Alasan Mengapa Film Barbie Tidak Boleh Ditonton Anak di Bawah 13 Tahun
Meski lekat dengan kartun anak-anak, film Barbie justru tidak boleh ditonton anak-anak dan balita
26 Juli 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Film Barbie yang baru saja tayang pekan lalu ini tengah marak menjadi perbincangan masyarakat di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Dengan konsep penuh warna yang ikonik dan kolaborasi dengan brand-brand ternama, menjadikan banyak orangtua berpikir bahwa film Barbie dapat ditonton untuk semua kalangan usia, termasuk anak-anak.
Meski dikenal dengan tema kehidupan boneka Barbie yang lekat dengan dunia anak, nyatanya film Barbie justru tidak boleh ditonton oleh anak di bawah 13 tahun ataupun balita, Ma.
Mengapa demikian? Film karya Greta Gerwig ini memang memiliki rating PG-13 atau pengawasan dari orangtua untuk anak usia 13 tahun, sehingga memang tidak cocok jika Mama mengajak si Kecil untuk menyaksikan film tersebut.
Lantas, apa alasan film Barbie tidak boleh ditonton oleh anak di bawah 13 tahun? Yuk, simak ulasannya dalam rangkuman yang telah Popmama.com siapkan beriku ini.
1. Jalan cerita yang berat untuk anak pahami
Meskipun konsepnya yang ceria dan penuh warna sangat lekat dengan dunia anak, nyatanya tema atau jalan cerita yang diangkat pada film ini justru cukup serius untuk anak-anak pahami. Ma.
Misalnya saja pada salah satu trailer film Barbie yang dirilis sebelum penayangan resmi film tersebut, karakter Barbie yang diperankan oleh Margot Robbie bertanya, "Apakah kalian pernah berpikir tentang kematian?” sembari menari dan tersenyum lebar.
Jika anak-anak melihat ini, bisa saja anak salah mengartikan kematian dengan kesenangan belaka karena adegan tersebut. Itulah mengapa film ini memang lebih cocok untuk remaja berusia 13 tahun ke atas yang sudah lebih memahami lelucon konyol dalam film tersebut.
Hal ini juga diucapkan langsung oleh Danny Brogan selaku editor eksekutif di Common Sense Media. Ia menyebutkan bahwa Gerwig sebagai pembuat film tersebut mungkin memasukkan konten yang lebih dewasa karena mengetahui bahwa sebagian besar penontonnya adalah kaum milenial dan anggota Generasi Z.
"(Mereka) orang-orang yang tumbuh bersama Barbie selama tahun 1980-an, 1990-an, dan 2000-an, mencari nostalgia tetapi juga untuk dihibur. Mereka tidak lagi berusia 8 tahun yang membawa Barbie kemana-mana bersama mereka,” kata Danny Brogen.
Editors' Pick
2. Bahas soal feminisme
Sesuai dengan karakter Barbie yang khas dengan boneka perempuan, dalam film ini juga dikisahkan tentang bagaimana perempuan diperlukan dan dipandang di dunia.
Pembahasan feminisme ini mungkin nampak ringan bagi orang dewasa, tetapi bisa jadi topik yang berat untuk ditonton anak-anak di bawah 13 tahun
Akibatnya, dikhawatirkan anak akan menganggap atau memandang bahwa hanya perempuan saja yang penting dan laki-laki tidak penting.