Bahaya Keseringan Minum Soda bagi Anak, Bisa Memicu Kanker!
Banyak penyakit berbahaya yang mengintai si Kecil jika terlalu sering minum soda
22 Juni 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Di zaman seperti sekarang, ada banyak varian minuman yang muncul di pasaran. Salah satunya adalah soda. Biasanya, minuman tersebut hadir dalam berbagai kemasan ataupun warna yang hebring di mata. Jenisnya pun ada banyak, mulai dari soda biasa, minuman berkarbonasi, hingga soda rendah gula/kalori.
Minuman-minuman yang seperti itu sejatinya tidak terlalu baik jika dikonsumsi berlebihan. Apalagi, efek yang ditimbulkan biasanya juga parah bagi anak-anak.
Sayangnya, sebagian orangtua terkadang sering tidak sadar membiarkan anak-anak meminum soda. Malah ada juga yang dengan sengaja diberikan oleh orangtuanya. Akhirnya, setelah merasakan manis dan segarnya minum soda maka anak pun ketagihan serta mau lagi dan lagi.
Perlu diketahui soda dan minuman sejenisnya, pada umumnya tidak mengandung banyak vitamin. Jenis minuman tersebut lebih didominasi oleh gula. Konsumsi gula berlebih bisa menyebabkan penyakit diabetes.
Bagi remaja kelebihan gula justru bisa menimbulkan jerawat. Bagi anak-anak, kelebihan gula juga bisa memicu obesitas.
Agar lebih jelas, berikut Popmama.com telah merangkum penjelasan terkait bahayanya soda bagi anak-anak. Simak yuk, Ma!
1. Perbedaan antara minuman soda, minuman berkarbonasi, dan diet coke/coke zero
Seperti yang telah disebutkan di awal artikel, ada sejumlah minuman soda yang dikenal masyarakat, yaitu soda, minuman berkarbonasi, dan soda rendah kalori alias diet/zero coke.
Ketiganya memiliki kemiripan, yakni sama-sama menghasilkan gelembung saat wadahnya dibuka. Selain itu, ada sensasi menggelitik yang dapat dirasakan di tenggorokan saat meneguknya. Tapi, ada beberapa hal yang membuat mereka berbeda lho, Ma.
1. Minuman Soda
Apabila sebuah minuman tampak berkarbonasi (mengandung gas berupa gelembung-gelembung) dan terasa manis atau rasa lainnya, maka itu adalah soda. Hal ini karena soda, atau juga dikenal sebagai soft drink,merupakan air yang sudah ditambahkan berbagai zat.
Bukan hanya karbon dioksida saja, gula, garam, dan natrium bikarbonat juga menyusun kandungan dari soda. Di samping itu, tidak jarang juga pemanis buatan, asam sitrat, ataupun zat pewarna dimasukkan sehingga membuat soda begitu nikmat namun penuh dengan bahan kimia.
2. Minuman Berkarbonasi
Mama pernah dengar kata sparkling water? Nah, sparkling water sendiri merupakan nama beken dari minuman berkarbonasi. Sering sekali disamakan dengan soda, tapi keduanya berbeda.
Seperti namanya, sparkling water/minuman berkarbonasi itu adalah air biasa yang berbuih. Jadi, ia mirip air putih–jernih, tidak berwarna, tidak ada rasa distingtif, namun mengandung gelembung dan juga sensasi menggelitik saat diminum.
Yang membuatnya berbeda dari soda ialah proses pembuatannya. Perlu diketahui, sparkling water berbuih secara alami. Proses karbonasi atau penambahan gas karbon dioksidanya terbentuk oleh mata air tempat ia diambil. Tidak seperti minuman bersoda yang harus ‘disuntikkan’ karbon dioksida dahulu baru akhirnya ia bergelembung.
Jadi, sparkling water memang merupakan minum berkarbonasi alami tanpa sentuhan tangan manusia.
3. Diet Coke/Coke Zero
Buat Mama yang sering menjalani program diet pasti kenal banget dengan varian soda yang satu ini. Adalah diet coke dan coke zero.
Banyak yang bilang kalau keduanya tidaklah sama. Perbedaannya sendiri terletak di bahan-bahan; diet coke tidak memiliki zat kalium sitrat dan asesulfam, namun coke zero memilikinya.
Tapi sebenarnya, keduanya mirip sekali. Diet coke dan coke zero sama-sama mengusung ide minuman yang mengandung 0 gula dan kalori. Dengan kata lain, mereka sejatinya minuman soda biasa, tapi tidak mengandung kalori dan gula.
Itu sebabnya jenis minuman ini sering ditawarkan kepada para penggemar soda yang sedang diet ataupun takut gemuk.
Editors' Pick
2. Bahaya sering mengonsumsi minuman bersoda
Di poin sebelumnya, sudah dijelaskan kalau ada banyak sekali bahan kimia yang ditambahkan dalam minuman bersoda. Terlebih lagi, soda identik dengan kandungan gulanya yang luar biasa tinggi.
Dalam sekaleng saja mengandung kurang lebih 29–42 gram atau sekitar 7–10 sendok teh gula. Dengan gula sebanyak itu, seseorang dapat mengidap penyakit diabetes, hipertensi, dan kolesterol tinggi apabila rutin mengonsumsi soda.
Selain itu, Mama juga wajib mewaspadai efek buruk lainnya akibat konsumsi soda yang berlebih, seperti:
1. Menyebabkan Obesitas
Bagaimana memangnya soda bisa memicu obesitas? Yang pertama, pada dasarnya, soda termasuk minuman berkalori tinggi. Kalori dari sekaleng soda bisa setara dengan nasi plus lauk dengan porsi jumbo.
Bayangkan saja kalau anak mama meminum 5 kaleng soda. Bukannya merasa kenyang, yang ada malah bertambah gemuk saja.
Kedua, minuman berkarbonasi sintetis ini umumnya meningkatkan nafsu makan. Hal ini dipicu oleh zat aditif yang ada di dalamnya. Itulah alasan mengapa kita selalu ingin terus mengunyah sehabis minum soda.
2. Gigi Menjadi Rusak
Soda tidak baik bagi kesehatan gigi. Kandungan gula dan asamnya yang tinggi mampu bereaksi dengan bakteri dalam mulut dan membentuk asam.
Nah, asam tersebut mampu mengikis lapisan email gigi. Kalau sudah terkelupas, gigi akan terasa sakit dan berpotensi menjadi sensitif–terutama terhadap makanan panas, dingin, ataupun asam.
Di samping itu, gigi anak mama nantinya bisa berlubang kalau terus-terusan minum soda.
3. Memicu Kanker
Ada kandungan dari minuman ringan yang satu ini yang bersifat karsinogenik (dapat memicu kanker). Namanya adalah benzena. Zat ini bisa dikarenakan reaksi pencampuran antara asam benzoat beserta asam askorbat dan logam.
Di dalam tubuh, benzena nantinya dapat memicu terbentuknya sel kanker.