Marah pada Anak karena Sayang atau Orangtua Gagal Meregulasi Emosi
Kalau emosi memuncak, Mama bisa ikuti saran Psikolog berikut ini!
19 Mei 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dalam perjalanan mendidik anak, seringkali Mama merasakan emosi marah sebagai respons terhadap perilaku anak. Tidak jarang orangtua meluncurkan kata-kata kasar, bahkan bicara keluar konteks dari kesalahan anak. Bukan hanya omongan pedas saja, tapi orangtua juga bisa berteriak sambil mengeluarkan ekspresi yang mengerikan bagi anak.
"Mama marah karena sayang," begitulah ungkapan yang sering anak dengar setelah orangtua mengeluarkan kemarahan yang berapi-api. Apa itu benar, Ma? Memarahi anak karena orangtua sayang pada anak.
Mama perlu memahami bahwa saat marah berapi-api maka itu dapat mencerminkan seseorang sedang kesulitan dalam meregulasi emosi. Namun, perlu dipahami bahwa amarah bukanlah cara yang sehat untuk menyampaikan nasihat pada anak.
Hal yang dikhawatirkan justru anak mengikuti perintah orangtua yang marah-marah karena menganggap itu sebagai ancaman, bukan sebagai arahan atau bimbingan.
Menyadari pentingnya batasan dan pemahaman mengenai ini, Popmama.com telah merangkum informasi selengkapnya tentang pentingnya meregulasi emosi saat marah bagi para Mama dan Papa.
1. Marah menjadi tanda kesulitan orangtua dalam meregulasi emosi
Psikolog Audrey Susanto, M.Psi.,MSc.,Psi yang fokus dalam membantu para orangtua dalam membesarkan anaknya dengan memiliki kesehatan emosional yang baik membagikan lewat akun instagram miliknya, @audreysusanto mengatakan:
"Ketika ibu marah apalagi sampai membentak atau bahkan menyakiti fisik, artinya ibu sedang disregulasi, atau sedang alami kesulitan untuk meregulasi emosi. Mungkin ibu sedang sangat capek, tapi di sisi lain anak juga tidak langsung mendengarkan instruksi yang ibu berikan."
Dalam proses mendidik anak, penting untuk memahami dinamika emosional terutama terkait dengan ekspresi marah. Marah pada anak seringkali mencerminkan kesulitan dalam meregulasi emosi, bukan semata-mata ekspresi kasih sayang.
Kompleksitas emosional ini dapat bersumber dari berbagai faktor, seperti kelelahan atau pengalaman masa kecil. Mempelajari dan mengenali makna di balik marah membuka pintu untuk pendekatan yang lebih holistik dan membantu menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung perkembangan anak.
Dengan memahami dan menanggapi emosi secara bijaksana, Mama dapat berkontribusi pada pertumbuhan anak dalam ranah emosional dan perilaku.
Editors' Pick
2. Apa yang harus dilakukan ketika Mama kesulitan menahan marah?
Mama bisa mengikuti saran Psikolog Audrey, yaitu "Ambil jeda dan tarik napas dulu."
Hanya dengan mengatur napas, Mama bisa menurunkan tensi kemarahan. Ingat kembali apa yang baik dan buruk jika dikatakan di hadapan anak.
Kaya siklus yah
Ibu capek -> anak rewel -> ibu makin capek -> anak makin rewel
Coba perlahan kita ubah jadi gini yuk
Ibu capek -> anak rewel -> ibu regulasi diri & emosi -> ibu tenang -> anak bisa tenang
Ketika kita merasa marah atas apa yang anak lakukan, mungkin kita perlu refleksi lagi, apa yang bikin kita marah? Apa mungkin waktu kecil pernah mendapat perlakuan serupa? Atau ternyata kita lagi lelah/lapar/sedih sehingga lebih mudah marah ke anak?
Jadi, sebelum merespons perilaku anak penting untuk meregulasi diri terlebih dahulu. Bukan hal yang mudah tentu, tapi bisa kok dilakukan secara perlahan.