Anak 4 Tahun di Pekanbaru Jadi Korban Dugaan Penganiayaan di Daycare

Kasus ini dilaporkan oleh salah satu pengasuh kepada orangtua korban

9 Agustus 2024

Anak 4 Tahun Pekanbaru Jadi Korban Dugaan Penganiayaan Daycare
Popmama.com/Shania Tabina Anandanoe

Belum lama ini, publik dikejutkan lagi dengan kasus penganiayaan kepada anak di bawah umur. Kali ini, kasus dugaan penyiksaan anak berumur 4 tahun terjadi di Early Steps Daycare Pekanbaru, Riau.

Setelah terungkap ke permukaan, deretan fakta terbaru muncul satu persatu atas kasus tersebut. Terungkap, anak 4 tahun yang menjadi korban itu diduga diikat dengan lakban pada baby chair. Anak itu bahkan tak diberi makan dan minum, serta alami luka lebam.

Kasus ini kabarnya terungkap saat orangtua korban mendapatkan laporan dari salah satu pengasuh di tempat tersebut. Aya Sopia (41) sebagai orangtua korban menceritakan kronologi kejadian yang diduga menimpa anaknya saat dihubungi tim IDN Times.

Lebih jelasnya, berikut kabar anak 4 tahun di Pekanbaru jadi korban dugaan penganiayaan di daycare telah Popmama.com rangkumkan secara detail berikut ini.

Editors' Pick

1. Aya mendapatkan laporan dari salah satu pengasuh di daycare itu

1. Aya mendapatkan laporan dari salah satu pengasuh daycare itu
Instagram.com/phy_losophy

Menurut laporan IDN Times Sumut, awalnya salah satu pengasuh di daycare itu keluar diam-diam dan meminta nomor handphone Aya kepada papa korban. Itu diketahui terjadi pada tanggal 28 Mei 2024.

Setelah mendapatkan nomor handphone, Aya menceritakan kalau si pengasuh itu melaporkan kejadian yang dialami oleh anaknya selama di tempat penitipan anak.

Aksi itu dilakukan karena pengasuh itu merasa kasihan dengan anaknya Aya, sehingga memvideokan semuanya dan mengirimkan itu kepada Aya.

"Setelah dapat nomor handphone saya, pengasuh itu melaporkan (kejadian dugaan penganiayaan) yang dialami oleh anak saya selama di tempat penitipan. Pengasuh itu kasihan melihat anak saya diperlakukan seperti itu, sehingga memvideokan dan memberitahu saya," ujarnya, Kamis (8/8/2024).

2. Korban tak diberi makan dan minum, hingga alami luka lebam

2. Korban tak diberi makan minum, hingga alami luka lebam
Instagram.com/phy_losophy

Kabarnya, sang anak awalnya diikat menggunakan kain selama berada di daycare. Namun, korban kemudian diikat menggunakan lakban karena dia merupakan anak yang cukup aktif, sehingga ikatan itu dapat mudah lepas.

"Anak saya ini 'kan orangnya aktif. Jadi, mudah sama dia untuk melepaskan ikatan kain. Jadi, diubah ikatan menggunakan isolasi," terang Aya.

Tak hanya itu saja, Aya juga menjelaskan bahwa anaknya tak diberi makan dan minum selama dititipkan di daycare tersebut. Anaknya bahkan dimasukkan ke dalam ruangan bayi agar teman-temannya tak melaporkan kejadian kepada orangtua.

Selain itu, korban kabarnya juga mengalami luka lebam. Mengenai lebam pada badan anak, Aya dan suaminya tak pernah curiga. Namun, mereka baru menyadari anaknya sudah disiksa saat mendapatkan laporan dan video tersebut.

"Setelah mendapat laporan dan video dari salah satu pengasuh, baru saya sadar, anak saya sudah disiksa selama di tempat penitipan," katanya lagi.

3. Polisi telah tetapkan pemilik daycare sebagai tersangka

3. Polisi telah tetapkan pemilik daycare sebagai tersangka
IDN Times/Fanny Rizano
Foto lokasi Early Steps Daycare. Foto: IDN Times/Fanny Rizano

Dalam kasus ini, Satuan Reserse Kriminal Polresta Pekanbaru sudah menetapkan satu orang sebagai tersangka. Dia adalah WF, sosok pemilik tempat penitipan anak Early Steps Daycare.

Pada 6 Agustus 2024 lalu, Aya sudah dipanggil oleh penyidik dan mengatakan bahwa WF tak bisa ditahan. Katanya, itu karena ancaman hukumannya di bawah 5 tahun.

"Kami dipanggil oleh penyidik dan mengatakan, kalau pelaku (WF) tidak bisa ditahan karena ancamannya di bawah 5 tahun," katanya.

Selain itu, kabarnya masih ada seorang terlapor yang disebutkan dalam laporan Aya. Dia adalah pengasuh berinisial D yang bekerja di daycare tersebut. Terkait D, kabarnya statusnya kini belum ditetapkan sebagai tersangka.

Aya sebagai orangtua pun berharap agar dirinya mendapatkan keadilan atas apa yang diterima oleh anaknya saat ini. Kita doakan saja kasus ini bisa menemukan titik terang dan keadilan yang sebenar-benarnya. Semoga kasus serupa tidak lagi terjadi di kemudian hari.

Baca juga:

The Latest