Alasan Mengapa Anak Usia Balita Berbohong dan Cara Menyikapinya

Yuk, tanamkan kejujuran pada anak sejak kecil, Ma

22 Oktober 2024

Alasan Mengapa Anak Usia Balita Berbohong Cara Menyikapinya
Pexels/AnnaShvets

Sebagai orangtua, Mama dan Papa mungkin pernah merasa bingung atau bahkan khawatir ketika menemukan si Kecil mulai berbohong.

Hal ini sebenarnya bagian dari perkembangan anak karena anak usia 2-5 tahun masih belajar tentang dunia di sekitar mereka dan bagaimana cara berinteraksi dengan orang lain.

Tapi sebenarnya apa sih yang mendorong balita berbohong? Dan bagaimana sebaiknya orangtua menyikapi sikap anak yang seperti ini?

Agar tidak semakin terbiasa, yuk ketahui alasan mengapa balita berbohong dan cara menyikapinya dalam artikel yang sudah Popmama.com siapkan berikut ini.

Editors' Pick

1. Belum memahami konsep kebenaran

1. Belum memahami konsep kebenaran
Freepik/stockking

Bukan bermaksud untuk berbohong, anak usia balita yang berbohong sebenarnya karena mereka belum memahami konsep kebenaran, Ma.

Di usia ini, si Kecil masih dalam tahap awal perkembangan kognitif dan belum sepenuhnya memahami perbedaan antara kenyataan dan imajinasi. Mereka mungkin berbohong karena belum mengerti bahwa yang mereka katakan adalah tidak benar.

Contohnya nih, Ma, ketika anak mama berkata bahwa mereka tidak mengambil kue padahal ada bukti, mereka mungkin tidak sadar bahwa tindakan mereka bertentangan dengan kebenarannya.

Jika si Kecil mulai bersikap demikian, maka sebagai orangtua kita perlu memberikan penjelasan sederhana tentang apa itu kebenaran dan mengapa penting untuk selalu jujur.

Mama dan Papa bisa menggunakan contoh cerita atau permainan yang mendidik untuk membantu anak mengenali perbedaan antara kenyataan dan imajinasi, sehingga lebih mudah dipahami olehnya.

2. Ingin menghindari hukuman

2. Ingin menghindari hukuman
Freepik

Salah satu alasan umum anak usia balita berbohong adalah untuk menghindari hukuman.

Misalnya, saat si Kecil tidak sengaja menumpahkan air minum miliknya kemudian berbohong bahwa bukan dirinya yang melakukan, hal ini biasanya dilakukan karena mereka takut Mama dan Papanya marah kepada mereka.

Nah, rasa takut inilah yang mendorong mereka untuk berbohong, meski terkadang alasan tersebut terasa tidak logis bagi kita orang dewasa.

Alih-alih memarahi, Mama bisa menciptakan lingkungan yang mendukung anak untuk berkata jujur tanpa merasa takut dihukum.

Cobalah untuk tidak memberikan hukuman berat pada anak dan berganti dengan ajak anak berdiskusi tentang kesalahan yang terjadi dan bagaimana mereka bisa memperbaikinya. Ini akan mendorong anak untuk lebih terbuka di masa mendatang.

3. Hasil dari imajinasinya

3. Hasil dari imajinasinya
Freepik

Usia anak-anak biasanya memang memiliki banyak imajinasi yang sering kali orangtua tidak bisa memahaminya.

Nah, alasan lainnya yang menjadikan anak balita berbohong bisa jadi bukan karena mereka ingin, tapi karena mereka menjelajahi dunia melalui cerita-cerita yang mereka ciptakan.

Misalnya, Ma, anak mama berkata bahwa mereka sedang menjadi superhero atau mengalami petualangan luar biasa, makanya bisa saja mereka melakukan kesalahan yang terbentuk dari hasil imajinasinya tersebut.

Cobalah untuk menghargai kreativitas anak, dengan tetap membantu mereka memahami kapan waktunya untuk berimajinasi dan kapan waktunya untuk berkata jujur.

Agar anak terbiasa berkata jujur tanpa menghambat kreativitasnya, Mama bisa bermain peran dengan anak atau membacakan cerita-cerita yang merangsang imajinasi sekaligus mengajarkan nilai kejujuran.

Berbohong pada anak balita bukanlah tanda bahwa mereka kelak akan menjadi pembohong di masa depan. Hal ini menjadi bagian dari proses anak belajar tentang dunia dan hubungan sosial.

Cobalah untuk mengajarkan anak dengan cara yang menarik dan edukatif, serta dipenuhi rasa kasih sayang agar anak dapat memahami pentingnya berkata jujur dan mengembangkan rasa tanggung jawab sejak dini.

Semoga informasi di atas bermanfaat ya, Ma, Pa.

Baca juga:

The Latest