Cacingan pada Balita, IDAI: Disebabkan oleh Sanitasi Buruk
Kebersihan di lingkungan tidak boleh disepelekan, Ma
6 Februari 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Salah satu masalah kesehatan yang masih memprihatinkan di Indonesia adalah penyakit kecacingan. Penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh kurangnya kebersihan pada lingkungan.
Padahal, penyakit ini harus lebih diperhatikan dan diwaspadai oleh Mama agar anak tidak tertular.
Dalam media briefing "Cacingan pada Anak" oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dikatakan bahwa penyakit kecacingan ini tidak boleh diremehkan karena dapat berdampak pada generasi anak-anak sekarang.
"Penyakit kecacingan berpotensi merugikan generasi anak-anak bangsa," ucap Ketua Pengurus Pusat IDAI Dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K).
Ia pun melanjutkan, "Pengobatan (kecacingan pada anak) sebetulnya sudah ada, hanya saja mungkin ada hal-hal yang perlu diperhatikan."
Untuk memperjelas informasi, Popmama.com sudah rangkumkan cacingan pada balita yang disebabkan oleh sanitasi buruk. Simak informasi di bawah ini dengan seksama, Ma.
1. Apa itu kecacingan pada balita?
Kecacingan pada balita adalah infeksi dari cacing yang ditularkan melalui tanah (soil transmitted helminths/STHi) kepada balita yang melakukan kontak langsung.
Beberapa cacing yang harus diwaspadai, antara lain cacing gelang, cacing cambuk, dan cacing tambang. Cacing yang paling banyak di Indonesia sendiri adalah cacing tambang (Necator americanus).
Dr. Ayodhia Pitaloka Pasaribu, MKed (Ped), SpA(K), PhD menyampaikan bahwa prevalensi cacingan di Indonesia masih sangat tinggi, yaitu bervariasi antara 2,5% hingga 62%.
"(Prevalensi kecacingan) biasanya ditemukan pada wilayah-wilayah dengan penduduk yang kurang mampu dan sanitasi buruk," ucapnya.
Editors' Pick
2. Cara penularan kecacingan pada balita
Kecacingan merupakan penyakit yang ditularkan secara langsung maupun tidak langsung.
Pasalnya, awal seorang anak terkena penyakit cacing adalah ketika ia bermain di tempat yang kotor dan memegang barang yang terkontaminasi cacing. Anak kemudian memasukan tangan yang belum bersih ke dalam mulut sehingga cacing masuk ke usus.
Kemudian, ia buang air besar sembarangan atau kotorannya dijadikan sebagai pupuk. Telur cacing yang berada di kotoran ikut mengkontaminasi tanah. Hal ini bisa berdampak pada sayur-sayuran atau tanaman yang bisa dikonsumsi.
Jika sayuran yang telah terkontaminasi tidak dibersihkan atau dimasak dengan benar, telur-telur cacing tersebut dapat menginfeksi tubuh anak yang mengonsumsinya.