emosional yang positif dan tidak takut untuk mengekspresikan diri, serta memiliki pemahaman yang sehat tentang bagaimana perasaannya agar dapat memiliki hubungan yang sukses dalam hidup.
Untuk memastikan anak memiliki pertumbuhan emosional yang positif, kali ini Popmama.com telah merangkum 10 tips membangun pertumbuhan emosional positif pada anak. Yuk simak!
1. Ajari anak tentang berbagai emosi manusia yang lebih rumit
Ketika anak masih kecil, ia mungkin telah memahami emosi utama yang dimiliki seperti senang, sedih, dan marah.
Tetapi ketika ia tumbuh, Mama ingin memperluas emosi yang anak miliki sehingga ia tahu bagaimana mengidentifikasi dan mengekspresikan diri dengan benar. Si Kecil juga perlu tahu apa itu kecemasan, frustrasi, kedamaian, dan emosi lainnya.
Ini dapat membantu anak memahami bagaimana perasaannya yang sebenarnya saat tumbuh, karena ada kalanya anak berpikir bahwa ia mungkin marah, tetapi itu hanya frustrasi tentang suatu situasi.
Mengenalkan anak tentang berbagai emosi yang lebih rumit akan membantunya berkembang.
2. Biarkan anak tahu setiap orang merasakan emosi yang berbeda
Ketika anak merasakan emosi yang kuat, ia mungkin menganggap bahwa tak ada orang lain yang merasakan hal yang sama seperti dirinya.
Inilah yang membuat Mama harus berbicara dengan anak tentang bagaimana setiap orang memiliki berbagai emosi, ini juga termasuk Mama, Papa, teman bermain, semuanya memiliki emosi yang berbeda.
Ini dapat membantu si Kecil juga memahami bahwa tidak semua orang akan bahagia sepanjang waktu dan itu tidak masalah.
Jadi, penting untuk memberi tahu anak bahwa ia tidak sendirian dan bahwa setiap orang dapat merasakan emosi yang sama seperti dirinya.
3. Jujur dengan perasaan yang Mama rasakan dan jangan memendamnya
Bukan rahasia umum lagi jika anak-anak melakukan apa yang orangtua mereka lakukan. Anak melihat bagaimana Mama bertindak dan berbicara, lalu akan meniru apa yang dilakukan.
Jika Mama adalah tipe orang yang suka memendam segala sesuatunya, anak juga akan mempelajari ini dan akhirnya melukainya dalam jangka panjang.
Selain itu, memendam perasaan juga dapat menunjukkan kepada anak bahwa menjadi emosi itu buruk dan dianggap lemah. Sehingga jika merasa sedih maka ia akan menahannya, karena itulah yang Mama lakukan.
Jujurlah dan beri tahu bahwa Mama juga merasakan emosi. Dengan mengakui emosi diri sendiri akan membuat anak tumbuh menjadi orang yang kuat ketika besar nanti.
4. Biarkan anak menunjukkan rasa kasih sayangnya pada orangtua
Salah satu cara seorang anak menunjukkan emosi adalah dengan bersikap penuh kasih sayang. Si Kecil mungkin ingin duduk di pangkuan, memeluk, memegang tangan, dan memberikan ciuman utnuk Mama.
Orangtua menjadi seluruh dunia bagi anak-anaknya, dan itu adalah hal yang manis ketika ia ingin menunjukkan kasih sayangnya pada Mama.
Sehingga, jangan mengabaikan ketika anak mencoba menunjukkan cintanya.
Namun memang Mama tidak harus selalu membiarkannya duduk di pangkuan dan memberikan ciuman, tetapi jika perlu dan waktunya tepat, Mama harus melakukannya.
Jadi pelajarilah tanda-tanda kasih sayang yang anak tunjukkan dan buat ia merasa istimewa.
Editors' Pick
5. Jadikan rumah tempat yang aman untuk berbagi emosi
Sebagai orangtua, keselamatan si Kecil perlu menjadi perhatian nomor satu. Mama ingin memastikan bahwa rumah tidak memiliki apa pun yang dapat melukai anak.
Namun selain rumah yang aman untuk fisik anak, Mama juga perlu menjadikan rumah sebagai tempat yang aman bagi anak untuk berbagi emosi.
Ini termasuk bagaimana Mama dan pasangan berinteraksi satu sama lain, berinteraksi dengan anak, dan teman mama.
Jika si Kecil berpikir ia akan diejek karena mengekspresikan dirinya sendiri, maka itu akan menghambat pertumbuhan emosionalnya.
6. Tunjukkan kasih sayang terhadap anak
Anak-anak suka menunjukkan kasih sayang mereka kepada orang yang mereka cintai dan hargai dengan berbagai cara, tetapi bukan hanya anak-anak yang harus menunjukkan kasih sayang di rumah.
Orangtua juga perlu menunjukkan kasih sayang kepada anak-anak dan orang-orang yang dicintai.
Meskipun memang tidak harus terlalu mesra, tetapi Mama perlu memberikan ciuman dan pelukan kepada anak-anak, baik itu pagi hari setelah bangun tidur atau ciuman sebelum tidur di malam hari.
Ini akan membuat anak tahu seperti apa hubungan yang sehat, dan menjadi panutan yang positif bagi anak untuk menunjukkan kasih sayangnya.
7. Libatkan anak dalam situasi sosial
Cara yang bagus bagi Mama untuk memperkenalkan balita ke dalam perilaku emosional yang positif adalah dengan menempatkannya ke dalam situasi sosial dengan anak-anak seusianya.
Berada di sekitar anak-anak lain seusianya, akan mengajari si Kecil bagaimana berperilaku di sekitar orang lain.
Ini juga akan mengajari anak bagaimana menjadi teman yang baik akan menjadi langkah yang baik dan diperlukan dalam pertumbuhan emosionalnya, karena ia membutuhkan semua jenis hubungan untuk sukses dalam hidup.
Jadi cobalah untuk mengajak anak ke taman bermain, sehingga ia dapat memiliki pertumbuhan emosional yang positif dengan berada dalam situasi sosial.
8. Biarkan anak mengekspresikan perasaannya dengan cara yang sehat
Selain hanya mengajari balita tentang emosi, Mama perlu mengajarinya bagaimana mengekspresikan perasaan dengan cara yang sehat.
Terkadang balita yang marah akan menangis, memukul, berteriak, atau melempar baramg, beri tahu bahwa ini bukan cara yang tepat untuk mengungkapkan kemarahan.
Untuk benar-benar memiliki pertumbuhan emosional yang positif, anak harus menemukan cara positif untuk mengekspresikan diri.
Ingat, cara mengekspresikan emosinya mungkin berbeda dari Mama, jadi terbukalah. Misalnya ketika marah, Mama dapat meminta anak untuk latihan bernapas, membayangkan pengalaman positif, atau mencoret-coret kertas, atau memukul bantal.
Dengan melakukan hal ini, Mama dapat mengajarinya keterampilan yang akan anak gunakan seumur hidupnya, dan tak menutup kemungkinan anak juga akan mengajarkan anak-anaknya tentang cara ini!
9. Beritahu anak bahwa ia boleh untuk merasa tidak bahagia
Ada begitu banyak tekanan yang diberikan masyarakat untuk selalu merasa bahagia sepanjang waktu dan ini bisa membuat anak-anak merasa aneh jika mereka sedih.
Meskipun Mama selalu ingin si Kecil merasa bahagia dan sehat, Mama juga perlu mengajarinya bahwa terkadang merasa sedih itu boleh saja. Merasakan emosi itu sehat dan perlu untuk menjalani kehidupan yang penuh.
Sehingga, luangkan waktu untuk berdiskusi dengan anak bahwa ia dapat merasakan apa pun yang diinginkan dan bahwa anak juga tidak harus selalu bahagia sepanjang waktu.
10. Hindari mengabaikan atau menyepelekan perasaan anak
Berapa kali Mama melihat balita kesal dan memberi tahunya bahwa itu bukan masalah besar?
Terkadang sebagai orangtua, ini bisa menjadi respons yang telah diprogramkan dalam diri dan generasi lain dari keluarga. Sehingga saat ini, Mama harus berhenti untuk mengabaikan atau menyepelekan emosi anak, dan membiarkannya merasakan apa yang sebenarnya dirasakan.
Meluangkan waktu untuk membiarkan anak menjelaskan perasaannya dan mengapa ia merasa seperti itu akan membantu pertumbuhan emosionalnya.
Jadi, lain kali anak merasa sedih atau marah, jangan beri tahu bahwa itu bukan masalah besar. Sebaliknya biarkan anak berbicara dan ia pasti akan merasa lebih baik setelah itu.
Nah itulah 10 tips membangun pertumbuhan emosional positif pada anak. Dengan menerapkan tips di atas, semoga si Kecil dapat tumbuh menjadi anak yang terbuka dengan perasaannya, sehingga ia tidak akan memendam perasaan yang bisa berujung pada ledakan emosi, stres, hingga depresi.
Baca juga:
- 5 Perilaku yang Menandakan Anak Cerdas Secara Emosional
- 7 Hal yang Tidak Boleh Mama Lakukan saat Anak Mengatakan Perasaannya
- 10 Cara Meningkatkan Kecerdasan Emosional Anak Sejak Dini