Batuk pilek adalah kondisi yang umum dialami oleh banyak orang, termasuk anak-anak. Kondisi ini termasuk infeksi virus ringan yang biasanya akan hilang dengan sendirinya selama beberapa hari.
Namun, jika batuk pilek yang anak alami terjadi terus menerus dan makin mengganggu kenyamanan anak, sebaiknya segera periksakan dirinya ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat sebelum terlambat.
Hal ini seperti yang diceritakan oleh seorang mama dalam Instagram pribadinya @vness.gracia beberapa waktu lalu.
Dalam unggahan sebuah video, ia membagikan cerita ketika anaknya bernama Sasa telah didagnosa mengidap bronkitis dan pneumonia karena batuk pilek menerus.
Melansir dari Instagram milik Mama Vanessa, berikut Popmama.com bagikan cerita balita bernama Sasa yang didagnosis bronkitis dan pneumonia karena batuk pilek.
Bisa jadi pengingat bagi semua Mama dan Papa agar tidak menyepelekan batuk pilek yang anak alami. Yuk, simak sampai akhir.
1. Gejala awal yang dialami Sasa
Instagram.com/vness.gracia
Sebelum akhirnya didagnosis bronkitis dan pneumonia, Mama Vanessa menceritakan bagaimana gejala awal yang dialami putri kecilnya yang akrab disapa Sasa itu.
Dalam unggahan yang dibagikannya yang berisi kumpulan foto dan video sang anak, dijelaskan olehnya bahwa saat itu putrinya sempat mengalami demam tinggi selama 3 hari serta keluarnya lendir atau ingus yang berdarah.
Dijelaskan pula olehnya bahwa saat itu dokter mendiagnosis bahwa RSV (Respiratory Syncytial Virus) menjadi penyebab saluran pernapasan atas yang dialami Sasa. Tindakan yang diberikan saat itu adalah obat rhinitis dan tetes, tidak perlu obat antibiotik.
Editors' Pick
2. Kembali demam hingga sesak napas
Freepik/Vimaliss
Setelah pemberian obat tersebut, Sasa disebutkan sudah tak lagi mengalami demam seperti biasanya. Namun, setiap malam sampai menjelang subuh selama 3 bulan terakhir, Mama Vanessa menjelaskan bahwa putrinya justru terus mengalami batuk yang parah.
Melihat hal tersebut, awalnya sang Mama hanya menduga putrinya mengalami alergi saja. Sampai suatu hari, demamnya kembali tinggi sampai 39,5 hingga 40 derajat celcius.
Meski sudah menggunakan obat demam dan suppositori, demam Sasa tidak kunjung turun dan napasnya makin sesak, cepat, serta batuk tak kunjung berhenti.
Melihat kondisi sang anak yang semakin parah, Mama Vanessa pun langsung membawa putrinya ke rumah sakit untuk segera mendapat penanganan tepat dari dokter.
3. Didagnosis bronkitis dan pneumonia
Freepik/freepik
Tak hanya dialami orang dewasa, anak-anak pun bisa mengidap bronkitis dan pneumonia, Ma. Melihat kondisi Sasa yang demikian, dokter saat itu mendiagnosis Sasa sudah mengalami bronkitis dan kemungkinan pneumonia.
Dengan kondisi yang semakin lemah dan harus duduk di kursi roda, Mama Vanessa menjelaskan bahwa saat itu putrinya sudah sampai dehidrasi dan saturasinya rendah.
Dokter pun langsung meminta Sasa untuk menjalani sejumlah pemeriksaan mulai dari cek darah lengkap, X-Ray, SWAB 6 virus pernapasan, lalu dipasangkan IV drip dan nebulizer, serta pemeriksaan urine untuk menegakkan diagnosis dokter.
Dari hasil pemeriksaan, gadis kecil itu positif virus RSV dengan CPR yang sangat tinggi dan sudah ada bakteri juga di dalam paru-parunya. Dari hasil X-Ray juga menunjukkan bronkitis dan pneumonia.
Putri dari Mama Vanessa ini pun harus menjalani rawat inap di rumah sakit dengan sejumlah pengobatan yang diberikan. Mulai dari IV drip selama 24 jam, antibiotik, serta beberapa obat-obatan yang dimasukkan dari infus maupun obat oral dan nebu.
4. Harus segera ditangani sebelum terlambat
Freepik
Ketika menjalani perawatan, Mama Vanessa menyebutkan bahwa batuk anaknya tak kunjung berhenti setiap 5 menit. Hal ini tentu membuat Sasa sampai tidak bisa tidur dan makan karena terus menangis kesakitan.
Tak hanya batuk, saturasinya pun masih belum stabil dengan demam yang masih turun naik setiap 2 jam sekali meskipun sudah diberikan obat paracetamol dan ibuprofen secara bergantian.
Disebutkan oleh Mama Vanessa, dokter menjelaskan bahwa masa kritis kondisi ini bisa 3-5 hari. Untungnya, Sasa segera dibawa sang Mama ke rumah sakit di hari ke-4, sehingga tidak terlambat untuk ditangani.
Setelah 4 hari menjalani perawatan di rumah sakit, kondisi gadis kecil itu mulai membaik karena sudah tidak dehidrasi, tidak demam, dan saturasi oksigen membaik.
Namun, bronkitisnya masih ada sehingga tetap memerlukan nebu dan obat-obatan oral yang telah diresepkan oleh dokter sampai seminggu ke depan. Selain itu, kontrol rutin ke dokter juga diperlukan setiap 3 hari sekali.
Dalam keterangan yang dituliskan Mama Vanessa berdasarkan penjelasan dari dokter kepadanya, kondisi yang dialami sang anak bisa berbahaya jika tidak segera diobati. Terlebih jika anak memiliki penyakit bawaan seperti riwayat asma, penyakit paru lain, dan penyakit jantung bawaan yang dapat meningkatkan risiko.
Dari cerita yang dibagikan oleh Mama Vanessa di atas, ada beberapa poin yang digarisbawahi olehnya untuk menjadi perhatian bagi orangtua di luar sana.
Dalam keterangan yang dituliskannya sebagaimana dijelaskan oleh dokter, kondisi batuk pilek menerus yang disebabkan virus RSV seperti Sasa ini bisa sangat menular, khususnya pada anak-anak di bawah usia 6 tahun. Apalagi di 1 minggu pertama virus menyerang.
Infeksi RSV sendiri bisa terjadi karena virus atau bakteri, atau bisa keduanya. Kondisi ini jika didiamkan tanpa pengobatan bisa menginfeksi saluran pernapasan bawah atau paru-paru. Itulah mengapa perlu segera ditangani oleh dokter sebelum terlambat.
Lantas, apa saja tanda bahaya jika anak mengalami batuk pilek yang harus dibawa ke rumah sakit? Mama Vanessa menyebutkan bahwa beberapa tanda atau gejala yang perlu orangtua perhatikan antara lain:
Sudah ada tanda dehidrasi
Demam lebih dari 3 hari dan tidak kunjung turun dengan obat demam
Napas cepat dan sesak
Batuk berbunyi
Di akhir video yang dibagikannya, Mama Vanessa memberikan pesan moral kepada semua orangtua agar tidak menyepelekan batuk pilek yang anak alami, terlebih jika terjadi terus menerus.
Dengan mengenali tanda atau gejalanya sedini mungkin, penanganan pun dapat segera diberikan oleh dokter sesuai dengan kondisi anak.