Pelajari! Ajarkan Anak 10 Adab Buang Air Besar dan Kecil dalam Islam
Biasakan si Kecil supaya tidak buang air sembarangan, Ma!
14 Juni 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Islam telah memberikan pedoman kepada umatnya tentang hal-hal yang bekaitan dengan kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah adab buang air besar dan kecil.
Bukan hanya orang dewasa saja yang perlu mengetahuinya, anak juga wajib diajarkan oleh orangtua sedini mungkin.
Hal ini karena apabila kita tidak mencermati adab-adab tersebut, bukan hanya menimbulkan dosa, tetapi juga bisa memberikan dampak buruk bagi kesehatan.
Kali ini, Popmama.com akan mengulas 10 adab buang air besar dan kecil dalam Islam yang wajib Mama ajarkan kepada si Kecil. Cermati dengan baik ya, Ma!
1. Tidak buang air di tempat terbuka
Sering sekali, di saat si Kecil sudah tidak tahan lagi, dirinya langsung buang air di muka umum. Hal ini dilarang dalam Islam karena Rasulullah saw. telah memberikan contoh untuk selalu menutup diri dan menjauh dari orang lain di saat kita buang air.
خَرَجْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فِى سَفَرٍ وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لاَ يَأْتِى الْبَرَازَ حَتَّى يَتَغَيَّبَ فَلاَ يُرَى.
“Kami pernah keluar bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika safar, beliau tidak menunaikan hajatnya di daerah terbuka, namun beliau pergi ke tempat yang jauh sampai tidak nampak dan tidak terlihat".
Selain itu, melarang anak buang hajat di tempat terbuka juga mengajarkannya konsep malu.
2. Tidak buang air di jalan atau rumah orang
Bukan tanpa alasan Islam melarang kita untuk buang hajat sembarangan. Pastinya, kita merasa jijik jika melihat kotoran di jalan yang setiap hari kita lalui.
Begitu juga di saat ada orang yang seenaknya kencing di dinding rumah kita; bisa membuat kita geram dan jengkel.
Lebih lengkapnya, berdasarkan hadis dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda,
« اتَّقُوا اللَّعَّانَيْنِ ». قَالُوا وَمَا اللَّعَّانَانِ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « الَّذِى يَتَخَلَّى فِى طَرِيقِ النَّاسِ أَوْ فِى ظِلِّهِمْ ».
“'Hati-hatilah dengan al la’anain (orang yang dilaknat oleh manusia)!' Para sahabat bertanya, 'Siapa itu al la’anain (orang yang dilaknat oleh manusia), wahai Rasulullah?' Beliau bersabda, 'Mereka adalah orang yang buang hajat di jalan dan tempat bernaungnya manusia.'”
3. Tidak boleh buang hajat di air yang tergenang
Apakah Mama pernah membiarkan anak buang air di kolam atau waduk? Mulai sekarang, jangan dilakukan lagi ya, Ma. Soalnya, tempat seperti waduk dan kolam tadi termasuk ke dalam air yang tergenang.
Apabila kita kencing dan buang air besar sembarangan di sana, air dari tempat-tempat tersebut akan tercemar dan menjadi berbahaya bagi orang yang menggunakannya.
Meskipun kondisi ini diperbolehkan untuk tempat dengan air mengalir, yakni sungai, anak harus diberitahu supaya tidak buang hajat di sana karena juga akan mengotori kebersihan airnya.
4. Tidak boleh membawa barang bertuliskan nama Allah
Beberapa benda, misalnya cincin atau Al-Qur’an, bisa saja memiliki nama Allah di atasnya. Barang-barang tersebut tidak boleh dibawa apabila kita hendak memasuki kamar mandi.
Hal ini karena WC atau kamar mandi identik dengan tempat yang kotor dan jika kita ingin mengaggungkan nama Allah swt., kita haruslah berada dan dalam kondisi yang suci. Akan terlihat tidak etis kalau kita malah membaca ayat suci Al-Qur’an di kamar mandi.
Editors' Pick
5. Membaca basmalah dan doa masuk kamar mandi
Sejatinya, kamar mandi adalah tempat bermukimnya jin dan setan. Oleh karena itu, diwajibkan bagi kita untuk membaca basmalah di saat akan masuk ke kamar mandi. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad saw.,
سَتْرُ مَا بَيْنَ أَعْيُنِ الْجِنِّ وَعَوْرَاتِ بَنِى آدَمَ إِذَا دَخَلَ أَحَدُهُمُ الْخَلاَءَ أَنْ يَقُولَ بِسْمِ اللَّهِ
“Penghalang antara pandangan jin dan aurat manusia adalah jika salah seorang di antara mereka memasuki tempat buang hajat, lalu ia ucapkan 'Bismillah'.”
Bukan hanya sekadar mengucap bismillah, ajarkan juga si Kecil doa sebelum masuk kamar mandi, yakni,
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ
“Allahumma inni a’udzu bika minal khubutsi wal khobaits [Artinya: Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari setan laki-laki dan setan perempuan].”
6. Mendahulukan kaki kiri saat masuk dan kaki kanan saat keluar kamar mandi
Rasulullah menganjurkan untuk selalu mendahulukan tubuh bagian kanan ketika kita sedang melakukan perbuatan yang baik.
كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يُعْجِبُهُ التَّيَمُّنُ فِى تَنَعُّلِهِ وَتَرَجُّلِهِ وَطُهُورِهِ وَفِى شَأْنِهِ كُلِّهِ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih suka mendahulukan yang kanan ketika memakai sandal, menyisir rambut, ketika bersuci dan dalam setiap perkara (yang baik-baik).”
Apabila diterapkan dalam adab buang air, maka kita harus menggunakan kiri saat masuk ke WC–karena kamar mandi adalah tempat yang kotor–dan kaki kanan ketika keluar–karena kembali ke ruangan yang lebih bersih.
Bukan hanya saat memasuki kamar mandi saja, Ma, beritahu anak untuk selalu mendahulukan tubuh bagian kanan apabila mengerjakan perkara yang baik-baik, seperti memakai baju, memakai sandal, dan lainnya.
7. Tidak menghadap atau membelakangi kiblat saat buang air
Kalau dipikir secara logika, akan terkesan tidak sopan apabila kita buang air menghadap sesuatu yang kita tuju sewaktu sembahyang. Larangan ini sesuai dengan hadis yang berbunyi,
... قَالَ أَبُو أَيُّوبَ فَقَدِمْنَا الشَّأْمَ فَوَجَدْنَا مَرَاحِيضَ بُنِيَتْ قِبَلَ الْقِبْلَةِ ، فَنَنْحَرِفُ وَنَسْتَغْفِرُ اللَّهَ تَعَالَى
“… Abu Ayyub mengatakan, 'Dulu kami pernah tinggal di Syam. Kami mendapati jamban kami dibangun menghadap ke arah kiblat. Kami pun mengubah arah tempat tersebut dan kami memohon ampun pada Allah Ta’ala.'”
Untuk kita yang tinggal di Indonesia, maka kita harus menghadap ke utara atau selatan saat sedang buang air.
8. Tidak berbicara ketika buang air
Ma, ingtkan anak untuk tidak berbicara atau ngobrol kalau sedang buang air, ya! Berdasarkan penjelasan dari Syaikh Ali Basam, berbicara ketika buang hajat adalah perbuatan yang kurang terpuji.
Ia menambahkan bahwa perbuatan tersebut juga tidak mencerminkan perilaku malu dan sampai-sampai mampu merendahkan harga diri kita.
Hal ini juga berdasarkan hadis dari Ibnu ‘Umar ra., yaitu,
أَنَّ رَجُلاً مَرَّ وَرَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَبُولُ فَسَلَّمَ فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيْهِ.
“Ada seseorang yang melewati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau sedang kencing. Ketika itu, orang tersebut mengucapkan salam, namun beliau tidak membalasnya.”
9. Adab ketika beristinja
Bukan hanya tempat yang perlu diperhatikan saat buang air, adab beristinja atau cebok juga tak kalah penting untuk dicermati.
Terlebih lagi, anak sering tidak membasuh kemaluannya terutama setelah buang air kecil. Padahal, hukumnya wajib bagi setiap muslim untuk hidup secara bersih.
Maka dari itu, pertama, ajarkan anak agar selalu beristinja dan beritahu untuk menggunakan tangan kiri saat membersihkan kemaluan. Hal ini merujuk kepada sabda Rasulullah dalam hadis dari Abu Qotadah yang berbunyi,
إِذَا شَرِبَ أَحَدُكُمْ فَلاَ يَتَنَفَّسْ فِى الإِنَاءِ ، وَإِذَا أَتَى الْخَلاَءَ فَلاَ يَمَسَّ ذَكَرَهُ بِيَمِينِهِ ، وَلاَ يَتَمَسَّحْ بِيَمِينِهِ
“Jika salah seorang di antara kalian minum, janganlah ia bernafas di dalam bejana. Jika ia buang hajat, janganlah ia memegang kemaluan dengan tangan kanannya. Janganlah pula ia beristinja’ dengan tangan kanannya.”
Kedua, beritahu si Kecil supaya senantiasa menggunakan air saat beristinja. Jika tidak ada, kita bisa memakai tisu ataupun batu.
إِذَا اسْتَجْمَرَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْتَجْمِرْ ثَلاَثاً
“Jika salah seorang di antara kalian ingin beristijmar (istinja’ dengan batu), maka gunakanlah tiga batu.”
Ketiga, setelah membasuh, juga dianjurkan untuk memerciki kemaluan dan celana untuk menghilangkan keraguan apakah kita sudah bersih atau tidak.
أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- تَوَضَّأَ مَرَّةً مَرَّةً وَنَضَحَ فَرْجَهُ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berwudhu dengan satu kali–satu kali membasuh, lalu setelah itu beliau memerciki kemaluannya.”
10. Membacakan doa saat keluar dari WC
Terakhir, kita juga perlu membaca doa ketika selesai dari kamar mandi. Ini sesuai dengan hadis dari ‘Aisyah ra. yang bunyinya,
أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ إِذَا خَرَجَ مِنَ الْغَائِطِ قَالَ « غُفْرَانَكَ ».
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa setelah beliau keluar kamar mandi beliau ucapkan “ghufronaka” (Ya Allah, aku memohon ampun pada-Mu).”
Di samping itu, “ghufronaka” juga merupakan sebuah doa supaya Allah mau menghapus dosa-dosa sebagaimana Ia mempermudah kita untuk mengeluarkan kotoran dari tubuh.
Nah, itulah adab-adab buang air besar dan kecil dalam Islam yang wajib Mama ajarkan kepada anak. Ingat, Mama harus memulainya dari sekarang untuk memberitahu si Kecil tentang adab-adab tadi supaya dirinya kelak terbiasa hingga dewasa nanti.
Baca Juga:
- Penting, Beritahu si Kecil Adab dan Doa Ketika Bersin
- Penting Diketahui Anak, Inilah Adab dalam Membaca Alquran
- Sudah Resmi, Pemerintah Indonesia Putuskan Tak Ada Haji Tahun 2021