9 Tips Pengasuhan Positif yang Mengajarkan Anak Perilaku Baik

Menekankan anak untuk memiliki perilaku yang saling menghormati satu sama lain

20 Februari 2022

9 Tips Pengasuhan Positif Mengajarkan Anak Perilaku Baik
Freepik/Racool-studio

Pada tahun 1920, psikiater Wina Alfred dan Rudolf Dreikurs berpendapat bahwa hubungan yang dimiliki anak dengan keluarga, secara signifikan berkontribusi pada perkembangan kepribadiannya.

Ketika orangtua menanamkan pengasuhan positif, maka tak menutup kemungkinan tumbuh berperilaku baik pada anak.

Menariknya, dari banyaknya gaya pengasuhan anak, ada gaya pengasuhan positif yang menekankan pentingnya saling menghormati dan menggunakan instruksi positif untuk mendisiplinkan anak.

Gaya pengasuhan ini berfokus pada pengajaran perilaku positif di masa depan daripada menghukum perilaku buruk masa lalu. Inilah yang membuat orangtua dengan pengasuhan ini, menganut prinsip pengasuhan yang lebih lembut kepada anak-anak mereka. 

Jika Mama ingin menerapkan gaya pengasuhan positif pada anak, berikut ini Popmama.com telah merangkum beberapa pola pengasuhan positif yang, cermati tips mengajarkan anak perilaku baik. Baca terus ya, Ma!

1. Selalu tunjukkan kasih sayang kepada anak

1. Selalu tunjukkan kasih sayang kepada anak
Freepik

Dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention, tahun-tahun awal kehidupan seorang anak sangat penting untuk perkembangan yang sehat.

Ini juga berarti bahwa anak-anak dari semua kemampuan, termasuk anak-anak dengan kebutuhan khusus, perlu tumbuh di lingkungan yang memenuhi kebutuhan sosial dan emosional mereka.

Memiliki rumah yang aman, penuh kasih, dan menghabiskan waktu bersama untuk bermain, bernyanyi, membaca, dan berbicara, mendorong perkembangan yang sehat dan mendorong anak-anak untuk memiliki pandangan dunia yang lebih positif.

2. Bantu anak mengembangkan rasa tanggung jawab

2. Bantu anak mengembangkan rasa tanggung jawab
Freepik

Seiring bertambahnya usia anak, mintalah anak-anak untuk membantu pekerjaan rumah tangga. Pastikan untuk memberikan anak tugas yang sesuai dengan usia serta kemampuannya ya, Ma!

Misalnya anak balita dapat membantu Mama merapikan tempat tidurnya, membereskan mainan sendiri, dan membuang sampah ke tempatnya. Sedangkan anak yang lebih besar dapat membantu Mama berbelanja bahan makanan, menyapu, dan mencuci pakaian.

Selain itu, pastikan anak juga berpartisipasi dalam kegiatan rumah yang menyatukan keluarga, seperti mengatur meja saat makan malam.

Tugas rumah tangga yang membuat anak berkontribusi pada pemeliharaan rumah yang sehat, dapat mengajarkan kemandiriannya. Memberikan tugas rumah juga dapat membuat anak merasa bangga dengan kenyataan bahwa ia  berperan untuk mengambil tanggung jawab ini.

Pastinya, tugas Mama juga semakin lebih ringan lho!

3. Ajari anak tentang menghormati diri sendiri dan orang lain

3. Ajari anak tentang menghormati diri sendiri orang lain
Pexels/Eren Li

Sejak kecil, Mama dapat menanamkan anak The Golden Rule, di mana anak harus memperlakukan orang lain sebagaimana ia ingin diperlakukan.

Nah, karena balita cenderung mengulangi apa yang ia lihat di rumah, orangtua perlu menjadi teladan yang baik bagi anak. Jika anak melihat Mama membantu seseorang yang membutuhkan, ia cenderung akan meniru perilaku ini.

Mendaftarkan anak pada kegiatan berkelompok, seperti olahraga atau menari, juga dapat mengembangkan empati dan perilaku positif lainnya pada anak-anak.

Editors' Pick

4. Mendisiplinkan anak dengan lembut

4. Mendisiplinkan anak lembut
Freepik/Kuprevich

Mendengar kata 'Mendisiplinkan' seringkali terlintas di benak sebagai hukuman atau omelan. Namun ingatlah bahwa mendisiplinkan seorang anak tidak harus kejam.

Dilansir dari Positive Discipline, Dr. Jane Nelson, terapis pernikahan dan keluarga berlisensi, dan konselor anak, pemberian mengarah ke empat 'r yang tidak membantu anak-anak belajar, yaitu resentment (dendam), rebellion (pemberontakan), revenge (balas dendam), dan retreat (mundur).

Umumnya, hukuman juga tidak menghentikan perilaku buruk dan tidak mengajarkan perilaku yang baik. Nelson juga mengatakan waktu merefleksi kesalahan sendiri di kamar atau time-out juga tidak digunakan dengan benar oleh orangtua.

Time-out tidak dimaksudkan untuk menghukum, karena mereka mengisolasi dan membatasi gerakan anak, yang lebih menghukum anak. Sedangkan, waktu menyendiri ini dimaksudkan untuk mengeluarkan anak dari lingkungan yang terlalu merangsang yang menciptakan perilaku buruk, dan menenangkan diri.

Sebaliknya, gunakanlah time-in, yang menekankan koneksi, bukan isolasi. Ini ditemukan oleh beberapa orangtua sebagai alternatif time-out. Dilansir dari Parents, anak-anak yang merasa terhubung dengan orangtua lebih cenderung mengikuti bimbingan mereka.

5. Buatlah aturan yang jelas dengan konsekuensi yang konsisten

5. Buatlah aturan jelas konsekuensi konsisten
Freepik/prostooleh

Setiap anak harus memahami konsekuensi dari melanggar aturan, jauh sebelum aturan tersebut diberlakukan. Selain itu, orangtua juga harus konsisten dan menindaklanjutinya.

Tanpa konsistensi, akan ada kebingungan, dan inilah yang membuat anak akan menguji atau menantang batas untuk melihat seberapa jauh ia bisa melangkah.

Sehingga, jangan membuat ancaman kosong untuk menghilangkan perilaku buruk anak jika Mama tidak berencana untuk menindaklanjutinya.

6. Bantu anak Menetapkan SMART, atau tujuan yang dapat dicapai

6. Bantu anak Menetapkan SMART, atau tujuan dapat dicapai
Freepik/Gpointstudio

Mengenali keterampilan dan minat khusus si Kecil, dapat membantu anak dalam menetapkan tujuan. Tanyakan kepada anak apa yang ingin ia capai atau hal apa yang ingin anak kuasai dan banggakan jika berhasil.

Misalnya, ketika anak mama ingin menggambar lebih banyak. Bantu anak mencapai tujuan yang spesifik dengan konsep S.M.A.R.T, alias specific (spesifik), measurable (terukur), achievable (dapat dicapai), relevant (relevan), dan timely goals (tepat waktu). 

Sehingga, alih-alih memiliki tujuan untuk menggambar lebih banyak, Mama dan anak dapat menetapkan gambar apa yang diinginkan untuk dikerjakan pada waktu tertentu. Misalnya, anak akan belajar menggambar hewan jerapah selama tiga hari.

Dengan menetapkan konsep ini, anak tidak akan terlalu bergantung pada persetujuan orang lain jika ia bertekad untuk mencapai tujuannya.

7. Berikan pujian pada perilaku positif anak

7. Berikan pujian perilaku positif anak
Pexels/RODNAE Productions

Ketika orangtua cenderung pada perilaku buruk anak, cobalah lakukan sebaliknya, yaitu perhatikan setiap perilaku baik anak dan berikan pujian.

Orangtua perlu lebih berfokus perilaku positif anak dan memberikannya pujian. Misalnya dengan mengatakan "Kamu bekerja sangat keras untuk menggambar ini!". Memberikan pujian tandanya juga mendukung anak dalam menghadapi tantangan baru.

Ini juga mendorong anak untuk berfokus pada proses daripada hasil, yang akan membantunya mengurangi kecemasan dan stres di usia sekolah nanti.

8. Jangan lupa untuk menjaga diri

8. Jangan lupa menjaga diri
Freepik/Jcomp

Seperti yang disebutkan sebelumnya, gaya pengasuhan positif ini lebih menunjukkan kelembutan saat membimbing dan mendisiplinkan seorang anak. 

Namun, tak dapat dipungkiri sulit untuk menjadi orangtua yang tenang dan santai jika Mama mengalami stres, merasa cemas atau sedih.

Sehingga, cobalah untuk menemukan waktu setiap hari, atau setidaknya sekali seminggu untuk membiarkan diri  bersantai atau melakukan sesuatu yang Mama sukai. Meskipun sulit dilakukan, tetapi pastikan Mama mengizinkan diri untuk meluangkan waktu me-time.

Pergi ke salon untuk melakukan perawatan rambut, membeli makanan penutup favorit, relaksasi, dapat membuat perbedaan untuk mengatasi kelelahan fisik maupun emosional.

9. Jangan pernah menyerah pada anak

9. Jangan pernah menyerah anak
Freepik/Jcomp

Ingatlah bahwa semua masalah Mama dengan anak dapat diselesaikan dengan kelembutan, humor, niat baik, dan ketekunan. Dengan dukungan orangtua yang tepat, bahkan remaja yang paling bermasalah sekali pun bisa menjadi orang yang luar biasa dan berperilaku positif.

Namun, setiap hal membutuhkan proses. Dan menanamkan perilaku baik pada anak tidak bisa dalam sekejap mata saja. Selalu mengingat tujuan, dapat membuat Mama tetap semangat dan tidak menyerah dalam menerapkan gaya pengasuhan positif ini.

Nah itulah beberapa tips pengasuhan positif yang mengajarkan anak perilaku baik. Mengadopsi kiat-kiat ini untuk keluarga mungkin memerlukan sedikit penyesuaian, tetapi tetaplah melakukannya. Nantinya Mama akan melihat perubahan dalam perilaku anak dan menyukai hasilnya.

Ketika Mama Papa menerapkan kasih sayang dan kebaikan ke dalam praktik pengasuhan anak, kita akan mendapatkan hasil yang jauh lebih baik, dan seluruh keluarga akan menjadi lebih bahagia dan lebih sehat.

Baca juga:

The Latest