Tetap Sabar, Ini 5 Cara Bijak Menghadapi Anak yang Hiperaktif
Menciptakan jadwal untuk si Kecil bisa menjadi salah satu cara
14 Juli 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tidak mudah menghadapi anak yang hiperaktif. Mereka yang senang belarian ke sana-ke mari tak jarang membuat Mama kewalahan. Tidak hanya itu, Mama juga menjadi sering khawatir karena perilaku si Kecil yang bisa melukai orang lain.
Perlu Mama ketahui, hiperaktif sendiri bukanlah sebuah penyakit. Melainkan, adalah sebuah kondisi yang mungkin disebabkan oleh gangguan psikologis, gangguan saraf pusat, gangguan tiroid, ataupun ADHD (gangguan defisit atensi).
Jadi, jika anak mama sangat aktif, dirinya belum tentu hiperaktif, ya. Lantas, bagaimana cara yang tepat untuk menghadapi anak yang hiperaktif?
Langsung saja Mama simak informasi dari Popmama.com di bagian berikut ini!
1. Buat jadwal untuk anak
Ketika si Kecil yang hiperaktif tidak tahu harus berbuat apa, dirinya cenderung merasa cemas. Untuk mengatasinya, Mama perlu menciptakan sebuah pattern (pola) yang jelas untuk ia ikuti.
Salah satunya adalah dengan membuatkannya sebuah time table atau jadwal kegiatan sehari-hari untuk dirinya. Misalnya, Mama bisa atur waktu untuk anak harus bangun, mandi, makan, bermain, hingga tidur kembali.
Niscaya dengan jadwal tersebut, pikiran anak tidak akan mengalami kekacauan karena bingung harus melakukan apa. Jangan lupa juga untuk menerapkan ketegasan dengan time table-nya supaya si Kecil juga terlatih menjadi disiplin.
Editors' Pick
2. Anak yang hiperaktif perlu dijauhkan dari distraksi
Di awal artikel, telah disinggung bahwa ada banyak faktor pemicu anak mengalami kondisi hiperaktif, dan satu di antaranya adalah ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder).
Anak dengan ADHD memiliki masalah terkait kemampuan otak untuk menyampaikan informasi antar sel-sel otak. Kondisi ini bisa terjadi karena ada problem dengan bahan kimia otak sehingga si Kecil menjadi sulit untuk fokus.
Nah, apakah ada hal/barang di rumah yang sering membuat perhatian anak teralihkan? Kalau iya, mulai sekarang Mama bisa menjauhkan dirinya dari berbagai macam distraksi.
Mama boleh banget menyediakan ruangan khusus bermainnya yang minim distraksi. Akan tetapi, pastikan agar ruangannya nyaman supaya si Kecil tidak merasa terintimidasi ketika berada di dalam.
3. Tetap berikan kepadanya kebebasan bermain
Kendati menetapkan sebuah jadwal bisa menjadi cara efektif untuk menghadapi si Kecil yang hiperaktif, namun terlalu mengekangnya pun juga tidak terlalu baik.
Apalagi di usianya tersebut, anak perlu bermain, berlari, dan melakukan banyak hal demi kelancaran tumbuh-kembangnya.
Oleh sebab itu, wajib bagi Mama untuk memberikan si Kecil sejumlah ruang kebebasan. Usahakan untuk tidak membuat time table yang terlampau ketat dan mendikte segala aktivitasnya.
Biarkan si Kecil sejenak untuk bermain sepuasnya. Tapi, jangan lupa untuk tetap mengawasinya ya, Ma.
4. Hindari mengajak si Kecil yang hiperaktif ke tempat tertentu
Mengajak anak bepergian memiliki sejumlah keutamaan baginya. Selain supaya dirinya bisa bersosialisasi, cara tersebut juga bisa menghilangkan rasa takutnya terhadap orang lain.
Namun, hal sedemikian perlu perhatian ekstra terutama bagi si Kecil yang menunjukkan gejala ADHD parah. Sejumlah tempat, seperti pertemuan formal ataupun tempat ibadah, memang mengharuskan anak untuk memerhatikan perilaku–dan sangat mungkin baginya merasa kesulitan untuk tetap diam.
Bukan berarti Mama harus mengurung dan melarangnya pergi ke luar, ya. Lebih tepatnya, ajarkan si Kecil yang hiperaktif secara bertahap. Di rumah, latih agar dirinya memiliki self-control (kontrol diri) supaya nantinya anak mampu menjaga sikap di tempat umum.
5. Mama wajib mengedukasi diri perihal kondisi hiperaktif anak
Cara bijak terakhir dalam menghadapi si Kecil yang hiperaktif ialah dengan mengedukasi diri tentang kondisi yang dialami anak. Sudah banyak sumber terpercaya di internet yang merangkum informasi mengenai kondisi hiperaktif pada anak.
Begitu juga dengan tips yang tepat untuk menghadapi hiperaktifnya. Mama boleh memberitahu teman atau sanak saudara terkait tips tersebut. Tidak hanya membagikan ilmu, tapi cara tersebut juga membantu mereka agar tahu mengambil sikap yang tepat saat berinteraksi dengan si Kecil.
Proses mendidik diri ini penting dilakukan pastinya supaya Mama tidak kewalahan. Di samping itu, memperkaya informasi tentang gangguan yang dialami si Kecil juga mampu menghilangkan miskonsepsi yang selama ini Mama miliki.
Jadi, ketimbang mengatakan kalau hiperaktif si Kecil adalah sebuah beban, mending Mama memperbanyak ilmu supaya tahu cara yang tepat untuk menghadapi kondisinya.
Itulah tadi tentang cara menghadapi anak hiperaktif. Tetap sabar dan terus berusaha karena bagaimanapun juga, si Kecil merupakan anugerah dari Tuhan dan sebagai orangtuanya, sudah kewajiban bagi Mama untuk senantiasa mendidiknya.
Semoga bermanfaat ya, Ma!
Baca juga:
- 10 Cara Menanamkan Disiplin pada Anak Sejak Usia Dini
- Tidak Sulit, 8 Cara Sederhana Menumbuhkan Kebaikan dalam Diri Anak
- 7 Cara Menarik untuk Meningkatkan Rasa Ingin Tahu Anak Balita