7 Cara Mengajar si Kecil Menghadapi Emosi dan Perasaannya
Beberapa cara yang tepat untuk mengajar si Kecil menghadapi gejolak emosi dan perasaan
31 Januari 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sebagai individu, kita pasti menjalani kehidupan dengan berbagai perasaan dan emosi yang berubah-ubah mengikuti kondisi dan keadaan yang dihadapi.
Tanpa terkecuali, si Kecil tentu turut mengalami hal yang sama. Akan tetapi, dalam proses tumbuh yang dini, anak mama mengalami kesulitan tertentu untuk menghadapi emosinya.
Maka dari itu, dalam mengasuh anak mama tercinta, Mama sebaikya mengajar si Kecil menghadapi emosi dan perasaannya.
Ikuti 7 cara yang kami nilai tepat di bawah ini.
1. Berikan contoh secara nyata
Mama tentu memahami bahwa segala sesuatu yang diharapkan untuk dilakukan si Kecil bermula dari bagaimana Mama menunjukkan hal tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Pasalnya, anak kecil seusia anak mama memiliki kecenderungan yang suka meniru sikap dan perilaku orang terdekat, khususnya Mama yang dipandangnya sebagai panutan terbaik.
Maka dari itu, Mama ditegaskan untuk memulai proses mengajar si Kecil dengan mempraktekkan sikap yang tepat dalam menghadapi emosi terlebih dahulu.
Sebagai contoh, tunjukkan pada si Kecil bahwa menangis merupakan hal yang tidak janggal saat kita sedih selama tidak larut dalam kesedihan.
2. Ajar Si Kecil secara visual
Penjelasan pada poin pertama secara garis besar menyimpulkan bahwa si Kecil pertama kali mempelajari segala sesuatu secara visual dari orang-orang terdekat.
Maka dari itu, dalam mengajar anak menghadapi emosi dan perasaan, Mama dianjurkan untuk membantu si Kecil mempelajarinya dengan kemampuan observasi melalui media.
Benar sekali! Mama dapat mengajak anak menyaksikan film-film kartun yang positif di mana karakter-karakter yang ditampilkan memperlihatkan cara yang tepat dalam menghadapi emosi.
Saat itulah, Mama bisa menjelaskan pada si Kecil bahwa hal tersebut merupakan cara yang tepat seperti, “Lihat, tidak apa-apa menangis saat sedih, tetapi setelah itu harus senang lagi.”
Editors' Pick
3. Ucapkan kata-kata ini
Sebagai anak kecil, anak mama pastilah menghadapi berbagai isu dalam menjalani proses tumbuh kembangnya yang dini seperti, permasalahan mengontrol emosi.
Dalam perihal ini, Mama diharapkan untuk memastikan bahwa si Kecil dapat mengontrol emosi dan perasaannya sehingga terbangun kemampuan menghadapi emosi ke depannya.
Caranya, Mama dapat mengucapkan kata-kata seperti “Tenang” atau “Relax”. Kata-kata singkat ini sangat sederhana untuk dimengerti anak mama sehingga mereka bisa mengikuti instruksi.
Tentu, Mama sebaiknya mengucapkan kata-kata tersebut dengan nada dan tekanan yang positif agar tidak memberi kesan yang bersifat perintah.
4. Ciptakan suasana yang baik untuk komunikasi
Saat kita merasakan gejolak emosi dan perasaan karena alasan apapun itu, komunikasi merupakan langkah terbaik untuk dilakukan agar tidak menghasilkan hal-hal negatif.
Benar sekali! Apabila kita menahan diri untuk mencurahkan emosi dan perasaan yang berkecamuk, keadaan psikologi dan mental serta kesehatan fisik dapat terganggu.
Hal tersebut turut berlaku pada anak mama yang masih kecil. Lebih parahnya, si Kecil dapat sulit mengekspresikan emosi dan perasaan jika tidak terbiasa mencurahkannya secara verbal.
Maka dari itu, Mama sangat ditegaskan untuk menciptakan suasana yang baik untuk berkomunikasi dalam kehidupan berkeluarga di mana tidak ada batasan dan penilaian.
Hal ini akan mendorong si Kecil untuk selalu mencurahkan segala hal yang dirasakannya sehingga Mama dapat mengetahui dan mengomunikasikan hal yang tepat untuk dilakukannya.
5. Bangun kebiasaan menulis
Masih berbicara mengenai betapa pentingnya tindakan mencurahkan emosi dan perasaannya, hal tersebut sebenarnya tidak semata-mata berhenti pada cara mengekspresikan secara verbal.
Si Kecil dapat juga didorong untuk membangun kebiasaan menulis perasaannya dalam sebuah buku tulis. Hal ini bertujuan agar emosi dan perasaan yang bergejolak terlepas.
Memang, anak mama masih mengalami kesulitan dalam menulis, di mana kemampuannya terbatas pada beberapa kata saja.
Akan tetapi, menulis satu kata yang mengekspresikan emosi dan perasaannya sudah cukup untuk merealisasikan apa yang ada di hatinya sehingga si Kecil merasa ringan.
Selain itu, hal ini akan berdampak positif dalam jangka waktu lama ke depannya karena si Kecil jadi terbiasa untuk menulis atau curhat dalam tulisan untuk merilis gejolak emosi.
6. Manfaatkan aktivitas menggambar
Satu lagi cara yang tepat untuk Mama membantu melepas emosi dan perasaannya secara positif sehingga anak dapat menghadapi kondisi tersebut secara bijak.
Yup, selain berkomunikasi dan menulis, Mama bisa memilih cara yang menarik, yaitu menghadirkan aktivitas menggambar secara rutin dalam jadwal yang Mama tentukan sendiri.
Secara khusus, Mama bisa mendorong si Kecil untuk menggambar sesuatu yang mencerminkan hal-hal yang dirasakannya.
Setelah selesai, pancing anak untuk menjelaskan perasaannya kepada Mama melalui gambar yang dibuatnya. Hal ini akan membantu Mama memahami keadaan emosi dan perasaannya.
Tentu, Mama dianjurkan untuk mengingatkan untuk menggambar sesuatu saat dirinya merasakan berbagai gejolak perasaan dan emosi sebagai salah satu cara menghadapinya.
7. Tanamkan nilai empati
Berikutnya, Mama dapat membantu anak mama tercinta menghadapi emosi dan perasaan dengan menanamkan nilai empati dalam kehidupan sehari-hari.
Pasalnya, nilai empati sangat berkaitan erat dengan perasaan dan emosi, di mana si Kecil dibuat jadi mengerti mengenai hal-hal yang harus dilakukan secara positif saat merasakan sesuatu.
Sebagai contoh, dengan sikap empati, si Kecil memahami bahwa mengekspresikan sikap yang negatif saat marah dan sedih dapat melukai perasaan orang lain dan dirinya sendiri.
Alhasil, si Kecil akan beralih ke cara-cara lain yang positif tanpa memberi beban psikologi kepada dirinya dan orang-orang sekitar yang dicintainya.
Sekarang, Mama telah mengetahui cara yang sebaiknya Mama lakukan untuk mengajar si Kecil menghadapi emosi dan perasaannya. Good luck!
Baca juga: Cara Menanamkan Nilai Toleransi Saat Mengasuh Anak