Cegah Sakit Kronis, Ini Alasan Mama Harus Batasi Anak Konsumsi Gula

Ketahui alasannya agar dapat mencegah sejak dini

15 Juni 2020

Cegah Sakit Kronis, Ini Alasan Mama Harus Batasi Anak Konsumsi Gula
Freepik/bearfotos

Ada banyak makanan ataupun minuman yang dikonsumsi anak-anak cenderung memiliki rasa manis dan mengandung gula dalam kadar yang tinggi. Padahal konsumsi gula pada anak perlu adanya batasan.

Menurut WHO, tubuh hanya membutuhkan gula kurang dari 10% dari total asupan energi atau setara dengan 50 gram gula per hari (jika kebutuhan energi harian 2000 kalori/hari). Sementara berdasarkan Kementerian Kesehatan RI, anjuran konsumsi gula harian menurut kelompok umur adalah:

  • Umur 3 tahun: 2-5 sendok teh
  • Umur 4-6 tahun: 2,5-6 sendok teh
  • Umur 7-12 tahun: 4-8 sendok teh
  • Lebih dari 13 tahun, dan termasuk dewasa: 5-9 sendok teh (40 gram)

Sebenarnya gula merupakan salah satu sumber energi untuk tubuh, tetapi jika asupan gula berlepih pada anak dibiarkan hingga dewasa, maka akan berdampak pada kesehatan dan tumbuh kembangnya.

Berikut Popmama.com telah merangkum dari berbagai sumber mengenai alasan ilmiah mengapa Mama harus membatasi konsumsi gula pada si Kecil. Disimak yuk, Ma!

1. Tinggi akan kalori kosong

1. Tinggi akan kalori kosong
Freepik

Gula merupakan bahan makanan yang tinggi kalori. Menurut U.S Department of Agriculture, dua sendok makan sirop jagung pemanis biasa mengandung 120 kalori dan sebagian besarnya berasal dari karbohidrat.

Meskipun gula merupakan salah satu sumber energi tubuh, tetapi kalori dalam gula merupakan kalori yang relatif tinggi dan tidak mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh, seperti vitamin, mineral, protein, lemak, dan serat.

Oleh karena itu, makanan dan minuman yang mengandung gula tambahan, seperti es krim, permen, soda, dan kue, biasanya cenderung tinggi kalori tapi tidak mengandung nutrisi yang penting bagi tubuh anak.

Terlalu sering konsumsi makanan dan minuman dengan gula berlebih bisa sebabkan anak alami peningkatkan berat badan drastis hingga obesitas.

Editors' Pick

2. Menggantikan makanan sehat

2. Menggantikan makanan sehat
Freepik/Bearfotos

Jika anak dibiarkan terlalu sering konsumsi gula, kemungkinan anak bisa kehilangan nutrisi penting dari tubuhnya. Sebab berbagai nutrisi esensial yang diperlukan tubuh, seperti protein, lemak sehat, serat, vitamin, antioksidan, dan mineral, tidak dapat ditemukan dalam makanan yang tinggi gula.

Padahal nutrisi yang disebutkan memiliki fungsi mengendalikan gula dasar, rasa lapar, serta fungsi penting lainnya. Itulah mengapa seseorang yang mengonsumsi gula berlebih lebih berisiko terkena penyakit kronis seperti jantung, diabetes, obesitas, dan kanker, karena tidak cukup mendapatkan nutrisi lain yang diperlukan tubuh.

3. Menyebabkan rasa ingin terus-terusan makan

3. Menyebabkan rasa ingin terus-terusan makan
Foodal.com

Menurut penelitian dalam jurnal Frontiers in Nutrition, konsumsi terlalu banyak gula tambahan, utamanya makanan yang kaya akan jenis gula fruktosa, dapat secara signifikan meningkatkan kadar hormon ghrelin yang mendorong rasa lapar sekaligus menurunkan kadar hormon peptida penekan nafsu makan YY (PYY).

Fruktosa ini dapat tingkatkan nafsu makan dengan memengaruhi bagian otak yang disebut hipotalamus. Hipotalamus bertanggung jawab atas banyak fungsi, termasuk mengendalikan nafsu makan, pembakaran kalori, dan metabolisme karbohidrat serta lemak.

Selain itu, menurut jurnal Nutrients, sebuah penelitian yang dilakukan pada hewan menunjukkan bahwa fruktosa memengaruhi sistem sinyal di hipotalamus, meningkatkan level neuropeptida yang merangsang rasa lapar, dan menurunkan sinyal perasaan kenyang.

Mengonsumsi gula atau makanan makanan manis berlebih dapat membuat anak ingin terus-terusan makan yang pada akhirnya bisa sebabkan kenaikan berat badan drastis.

4. Memengaruhi kadar gula darah dan hormon

4. Memengaruhi kadar gula darah hormon
Freepik/prostooleh

Jika anak terbiasa mengonsumsi makanan ataupun minuman dengan gula tinggi setiap hari akan sebabkan kadar gula dara meningkat dan membuat kerusakan serius pada tubuh.

Mengutip dari laman Healthline, kadar gula darah dapat menyebabkan kenaikan berat badan melalui peningkatan resistensi insulin, kondisi ketika sel-sel berhenti merespons insulin dengan baik yang menyebabkan kadar gula dan insulin meningkat.

Meskipun sel menjadi resistan terhadap efek insulin pada pengambilan gula darah, sel tetap responsif terhadap peran hormon dalam penyimpanan lemak. Artinya, penyimpanan lemak akan meningkat.

Inilah sebabnya mengapa resistensi insulin dan gula darah tinggi dikaitkan dengan peningkatan lemak tubuh, khususnya di daerah perut. Oleh karena itu anak perlu dibatasi konsumsi gula sesuai dengan kebutuhan gula hariannya.

5. Menyebabkan obesitas dan penyakit terkait

5. Menyebabkan obesitas penyakit terkait
Freepik

Banyak penelitian yang telah membuktikan kaitan antara konsumsi makanan tinggi gula dengan penambahan berat badan dan kondisi medis kronis, seperti obesitas, penyakit jantung, dan diabetes, baik pada orang tua maupun anak-anak.

Misalnya seperti yang disebutkan dalam jurnal Obesity Facts30 studi pada lebih dari 242 ribu orang dewasa dan anak-anak memiliki hubungan yang signifikan antara minuman manis dengan obesitas.

Studi lain yang diterbitkan dalam jurnal Nutrients juga melaporkan bahwa anak usia 6 hingga 10 tahun yang mengonsumsi lebih banyak gula memiliki lebih banyak lemak tubuh secara signifikan daripada anak-anak yang mengonsumsi lebih sedikit gula tambahan.

Kemudian, mengutip dari laman Healthline, banyak penelitian yang telah melaporkan kaitan antara konsumsi makanan tinggi gula dan kelebihan berat badan dengan berbagai penyakit kronis, seperti jantung, diabetes, kolesterol, dan depresi.

Nah itu dia Ma alasan mengapa Mama perlu membatasi konsumsi gula pada si Kecil. Sebenarnya tidak masalah jika mereka menggemari makanan manis, tetapi tetap ingat untuk membatasi gula hariannya agar tidak mengalami kelebihan berat badan dan penyakit kronis lainnya sejak dini.

The Latest