Ketahui 5 Cara Mengasuh Anak dengan Sifat Keras Kepala
Anak sulit dinasihati dan keras kepala? Ini dia solusinya!
22 Maret 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Gaya parenting orangtua berpengaruh pada kepribadian si Anak ketika ia beranjak besar. Namun, ada beberapa anak yang mungkin dilahirkan dengan sifat-sifat yang menjadi tantangan bagi orangtua.
Salah satu contohnya adalah anak yang cenderung keras kepala. Orangtua harus berpikir keras dan bekerja ekstra demi menghadapi sifat anak yang seperti itu.
Apalagi, jika dibentak atau dimarahi justru sifat keras kepalanya bisa semakin memburuk. Anak akan mengikuti sifat pemarah dari orangtua dan sering berteriak. Salah satu cara yang bisa Mama lakukan adalah dengan memberi perhatian secara penuh.
Popmama.com ingin membantu Mama dengan memberikan 5 cara mengasuh anak dengan sifat keras kepala jika sedang menghadapi rasa bingung ini. Simak informasi di bawah ini.
1. Sering berkomunikasi dengan anak
Komunikasi adalah kunci utama dalam sebuah hubungan. Dalam hal ini, termasuk hubungan keluarga khususnya antara anak dan orangtua.
Berkomunikasi dapat membantu Mama menghadapi sifat keras kepala anak. Mama bisa mendengarkan keinginan anak dan menjalin komunikasi dua arah dengannya.
Selain itu, anak pun perlu diajarkan untuk mendengarkan pendapat orang lain dan menghargainya tanpa harus bersikeras.
Namun, Mama juga perlu mengetahui bahwa pendapat anak pun juga perlu didengarkan. Hal ini akan mencegahnya semakin keras kepala. Selain itu juga dapat membuatnya merasa penting dan menjadi lebih tenang tanpa melakukan perlawanan.
Editors' Pick
2. Jangan terlalu sering memaksa anak
Tidak ada yang senang ketika dipaksa orang lain.
Ketika Mama memaksa anak untuk melakukan sesuatu yang bukan dari kehendaknya, anak yang keras kepala cenderung akan memberontak dan melawan.
Oleh karena itu, perlu adanya trik alternatif agar anak bisa menuruti orangtua tanpa harus dipasa.
Contohnya, sekarang ini banyak anak yang sudah mengenal teknologi dan memiliki gadget sendiri. Anak yang penurut bisa membatasi waktu bermainnya sendiri. Namun, beda kasus jika anak memiliki sifat keras kepala.
Alih-alih memaksanya untuk berhenti, Mama bisa memberikan waktu untuknya refreshing dengan bermain gadget.
Setelah waktu bermain habis, alihkan anak untuk refreshing atau melakukan aktivitas menarik lainnya, seperti bernyanyi, menggambar, atau bermain di halaman.