7 Kerugian Membiarkan Anak Selalu Dimanja
Hubungan anak dengan banyak orang jadi tak berjalan lancar lho, Ma!
11 Februari 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat anak masih kecil, Mama pasti ingin memberikan upaya terbaik untuk membuat anak senang. Sebagai orangtua, sepertinya sudah jadi naluriah kita untuk otomatis bahagia ketika melihat senyum sumringah anak, ya, Ma.
Namun, selalu memenuhi keinginan anak adalah salah satu perilaku tidak baik yang bisa membuat anak cenderung ingin terus dimanja dan bisa menurunkan inisiatif mandiri anak, lho.
Memenuhi keinginan di sini tidak hanya merujuk kepada pemberian materi seperti mainan atau hadiah saja. Jika Mama sering membela anak walaupun dia sudah berbuat salah, tidak mengajaknya introspeksi diri, atau tak mengajarkan anak rasa tanggungjawab sejak dini, hal-hal tersebut juga dapat membentuk karakter manja di dalam diri anak.
Dampak buruknya tak hanya berlangsung saat si Kecil masih belia saja. Jika mereka sudah tumbuh dewasa, bukan tidak mungkin sikap manjanya akan terus terbawa, bahkan sampai mengganggu hubungan sosialnya.
Berikut Popmama.com akan menjelaskan 7 kerugian membiarkan anak selalu dimanja, simak dampak buruknya!
1. Kemampuan dan pengetahuan anak menjadi lebih terbatas
Terbiasa hanya menerima hasil jadi akan membuat anak jadi sulit memahami banyak hal. Contohnya jika anak tidak pernah ikut mengerjakan pekerjaan rumah, seperti menyapu, mengepel, mencuci, menyetrika, atau memasak. Saat ia tumbuh lebih besar, mereka akan kesulitan untuk mandiri. Sebab, kemampuannya tak pernah dilatih.
Hal seperti ini tak boleh dibiarkan, ya, Ma. Nantinya, anak mama sendiri yang akan kesulitan di masa mendatang. Mereka jadi kurang mengerti bagaimana pengetahuan-pengetahuan dasar di kehidupan. Tak mungkin ketika sudah dewasa nanti, mereka masih terus bergantung kepada orangtua, ‘kan?
Mama juga suatu saat pasti ingin anak bisa memberikan bantuan. Oleh karena itu, yuk pelan-pelan ajarkan kepada anak untuk mandiri, Ma!
Tak perlu langsung memberikannya tugas rumah yang berat, biarkan dulu ia melihat bagaimana cara Mama melakukannya, kemudian libatkan peran anak untuk melakukan hal-hal kecil sesuai kemampuannya.
2. Orangtua bisa kerepotan menghadapi anak rewel jika tak dituruti
Jika sikap manja terus dibiarkan, anak akan merasa seluruh permintaannya dapat dikabulkan. Hal ini bisa membuat Mama kerepotan sendiri, lho, Ma.
Bayangkan jika keadaan ini terus menerus berlanjut. Biasanya, si Kecil akan bersikap semakin rewel apabila Mama tak gesit memberikan apa yang mereka mau.
Permintaan bisa semakin beragam dan ada-ada saja. Anak pun jadi sulit dinasihati, suka membantah, dan tidak mau menurut dengan perkataan mama.
Jika sudah separah itu, tentu orangtua akan lelah secara fisik dan juga mental. Kesehatan Mama dan Papa juga bisa menurun akibatnya.
Editors' Pick
3. Anak tak siap menghadapi hal-hal buruk
Selalu bergantung pada orangtua dan hanya ingin memperoleh sesuatu secara instan, jika anak tumbuh dengan sifat seperti ini pasti mentalnya tidak siap jika harus menghadapi kondisi yang tak sesuai keinginan.
Sebagai manusia, kita pasti memang tidak pernah siap menghadapi banyak hal buruk. Namun, ada baiknya kita terus mengantisipasi hal-hal negatif di masa depan. Jika anak terus dimanjakan, mereka jadi lebih sulit melakukan persiapan ini, Ma.
Contohnya jika Mama sedang sakit, kondisi yang tidak prima akan membuat Mama kesulitan beraktivitas seperti biasa. Seharusnya, seiring anak tumbuh besar, anak mampu mengurus dirinya sendiri di kala Mama tak bisa membantunya. Namun, jika terbiasa dimanja, mereka akan kebingungan harus memulai sesuatu dari mana.
Dalam jangka panjang, dampak ini bisa membuat anak memiliki sikap defensif, seperti sulit bertanggungjawab dan cenderung manipulatif.
4. Anak yang terlalu manja bisa menyusahkan temannya
Anak manja akan banyak bergantung pada figur orang dewasa di sekitarnya, khususnya orang tua. Jika sedang bermain dengan teman sebaya, si Kecil juga jadi cenderung egois dan memaksakan kehendaknya agar dituruti oleh teman-temannya.
Sikap ini akan membuat teman-temannya tidak nyaman. Alhasil, ia bisa saja dijauhi dan tak punya pergaulan.
Keadaan ini dapat terus berlangsung hingga anak remaja bahkan dewasa jika Mama tak segera menegaskan anak untuk tidak terbiasa dimanja.
5. Sulit berempati
Terlalu manja akan mendorong anak menjadi sosok individu yang self-centered, yaitu sebuah sikap narsistik yang membuat si Kecil selalu hanya memerhatikan dirinya sendiri.
Mereka cenderung tidak peka terhadap lingkungan di sekitarnya. Selalu berada di keadaan beruntung dengan setiap keinginan yang selalu tercapai akan membuat anak sulit membayangkan bagaimana perasaan orang lain yang tidak seberuntung mereka.
Rasa empati yang kosong bisa membuat anak tumbuh menjadi pribadi kasar dan tidak sopan.
6. Tumbuh menjadi seorang instant gratifier
Anak dengan karakter seperti ini selalu terburu-buru menginginkan segala keinginannya untuk cepat terpenuhi tanpa penundaan.
Sikap ini membuat anak jadi lebih mudah emosi. Misalnya saja ketika anak sedang menonton film di internet, kemudian sinyal berubah menjadi tidak bagus sehingga menyebabkan streaming tidak lancar, menghadapi keadaan seperti itu anak langsung berubah menjadi agresif. Anak jadi hilang kendali atas tindakan dan ucapannya. Seperti itulah salah satu tanda-tanda instant gratifier.
Bayangkan jika ini terus berlangsung dalam jangka panjang.
Seiring bertambah dewasa, akan ada banyak fase rintangan yang harus dialami oleh anak. Jika terbiasa dengan hal-hal instan dan tak mau bersabar serta berusaha, anak bisa saja akan terpikir untuk mencoba ‘jalan pintas’ dengan berbuat kecurangan di masa depan.
7. Mencurahkan kekesalannya lewat kekerasan fisik
Ini adalah salah satu dampak terburuk jika sikap manja terus dibiarkan. Anak bisa mencurahkan perasaan kesalnya lewat kekerasan apabila permintaannya tak kunjung terlaksana. Mereka juga bisa merusak barang-barang jika sedang terlampau emosi.
Hal tersebut tentu sangat merugikan bagi orang-orang di sekitarnya, Ma.
Tentunya, Mama tidak ingin anak didominasi oleh perasaan agresivitas yang bisa menyulitkan anak dalam berpikir jernih.
Itulah 7 kerugian membiarkan anak selalu dimanja baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Sejatinya, memberikan upaya maksimal untuk menunjukkan rasa sayang kepada anak tidak berarti harus selalu dimanjakan. Sifat manja berlebihan yang dipupuk sedari dini dari lingkungan sekitarnya akan terus meninggalkan bekas pada anak sampai kelak mereka dewasa. Mulai sekarang, ajarkan si Kecil untuk lebih mandiri dan jangan ragu libatkan mereka dalam beberapa aktivitas, ya, Ma!
Baca juga:
- 7 Tanda si Kecil Tumbuh Jadi Anak Manja
- Anak Sering Emosi dan Mudah Marah, Tanda Anak Jadi Instant Gratifier?
- Anak Mama Makin Manja? Coba Lakukan 5 Hal ini Deh Ma