Makanan manis adalah makanan yang dinikmati banyak orang, terutama anak-anak. Memakan makanan manis dan meminum minuman manis sering kali dinikmati untuk memperbaiki suasana hati yang buruk.
Makanan seperti permen, es krim, kue, dan minuman seperti soda adalah beberapa contoh makanan dan minuman manis yang sering dinikmati, bahkan bisa saja dikonsumsi setiap hari dan setiap saat.
Mama juga terkadang memberikan makanan manis sebagai makanan penutup, atau sekedar untuk memperbaiki mood anak, bukan?
Walau kandungan gula dalam makanan manis dapat memberi energi cadangan dan memperbaiki suasana hati, asupan dalam jumlah berlebih bisa memicu banyak masalah kesehatan.
Mengonsumsi makanan manis dapat menyebabkan gigi anak berlubang nih, Ma. Gigi berlubang karena makanan manis bukan disebabkan oleh kandungan gulanya, tetapi dari sisa makanan manis yang menempel pada gigi.
Melansir dari National Institute of Dental and Craniofacial Research, sisa makanan manis yang menempel pada gigi dan tidak segera dibersihkan akan menyebabkan munculnya plak. Plak inilah yang menjadi penyebab gigi berlubang.
Plak menumpuk dan bakteri yang ada dalam mulut menyebabkannya menjadi asam. Asam inilah yang mengikis gigi dan membuat gigi akhirnya mengalami lubang atau karies.
Jika gigi anak sudah berlubang, ia akan mengalami banyak gejala sakit gigi, seperti sakit saat mengunyah dan gigi sensitif terhadap suhu makanan atau minuman.
Pencegahan gigi berlubang pada anak yang bisa Mama lakukan adalah dengan beberapa hal berikut:
Pastikan anak mengonsumsi air putih setelah mengonsumsi makanan manis untuk menurunkan risiko sisa makanan yang menempel pada gigi
Pastikan kebersihan gigi anak terjaga dengan membersihkan gigi secarra rutin minimal 2 kali sehari. Disarankan menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride agar kesehatan gigi terjaga
Batasi pengonsumsian makanan manis dan perbanyak konsumsi buah dan sayur yang kaya serat untuk anak
Penuhi kebutuhan kalsium pada anak untuk memperkuat kondisi gigi dengan mengonsumsi makanan seperti keju atau yoghurt
Jangan lupa untuk rutin melakukan pemeriksaan gigi dengan dokter gigi
2. Diabetes
Pexels/Polina
Diabetes adalah penyakit paling umum yang diketahui jika sudah membicarakan konsumsi gula berlebih. Diabetes sendiri terbagi dari tipe 1 dan 2.
Diabetes tipe 1 terjadi ketika sistem kekebalan tubuh salah mengenali dan menyerang sel-sel yang memproduksi insulin di pankreas. Kurangnya insulin dapat menyebabkan gangguan dalam pengaturan kadar gula darah dan dapat menyebab gula menumpuk di aliran darah.
Kemudian, diabetes tipe 2 adalah penyakit kronis yang memengaruhi cara tubuh anak memproses gula (glukosa). Pada diabetes tipe 2, sel-sel tubuh menjadi kurang responsif terhadap insulin. Akibatnya, glukosa tetap berada dalam darah, menyebabkan peningkatan kadar gula darah.
Anak yang menderita diabetes memiliki gejala seperti mudah dehidrasi, mendengkur saat bernapas, luar biasa mengantuk atau tidak berenergi, nafsu makan besar dan rasa lapar ekstrem, dan turun berat badan secara tiba-tiba.
Diketahui tidak ada obat untuk penyembuhan diabetes. Maka itu, Mama bisa mencegah diabetes pada anak dengan beberapa cara berikut:
Berikan makan yang seimbang untuk anak. Ajari anak untuk mengenali porsi makan yang sehat dan menghindari makan berlebihan. Batasi konsumsi makanan tinggi gula dan pertahankan gula darah dalam kisaran normal
Bantu anak untuk melakukan aktivitas fisik. Ajak anak berolahraga seperti berjalan kaki, bersepeda, atau berenang
Pastikan anak menjalani pemeriksaan kesehatan secara rutin agar terpantau tanda-tanda awal diabetes atau faktor risiko lainnya
Jika anak mengidap diabetes, Mama bisa mengatasinya dengan mengontrol diabetes anak untuk menghindari komplikasi dengan cara berikut:
Mengutip The British Diabetic Association, si kecil perlu memeriksa kadar glukosa darah agar tidak terlalu rendah atau terlalu tinggi dengan menggunakan alat penguji glukosa darah beberapa kali sehari.
Mempertahankan gula darah dalam kisaran normal dapat mengurangi kemungkinan gejala gula darah tinggi atau rendah dan menurunkan risiko masalah kesehatan jangka panjang yang terkait dengan kontrol diabetes yang buruk
Diet sehat dibarengi dengan pemantauan gula darah rutin dan terapi insulin
Editors' Pick
3. Obesitas
Pexels/Andres
Makanan dan minuman yang mengandung gula tambahan biasanya mengandung kalori. Semakin banyak gula tambahan dikonsumsi maka makin banyak juga kalori yang masuk ke tubuh.
Mengonsumsi makanan dan minuman yang kaya gula dapat dengan cepat meningkatkan asupan kalori anak tanpa memberikan rasa kenyang yang tahan lama. Alhasil, anak jadi terus menerus mengonsumsi makanan manis dan membentuk kebiasaan makanan yang buruk.
Kebiasaan makan yang buruk inilah yang berkontribusi pada peningkatan risiko obesitas dan masalah kesehatan lainnya di kemudian hari.
Hal yang bisa Mama lakukan untuk mencegah risiko obesitas pada anak adalah dengan beberapa cara berikut:
Sediakan makanan sehat dan bergizi di rumah. Jaga porsi makan anak sesuai kebutuhan mereka dan hindari memberi makan berlebihan
Anjurkan anak untuk minum air putih. Jus buah segar tanpa gula bisa jadi alternatif jika anak ingin minum minuman dengan rasa manis
Dorong dan ajak anak untuk melakukan aktivitas fisik
Tetapkan rutinitas makan yang teratur
4. Glaukoma
Freepik/senivpetro
Ternyata, konsumsi gula yang berlebihan juga memunculkan risiko penyakit mata lho, Ma!
Glaukoma adalah kondisi yang terkait dengan tekanan tinggi di dalam mata yang dapat merusak saraf optik dan menyebabkan kerusakan penglihatan. Merangkum Health Line, diabetes bisa menyebabkan glaukoma lewat retinopati diabetik.
Retinopati diabetik adalah komplikasi diabetes dan bentuk paling umum dari penyakit mata diabetik. Retinopati diabetik biasanya menyerang orang yang sudah lama menderita diabetes.
Glaukoma terdiri dari dua jenis, yakni glaukoma sudut tertutup dan glaukoma sudut terbuka. Diabetes bisa menjadi penyebab glaukoma sudut terbuka. Glaukoma jenis ini terjadi karena adanya tekanan bola mata secara perlahan dan menyebabkan kehilangan penglihatan secara bertahap.
Gejalanya dapat berupa bintik buta di bagian tepi penglihatan pada kedua mata. Pada kasus yang lebih parah, akan menimbulkan gejala tunnel vision atau menyempitnya lapang pandang secara ekstrem.
Untuk mencegah risiko glaukoma karena diabetes, Mama bisa melakukan beberapa cara berikut:
Manajemen diabetes. Caranya dengan teratur menjaga kadar gula darah anak pada kisaran aman, dorong anak agar rajin olahraga, dan beri konsumsi makanan sehat
Glaukoma tahap awal tidak memiliki gejala, maka dari itu penting untuk melaksanakan pemeriksaan mata secara teratur
5. Hati berlemak
Freepik
Asupan fruktosa yang tinggi dan berlebih dapat meningkatkan risiko penyakit hati berlemak atau fatty liver.
Penyakit hati berlemak atau fatty liver adalah kondisi di mana terjadi penumpukan lemak yang berlebihan dalam sel-sel hati. Fruktosa yang dikonsumsi dari makanan dan minuman manis dipecah oleh organ hati.
Sejumlah besar gula tambahan dalam bentuk fruktosa membebani hati, menyebabkan penyakit hati berlemak non-alkohol (NAFLD), suatu kondisi yang ditandai dengan penumpukan lemak yang berlebihan di hati tanpa adanya konsumsi alkohol yang berlebihan.
Biasanya NAFLD pada tahap awal tidak menimbulkan gejala. Namun, jika tidak diobati, NAFLD dapat berkembang menjadi bentuk yang lebih serius, yaitu non-alkoholik steatohepatitis (NASH), yang melibatkan peradangan dan kerusakan sel hati.
Penyakit ini diketahui masih berkaitan dengan penyakit diabetes dan obesitas. Maka, Mama bisa mencegah penyakit ini dengan cara menerapkan pola makan sehat pada anak dan mendorongnya untuk selalu berolahraga secara teratur.
Mama juga disarankan untuk memeriksa kesehatan organ hati anak dengan berkonsultasi dengan dokter.
6. Penyakit jantung
Freepik
Konsumsi gula berlebih juga dapat merusak kesehatan jantung. Gula yang dikonsumsi tidak secara langsung mempengaruhi jantung, tapi merusak kesehatan jantung lewat regulasi gula-gula yang ada di dalam saluran darah.
Dilansir dari laman resmi Kementerian Kesehatan RI, sebuah studi menemukan bahwa mengonsumsi gula lebih dari seperlima kalori harian, dapat meningkatkan risiko dua kali lebih besar untuk mengidap penyakit jantung, dibandingkan mereka yang mengonsumsi makanan sehat dengan muatan gula hanya 10% gula.
Mama harus tahu bahwa penyakit jantung tak hanya menyerang orang dewasa, tetapi juga anak-anak bisa terkena risiko penyakit ini. Apalagi ternyata konsumsi gula berlebih juga bisa menyebabkan penyakit jantung ini.
Maka dari itu, penting bagi Mama untuk selalu menjaga pola makan anak agar tetap sehat dan seimbang, hindari pemberian makanan dengan gula tambahan secara berlebihan untuk anak.
Ajarkan anak tentang kesehatan, ajak ia berolahraga, dan Mama bisa berkonsultasi dengan dokter untuk mendapat nasihat dan rekomendasi yang tepat untuk kesehatan si kecil.
7. Kanker
Freepik
Salah satu penyebab kanker adalah zat karsinogenik. Gula bukanlah bahan yang mengandung zat tersebut. Yang menjadi penyebab gula bisa memicu kanker adalah jumlah konsumsinya.
Melansir data MD Anderson Cancer Center, mengonsumsi gula terlalu banyak bisa memicu kenaikan berat badan yang berujung obesitas. Dari obesitas ini, risiko terkena kanker lebih tinggi.
Selama Mama menjaga jumlah konsumsi gula dan memastikan pola makan yang sehat untuk anak, Mama tak perlu khawatir akan risiko kanker akibat obesitas pada anak.
Itulah 7 penyakit karena kelebihan gula. Setelah mengetahui berbagai penyakit akibat konsumsi gula berlebih, semoga bisa jadi pelajaran untuk Mama agar bisa lebih menjalani hidup yang lebih sehat bagi anak, ya!