Sebagai orangtua, Mama tentu mengharapkan si Kecil melalui proses tumbuh kembang yang berjalan dengan lancar, di mana tidak ada tanda-tanda yang mengisyaratkan suatu kelainan atau maupun gangguan lainnya yang tidak Mama harapkan.
Tentu, hal ini bukan hanya meliputi kondisi fisiknya secara medis maupun psikologi, namun kemampuannya dalam bersosialisasi.
Menurut para pakar, kemampuan sosial seorang anak dapat terlihat dari kemampuannya dalam membaca ekspresi wajah yang beragam.
Dijelaskan lebih lanjut, Gwen Dewar, Ph.D., menjelaskan bahwa social inttelligence turut menyertakan kemampuan individu dalam memahami individu lain dengan mencermati makna yang terkandung di balik beragam tanda-tanda yang ditunjukkan lewat tubuh termasuk ekspresi wajah.
Berikut rangkuman Popmama.com yang bisa Mama simak.
Mengapa si Kecil seharusnya bisa membaca ekspresi wajah?
Pixabay.com/publicdomainpictures
Sebagaimana social inttelegence turut diwujudkan melalui kemampuan membaca ekspresi wajah, maka para pakar dan ilmuwan menyimpulkan bahwa anak kecil seharusnya sudah bisa menunjukkan kemampuan sosial tersebut sejak usia dini.
Hal ini dibuktikan oleh sebuah studi yang dilakukan oleh Leppänen and Hietanen pada 2011 yang menemukan bahwa anak kecil yang sudah bisa membedakan berbagai macam ekspresi wajah dan memahami makna yang terkandung dibaliknya, sangat berpotensi memiliki lingkaran pertemanan yang luas atau banyak teman.
Pasalnya, kemampuan mengekspresikan wajah nyatanya turut mengacu pada kepekaan dan sikap simpati dan empati yang sangat dibutuhkan dalam bersosialisasi.
Hal ini dapat memicu kepedulian dan membentuk karakter positif yang mampu melahirkan si Kecil sebagai sosok individu yang dapat berinteraksi dan menjalin hubungan baik dengan siapapun nantinya.
Sebaliknya, anak-anak yang memiliki kesulitan dalam perihal membaca, membedakan, dan memahami ekspresi wajah seseorang disebut menunjukkan hasil yang bertolak belakang dan negatif oleh dua ilmuwan bernama Goodfellow dan Nowicki.
Mereka menjelaskan bahwa hal tersebut dijelaskan menunjukkan kecenderungan si Kecil mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi emosi, serta mengalami peer problems dan learning difficulties.
Alhasil, mereka akan sangat sulit untuk masuk dan diterima oleh lingkungan pertemanan nantinya.
Namun, kabar baiknya, para ilmuwan sependapat bahwa tidak ada yang terlambat untuk melatih kemampuan si Kecil dalam membaca ekspresi wajah yang dapat menunjang kemampuan sosialnya ke depan.
Hal ini dibuktikan dalam berbagai eksperimen yang menemukan bahwa orangtua tetap memiliki kesempatan untuk mengajar si Kecil mengenal eksrepsi wajah.
Secara khusus, Gwen Dewar, Ph.D mengemukakan bahwa Mama dapat melakukannya dengan cara menarik, seperti games yang fokus pada identifikasi ekspresi wajah, seperti dilansir dari situs Parenting Science berikut ini.
Cara Seru Meningkatkan Kemampuan si Kecil Membaca Ekspresi Wajah
Melihat proses kembang si Kecil yang masih berada di tahap awal, cara terbaik untuk meningkatkan kemampuan anak dalam membaca ekspresi wajah tentulah melalui permainan.
Dengan mengambil fokus pada proses mengidentifikasi ekspresi wajah, permainan di bawah ini akan berjalan efektif dan menyenangkan bagi si Kecil.
Editors' Pick
1. Flash Face Cards
Pixabay.com/greyerbaby
Sesuai namanya, permainan Flash Face Cards memang diadaptasi dari permainan Flash Cards yang biasa digunakan oleh sekolah di kelas bahasa pada umumnya untuk meningkatkan kemampuan suku bahasa anak.
Caranya: menyertakan kartu-kartu dengan gambar objek, lalu meminta anak-anak menyebut nama dari objek tersebut dalam bahasa tertentu.
Dengan konsep yang sama, Mama dapat menyiapkan kartu-kartu dengan beragam gambar yang menunjukkan beberapa ekspresi wajah, kemudian meminta si Kecil untuk menyebut nama dari wujud ekspresi wajah tersebut.
Saat bermain bersama, Mama diharapkan untuk memberi penjelasan tambahan mengenai ekspresi wajah dan mencontohkannya saat anak menjawab, baik benar maupun salah.
Ingat, jangan jadikan suasana bermain seolah-olah seperti belajar dengan memaksanya harus menjawab benar, ya!
Make it fun and relax for the kids!
2. Imitating and Guessing About Facial Expression
Pixabay.com/elijahssong
Dalam Bahasa Indonesia, nama permainan yang satu ini memiliki arti "mencoba meniru dan menebak ekspresi wajah tertentu."
Karena itu, dalam bermain permainan Si Kecil akan turut terdorong untuk mempraktekkan ekspresi wajah tertentu.
Pertama-tama, Mama membutuhkan kartu-kartu untuk permainan Flash Face Cards terlebih dahulu.
Dengan kartu-kartu tersebut, Mama dapat meminta anak untuk mengambil sembarang kartu, melihatnya dan kemudian menirukannya untuk Mama menebak nama dari wujud ekspresi wajah tersebut.
Hal yang sama turut dilakukan oleh Mama, di mana anak menjadi seseorang yang menebak.
Untuk memotivasinya, Mama dapat memberikan sistem poin untuk menentukan siapa yang menang dan yang kalah.
Berikan hadiah untuk yang menang, ya! Kalau Mama yang menang, pilihlah hadian yang tetap menyenangkan hati si Kecil, seperti memintanya untuk memeluk Mama.
3. Explaining Emotions
Pixabay.com/greyerbaby
Masih menggunakan kartu-kartu Flash Face Cards, permainan bernama Explaining Emotions ini memiliki cara bermain yang disebut jauh lebih sederhana dan turut menarik kemampuan kreatifitas si Kecil.
Pasalnya, di sini, si Kecil akan diminta untuk mengambil sembarang kartu yang Mama sodorkan, kemudian melihat gambar yang menunjukkan ekspresi wajah tertentu.
Dari situ, si Kecil diharuskan untuk menceritakan karangan cerita dari imajinasinya mengenai hal apa yang membuatnya menunjukkan ekspresi wajah tersebut. Tidak lupa, tanyakan nama dari wujud ekspresi wajah itu.
Sebagai contoh, anak mendapatkan kartu dengan gambar ekspresi wajah seorang perempuan yang tertawa. Si Kecil dapat menjawab, "Perempuan ini tertawa karena melihat badut." Lalu, Mama tanyakan, "Apa yang dirasakannya?" si Kecil tentu seharusnya menjawab, "Ia gembira atau senang."
4. Matching Cards
Pixabay.com/sonamabcd
Kalau di beberapa permainan sebelumnya, Mama hanya membutuhkan satu set kartu-kartu dari Flash Face Cards.
Kali ini, dalam permainan Matching Cards, Mama membutuhkan satu set kartu tambahan yang mengidentifikasi situasi yang dapat menjadi alasan di balik masing-masing gambar ekspresi wajah.
Sebagai contoh, Mama memiliki 3 kartu yang masing-masing menunjukkan gambar ekspresi senang, sedih dan jijik. Maka, di satu set kartu baru, siapkan 3 kartu yang menunjukkan situasi yang logis, seperti, "Aku mendapatkan hadiah" untuk senang, "Hujan turun saat aku ingin main ke luar" untuk sedih, dan "Ada kotoran binatang di lantai kamarku" untuk jijik.
Nah, saat permainan dimulai, Mama harus mengacak susunan kartu-kartu dan meminta anak untuk mencocokannya.
Jadi, si Kecil akan memahami betul mengenai ekspresi wajah, deh!
5. Storytelling Cards
Pixabay.com/marcopinto
Tidak ada yang lebih asik bagi Si Kecil selain berimajinasi dalam sebuah cerita yang seru dan menyenangkan.
Hal ini dapat dimanfaatkan dalam sebuah permainan Storytelling Cards yang dapat meningkatkan kemampuamnya dalam membaca ekspresi wajah.
Mama hanya membutuhkan kartu-kartu untuk Flash Face Cards dan menggunakannya satu per satu untuk menyusun sebuah cerita bersama si Kecil.
Jadi, Mama mengocok terlebih dahulu kartu tersebut dan meletakkannya di atas meja dalam keadaan tertutup.
Dari situ, Mama memulainya dengan mengambil kartu yang ada di paling atas, lalu membukanya.
Setelah itu, Mama mulai membuat karangan cerita. Sebagai contoh, Mama mendapatkan kartu ekpsresi wajah senang, maka Mama dapat bercerita, "Pada suatu hari, ada seorang putri yang senang karena seorang Pangeran mengajaknya bermain." Kemudian, minta si Kecil melanjutkan cerita tersebut dengan melakukan hal yang sama seperti yang Mama lakukan.
Ingat, Mama sangat butuh membimbingnya dalam membuat cerita dengan mengajukan pertanyaan, seperti, "Apa yang dirasakan orang itu?", "Kenapa dia merasakan hal tersebut dan semacamnya." Si Kecil pasti akan senang sekali saat melakukannya bersama Mama.
Nah, bagaimana, Ma? Setelah mengetahui bahwa kemampuan membaca ekspresi wajah pada si Kecil itu penting untuk diperhatikan, Mama tentu tergerak untuk mulai bermain permainan di atas bersama si Kecil, bukan?