5 Cara Membantu Anak Mengekspresikan Emosinya dengan Tepat
Mulai dari hal sederhana yakni jangan berteriak di depan anak
10 April 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tak hanya orang dewasa, anak-anak juga memiliki perasaan dan emosi yang mereka rasakan. Baik perasaan bahagia, marah, gugup, kecewa, atau bahkan frustasi.
Berbeda dengan usia dewasa yang lebih mampu mengekspresikan perasaannya, anak justru akan lebih sulit mengidentifikasi apa yang sedang mereka rasakan dan bagaimana mengekspresikannya secara tepat.
Ketika si Kecil sulit mengekspresikan emosinya, ini akan berdampak pada pelampiasan emosi yang sulit dikendalikan, misalnya seperti tantrum. Itulah mengapa peran orangtua sangat penting dalam membantu anak mengenali perasaannya.
Berikut ini Popmama.com rangkumkan beberapa hal yang bisa dilakukan orangtua dalam membantu anak mengekspresikan emosi dengan tepat sedari dini. Yuk, simak sampai akhir, Ma!
1. Tetap tenang dan jangan berteriak di hadapan anak
Ketika si Kecil alami tantrum, biasanya hal ini membuat orangtua merasa sedikit emosi untuk menenangkannya. Alhasil, tak jarang anak berakhir dimarahi oleh Mama atau Papanya. Padahal, cara seperti ini bukanlah cara yang efektif dalam menenangkan anak yang sedang tantrum, Ma.
Kemarahan yang orangtua rasakan justru akan memperburuk emosi anak, serta membuatnya lebih banyak melawan. Selain itu, memarahi anak, apalagi sampai berteriak di hadapannya, itu juga akan membuat anak kesulitan dalam mengekspresikan emosinya.
Saat anak sulit mengekspresikannya, alhadil anak pun akan memendam perasaan tersebut sampai suatu hari ia bisa saja mengalami kehancuran. Jadi, cara pertama adalah tetap tenang dan bicara dengan nada yang tidak meninggi atau berteriak. Jika sudah mulai tenang, barulah Mama bisa meminta anak mengeluarkan perasaannya.
Editors' Pick
2. Jelaskan nama dari perasaan yang sedang anak rasakan
DI usianya yang masih begitu belia, anak biasanya belum memahami perasaan yang ia rasakan. Baik itu perasaan bahagia, sedih, marah, dan sebagainya. Untuk itu, orangtua bisa membantu mengidentifikasinya dengan memberi label atau nama pada setiap perasaan yang mereka rasakan.
Misalnya saat si Kecil terlihat murung saat mainannya tidak sengaja terjatuh dan rusak. Mama mungkin bisa menanyakan padanya sambil menyebutkan ungkap yang mengungkapkan perasaan tersebut seperti, "Kamu sedih ya mainan yang tadi jatuh dan hancur berantakan?"
Cara lainnya untuk menamai setiap emosi anak adalah menggunakan buku gambar atau video yang dapat menarik perhatiannya. Dengan begitu, orangtua dapat mengajarkan setiap perasaan pada anak, sembari belajar membangun kosakata emosional dengan tepat.
3. Ajarkan cara mengungkapkan perasaan
Selain mengajarkan nama-nama setiap perasaan atau emosi yang dirasakan, orangtua juga bisa mengajarkan anak mengungkapkan perasaan mereka dengan memberikan beragam contoh nyata. Misalnya seperti, "Mama senang sekali, hari ini kamu mau membantu mengerjakan pekerjaan rumah. Terima kasih ya."
Dengan contoh seperti itu, anak pun dapat melihatnya dari perilaku yang diperlihatkan oleh Mama, serta bagaimana ekspresi senang yang dirasakan. Sehingga anak akan mengingat perasaan tersebut untuk kemudian ia terapkan di kemudian hari. Cara ini pun menjadi cara efektif dalam membangun kecerdasan emosional anak.
4. Tanggapi dengan empati
Cara berikutnya agar anak bisa mengekspresikan emosinya adalah dengan memberikan tanggapan berupa empati. Selain jadi ajang melatih empati anak untuk peduli sesama, cara ini akan membantu si Kecil dalam mengenali perasaan yang ia rasakan.
Misalnya saat anak tidak sengaja terjatuh saat berlarian, padahal Mama sudah memperingatinya agar tidak berlari, anak pun akan merasakan emosi sedih dan bisa saja menangis. Ketika anak mengalami kondisi seperti ini, jangan menganggapnya sebagai masalah ya, Ma. Cobalah berikan empati pada anak.
Mama bisa berempati dengan mengucapkan kalimat seperti, "Kamu sedih karena jatuh saat bermain tadi, ya? Coba sini Mama lihat apakah ada yang luka atau tidak?" Perntanyaan seperti itu jauh lebih efektif dibandingkan Mama memarahinya karena tidak mau mendengarkan ucapan Mama.
5. Jadilah orangtua yang selalu ada dan mau mendengarkannya
Sebagai orangtua, kita sudah sewajarnya memberikan rasa nyaman dan aman kepada anak. Maka, jadilah orangtua yang selalu ada dan mau mendengarkan setiap perasaan mereka, Ma.
Dengan perasaan demikian, anak pun tahu bahwa ia memiliki orangtua yang akan selalu berada dipihaknya. Pun saat ia sedang dalam perasaan yang sedih, maka cara terbaik yang bisa dilakukan adalah mendampingi anak dan memahami sudut pandangnya, sehingga akan lebih mudah untuk Mama merespons anak dengan tepat.
Itulah beberapa cara membantu anak mengekspresikan emosi dengan tepat sedari dini. Dengan pola asuh demikian, anak pun bisa belajar mengidentifikasi dan mengekspresikan emosinya dengan cara yang stabil, serta bermanfaat hingga anak tumbuh dewasa.
Baca juga:
- 10 Tips Membangun Pertumbuhan Emosional Positif pada Anak
- 5 Langkah untuk Menghadapi Emosi Berlebihan pada Balita
- 7 Cara Mengenalkan Balita pada Jenis-Jenis Perasaan