10 Tips Menumbuhkan Kesabaran pada Anak yang Mudah Gelisah
Melakukan kegiatan yang perlu menunggu, bisa jadi lebih menyenangkan
17 Maret 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Apakah si Kecil sering merengek atau marah-marah ketika diminta untuk menunggu? Yup, ada banyak anak-anak yang sering menunjukkan ketidaksabaran ketika gelisah. Setiap orangtua tentu ingin anak belajar bagaimana menerima atau menoleransi penundaan tanpa menjadi kesal.
Mama mungkin sudah tak asing dengan pertanyaan berulang seperti "Apakah kita sudah sampai?" ketika lima menit yang lalu sudah dijawab dengan jawaban yang pasti.
Jika ini sering terjadi bahkan mungkin mengganggu Mama, ada cara yang lebih mudah untuk mengajari balita bagaimana mengatur emosi dan mengurangi impulsif dengan mempraktikkan beberapa teknik membangun kesabaran.
Berikut Popmama.com telah merangkum 10 tips menumbuhkan kesabaran pada anak yang mudah gelisah, tips ini juga bisa membantu Mama meningkatkan kesabaran diri sendiri lho. Jadi, yuk ikuti tipsnya!
1. Dorong aktivitas fisik
Mendorong anak untuk melakukan sesuatu yang aktif secara fisik saat harus menunggu, bisa menjadi metode yang bagus untuk meningkatkan kesabaran.
Berjalan-jalan, melompat, memanjat, atau menari adalah beberapa contoh kegiatan yang dapat dilakukan saat bepergian, dan tidak memerlukan mainan atau peralatan olahraga. Melakukan aktivitas fisik akan mengalihkan fokusnya selama waktu menunggu yang biasanya dipenuhi dengan kegelisahan.
Selain membantu meningkatkan kesabaran dengan menggunakan pendekatan pengalihan, aktivitas fisik ini juga meningkatkan keterampilan motorik kasarnya dan memperluas rentang perhatiannya.
Dengan melakukan metode ini sebagai bentuk disiplin diri sejak kecil, nantinya anak dapat menggunakan cara ini untuk menghilangkan stres saat beranjak dewasa.
2. Kenali upaya anak
Ketika seorang anak diharuskan untuk menunggu, ia perlu mengatur diri untuk menolak impuls yang ingin dilakukan.
Ini tentu berbeda dengan bagaimana orang dewasa yang telah memiliki banyak latihan dan pengalaman hidup, yang umumnya tidak akan marah karena telah membentuk kemampuan untuk mengatasi kegelisahan atau penolakan.
Korteks prefrontal adalah yang mengembangkan keterampilan seperti kesabaran dengan mengatur impuls seperti emosi. Dengan kata lain, anak dengan otak kecilnya masih berusaha mencari cara untuk tidak marah ketika dia diberitahu "Tidak" atau "Tunggu."
Alih-alih memarahi anak, cobalah untuk memberikan dukungan dengan mengakui usaha si Kecil yang mencoba atau berhasil untuk bereaksi positif. Dengan memvalidasi dan menghargai perilaku positif, reaksi anak di masa depan akan lebih menyenangkan.
3. Mengajarkan anak nilai dari kepuasan yang tertunda
Sebagian besar dari orang dewasa tahu bahwa semua hal baik datang kepada mereka yang mau menunggu. Sehingga sangat penting untuk mengajarkan anak bahwa memiliki kesabaran, dapat terbayarkan.
Menunggu dapat mengajarkan anak ketahanan dan pengendalian diri yang diperlukan untuk melewati masa-masa sulit dalam hidup.
Namun, Mama mungkin bertanya-tanya bagaimana caranya mengajarkan nilai kepuasan yang tertunda ketika balita yang masih kecil dan tidak begitu memahami konsep waktu.
Nah untuk anak-anak yang lebih kecil, akan sangat membantu jika informasi disampaikan dalam potongan-potongan yang lebih kecil. Misalnya, menyimpan periode waktu dalam referensi kemarin, hari ini, dan besok memudahkan anak untuk mengingat atau meramalkan suatu skenario.
Mama juga dapat menggunakan pengatur waktu atau kalender sebagai referensi fisik untuk membantu menghitung mundur waktu atau hari.
4. Izinkan anak untuk menyampaikan pandangannya
Seringkali orangtua lupa bahwa anak adalah individu sendiri. Orangtua begitu fokus untuk mencoba mengubah perilaku atau meningkatkan keterampilan anak. Sebaliknya, hal paling penting yang dapat dilakukan untuk anak adalah dengan memberinya kesempatan untuk didengar.
Mungkin ada alasan logis mengapa anak merasa tidak sabar, seperti tidak diberi kesempatan untuk berkomunikasi.
Penggunaan gaya pengasuhan otoriter, dapat menekan harga diri anak yang bisa memunculkan gejala kesehatan mental yang lebih buruk di kemudian hari. Namun ini juga tidak berarti Mama harus mematuhi apa pun yang diungkapkan anak.
Nah, untuk menemukan cara yang tepat, akan sangat membantu untuk mendorong percakapan dua arah. Percakapan juga dapat digunakan sebagai kesempatan untuk membantu balita dalam melabeli emosinya.
Ini juga menjadi keterampilan mengatasi yang hebat, yang dapat ia gunakan untuk mengatasi stres di masa depan.
Editors' Pick
5. Contohkan perilaku sabar dihadapan anak
Panutan yang paling berpengaruh adalah orangtua. Tata krama, kepribadian, dan keterampilan mengatasi masalah secara bertahap berkembang seiring waktu dengan memerhatikan perilaku orangtuanya.
Anak bisa mendapatkan manfaat besar ketika ia dibesarkan dalam lingkungan yang tenang, dengan orangtua yang secara aktif berlatih memperluas kecerdasan emosional mereka.
Misalnya, ketika Mama bereaksi negatif karena dorongan hati atau emosi, alih-alih melindungi anak dari 'kekacauan', Mama dapat menggunakan kesempatan ini untuk mengakuinya, dan mengatakan pada anak bahwa Mama akan mengarahkan diri sendiri untuk memperbaiki perilaku.
Ini mengajarkan si Kecil bahwa tidak apa-apa untuk membuat kesalahan, tetapi penting untuk menyesuaikan dan melakukan koreksi.
6. Ajari anak keterampilan mengatasi yang sehat
Mengembangkan keterampilan koping atau mengatasi adalah pekerjaan seumur hidup, dan dapat dilakukan dengan berbagai cara tergantung pada mekanisme yang digunakan oleh otak ketika menghadapi situasi yang penuh tekanan.
Ketika menggambarkan kesabaran, Mama mungkin menggunakan kata-kata seperti tenang, relaks, atau santai. Namun, untuk memiliki sikap tenang atau santai selama situasi stres, otak harus sudah terbiasa dengan menggunakan keterampilan koping yang sehat.
Ada banyak cara untuk mendorong anak mengembangkan keterampilan koping yang sehat untuk menenangkan diri. Misalnya latihan seperti pernapasan dalam, menggunakan kata-kata untuk melabeli perasaan, dan bermain game seperti scrabble, puzzle, rubik.
Dengan membuat si Kecil lebih nyaman, dan menggunakan strategi koping yang sederhana namun efektif, melakukan kegiatan yang membutuhkan kesabaran akan menjadi jauh lebih mudah.
7. Buat tangan si Kecil tetap sibuk
Cara lain yang bagus untuk mengajari kesabaran pada anak yang gelisah sambil mempromosikan keterampilan koping yang sehat, adalah dengan menyibukkan tangannya saat menunggu.
Penggunaan keterampilan motorik halus, ketangkasan tangan, dan koordinasi mata-tangan menuntut balita untuk memusatkan perhatian pada apa yang ada di tangan.
Oleh karena itu, alat atau mainan yang perlu diremas, dicubit, ditekuk, dan sebagainya sangat bagus untuk mengurangi ketegangan dan kecemasan.
Semakin sering anak ditenangkan, jalur saraf di otaknya akan menguat yang membantu mengatur perasaan seperti gelisah. Orangtua dapat menggunakan hampir semua mainan atau benda yang menarik minat anak mereka.
Namun tentu saja, sebelum membeli mainan, perhatikan batasan usia atau masalah keamanan, untuk menghindari balita tersedak benda-benda kecil.
8. Berikan waktu untuk beristirahat dan merefleksikan perhatian
Setelah si Kecil menjalani kegiatan yang di mana kesabarannya diuji, apakah itu sukses atau tidak, penting untuk memberikan waktu anak agar beristirahat dan merefleksikan perilaku untuk mendapati diri yang lebih sehat.
Refleksi memungkinkan otak mengevaluasi bagaimana cara kita menghadapi stresor dan apa yang dibutuhkan untuk mengatasi waktu berikutnya dengan lebih efektif.
Dengan merefleksi apa yang dilakukan saat menunggu, dapat mendorong anak untuk menyadari reaksi, perilaku, dan respons fisiknya, serta melakukan penyesuaian jika diperlukan.
Istirahat juga merupakan komponen penting untuk memperbaiki perilaku seperti ketidaksabaran dan impulsif. Membiarkan tubuh dan pikiran rileks setelah kejadian berat, mengajarkan pentingnya perawatan diri.
Siapa pun, orang dewasa dan anak-anak, mendapat manfaat dari mengisi ulang baterai mental mereka.
9. Ajukan pertanyaan dengan nada positif
Pertanyaan bisa rumit. Orangtua perlu berhati-hati dalam mengajukan pertanyaan, terutama selama masa-masa sulit di mana anak sudah merasa tidak nyaman.
Namun, mengajukan pertanyaan (bahkan yang sulit) menggunakan nada lembut dan sambil menjaga pertanyaan tetap terbuka, dapat membantu anak untuk lebih fokus pada masa kini daripada ketidakpastian masa depan.
Dengan mengajukan pertanyaan terbuka, itu membutuhkan lebih dari jawaban "YA" atau "TIDAK". Ketika anak harus mencari jawabannya, itu akan mencuri perhatian dari respons biologis tubuh (seperti merasa gelisah).
Sehingga begitu si Kecil lebih tenang, jauh lebih mudah untuk mengalihkan ke aktivitas lain yang disebutkan sebelumnya.
10. Tetapkan harapan yang realistis
Setiap anak berbeda, oleh karena itu harapan orangtua tentang bagaimana dan berapa lama waktu yang dibutuhkan anak untuk belajar pengaturan diri dan kesabaran tidak dapat dipastikan.
Dengan begitu banyak potensi hambatan seperti faktor usia, pembelajaran, perkembangan, dan sosial ekonomi, sangat penting untuk menjaga perjalanan ini agar tetap berfokus pada anak.
Maka itu, setiap orangtua penting untuk menetapkan harapan empatik berdasarkan kebutuhan si Kecil, bukan membandingkan anak dengan anak lain seusianya. Dengan menetapkan harapan yang realistis, setiap pencapaian selama perkembangan anak akan jauh lebih bermanfaat.
Nah itulah 10 tips menumbuhkan kesabaran pada anak yang mudah gelisah. Semoga tips di atas, dapat membantu Mama untuk menumbuhkan kemampuan si Kecil dalam mempraktekkan cara menenangkan diri, daripada dipaksa (disiplin) untuk mematikan emosi panas yang dipicu dari stres.
Dengan menerapkan keterampilan koping yang sehat, ini akan meminimalkan kemungkinan anak untuk menggunakan perilaku berisiko atau impuls yang tidak sehat di kemudian hari.