7 Cara Mengatasi Anak yang Tidak Mau Mengaji, Komunikasikan Yuk Ma
Jangan terlalu memaksa, coba cari lain, Ma
17 November 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tak hanya pendidikan formal yang didapat anak melalui sekolah, sebagai orangtua Mama juga perlu mengajarkan anak pendidikan agama yang tak kalah penting untuk dunia dan akhirat mereka. Pendidikan agama merupakan dasar dari pembentukan diri anak ke depannya.
Mengajarkan pendidikan agama pada anak bisa dimulai dari diri Mama dan Papa sendiri sebagai panutan yang akan dicontoh oleh si Kecil.
Misalnya dengan menerapkan salat lima waktu, berpuasa, mengaji, berzakat dan perbuatan baik lainnya.
Ketika orangtua sudah bisa menjadi contoh baik bagi anak, bukan tak mudah bagi mereka menirukan apa yang dilakukan oleh orangtuanya.
Mama dan Papa juga bisa memanggil guru mengaji untuk keluarga di rumah, kususnya sebagai bekal pendidikan agama untuk anak.
Selain untuk mendapatkan ilmu yang sesuai dengan ajaran Islam, juga untuk membiasakan anak-anak agar terbiasa melakukannya sampai dewasa nanti.
Namun saat anak mulai susah atau malas diajak mengaji, biasanya cara orangtua adalah dengan memaksa hingga memarahinya. Alih-alih anak mau mengaji, justru ia akan merasa takut karena perlakuan seperti itu, Ma.
Agar anak tidak malas, orangtua perlu komunikasikan dengan tepat. Berikut Popmama.com telah merangkum cara mengatasi anak yang tidak mau mengaji.
1. Tanya alasan mengapa anak tidak mau mengaji
Cara pertama yang bisa Mama dan Papa lakukan adalah dengan bertanya langsung kepada anak untuk mencari informasi yang tepat mengapa ia tidak mau mengaji.
Sebelum mencari informasi dari anak, cobalah mencari situasi dan kondisi yang tepat untuk berkomunikasi dengan mereka agar lebih terbuka. Mama bisa memancing dengan mainan kesukannya.
Setelah itu, barulah ajak anak mengungkapkan alasannya tidak mau mengaji.
Dengan mengetahui alasan dari sang anak, maka Mama dan Papa bisa mencari cara yang tepat untuk mengatasi rasa malas dan tidak ingin mengaji anak berdasarkan alasan yang mereka berikan.
2. Buat kesepakatan bersama antara orangtua dan anak
Sama seperti saat anak meminta mainan atau sesuatu yang ia inginkan, biasanya Mama dan Papa memberikan kesepatakan agar anak mau menuruti apa kemauan Mama dan Papa sebelum kemauannya dituruti.
Begitu pula dengan mengaji, Mama dan Papa bisa membuat kesepakatan bersama untuk menciptakan keadaan dan tanggung jawab serta memotivasi anak dalam belajar mengaji, bukan malah memaksakan kehendak orangtua saja.
Kesepakatan ini bisa Mama buat bersama anak mulai dari ia bangun tidur, hingga kembali tertidur di malam hari. Buatlah jadwal kapan anak harus belajar, kapan bermain dan kapan makan.
Ketika anak berhasil menjalani tanggung jawabnya atas kesepakatan yang telah ditetapkan, Mama bisa sesekali memberikannya hadiah sebagai bentuk rasa bangga atas apa yang telah ia lakukan.
Namun sebaliknya, saat anak melanggar kesepakatan yang telah ditetapkan bersama, Mama dan Papa boleh sesekali memberikannya penjelasan dan ganjaran pada anak sebagai konsekuensi.
Misalnya tak membiarkan anak bermain gadget atau menonton televisi selama sehari.
Maka dengan begitu, anak diharapkan dapat menjalani kesepakatan untuk lebih bertanggung jawab.
Editors' Pick
3. Jelaskan pada anak mengapa harus mengaji
Ini menjadi kunci utama sebelum mengajak anak belajar mengaji. Mama dan Papa juga perlu menjelaskan padanyanya, mengapa ia harus mengaji dan melakukan ibadah lainnya.
Tak hanya di sekolah, di rumah orangtua adalah guru bagi anak-anak. Sehingga menjelaskan alasan sebelum belajar mengaji sama dengan menjelaskan ketika Mama memasukkan anak untuk memulai jenjang sekolah pertamanya.
Beri tahu padanya bahwa mengaji adalah salah satu ibadah wajib yang harus dikerjakan sebagai umat Muslim. Tak hanya menjalankan ibadah salat lima waktu, anak juga diwajibkan menjalankan mengaji berpuasa, berzakat dan ibadah lainnya yang harus ia kerjakan.
Gunakan bahasa yang dapat anak pahami agar ia bisa mengerjakan kewajiban ini sedari dini. Jika sudah terbiasa, maka saat dewasa nanti pun anak tak perlu lagi adanya pemaksaan dari orangtua.
4. Disiplin dan konsisten
Dalam hidup, dibutuhkan kedispilinan dan konsisten dalam menjalankan suatu tanggung jawab. Begitu pula dengan belajar mengaji.
Mama dan Papa bisa menampilkan kedisiplinan dalam kehidupan sehari-hari yang akan dengan mudah diikuti oleh anaknya.
Ketika anak sudah disimplin, selanjutnya tetaplah berkonsisten dengan apa yang sudah disepakati. Kedua ini memang agak susah dilakukan, terlebih pada anak yang perubahan suasana hatinya seringkali berubah.
Untuk itu, Mama dan Papa harus bisa membaca situasi anak. Jika ia mulai kehilangan mood-nya, maka segera mungkin Mama dan Papa memberikan rangsangan agar ia tetap mau belajar membaca Al Quran. Misalnya dengan belajar mengaji mengunakan cara yang menyenangkan dan santai.
5. Ciptakan suasana santai dan menyenangkan
Seperti yang sudah disinggung sedikit pada poin sebelumnya, Mama dan Papa bisa menciptakan suasana belajar mengaji yang santai dan menyenangkan agar anak tidak merasa bosan dan malas.
Tak hanya belajar formal saja yang harus menciptkan suasana seperti ini, belajar mengaji pun ahrus diberlakukan demikian, Ma.
Sebagai selingan belajar, cobalah berikan permainan mendidik agar suasana belajar mengaji tidak tegang dan tetap menarik perhatian anak.
6. Tetap sabar dan terus berjuang
Disiplin dan konsisten memang sedikit susah diterapkan bagi anak-anak usia balita, namun ini menjadi cobaan bagi Mama dan Papa untuk tetap sabar dan terus berjuang dalam mengajarkan pendidikan agama pada anak.
Sama dengan belajar pendidikan formal, belajar mengaji pun dibutuhkan kesabaran ekstra, Ma.
Jika tidak sabar, banyak anak yang harus menjadi korban pemaksaan dan dimarahi oleh orangtuanya lantaran tidak mau menurut.
Usahakan untuk tidak melakukan demikian ya, Ma. Sebaiknya pilih metode pembelajaran yang beragam yang akan membuat anak tidak cepat jenuh.
Saat ini sudah banyak media belajar mengaji yang bisa Mama terapkan, tinggal disesuaikan dengan usia dan tahap perkembangan anak saja, Ma.
Kunci utamanya, tetap sabar dan jangan mudah menyerah ya Ma, Pa!
7. Memberikan hadiah sebagai apresiasi
Ketika anak sudah menerapkan cara-cara di atas dan tetap konsisten belajar mengaji demi membangun krakter baik dalam jiwanya kelak, maka cara selanjutnya agar ia tetap mau belajar adalah dengan sesekali memberikannya hadiah.
Anak akan suka diberikan hadiah apapun itu bentuknya, sebab dengan begitu ia akan merasa diharagai atas usaha yang sudah dilakukan selama ini.
Tak melulu hadiah berupa mainan, Mama dan Papa bisa memuji anak sambil memberikan pelukan sebagai apresiasi yang sifatnya tulus dan menentramkan anak.
Itu dia beberapa cara mengatasi anak yang tidak mau mengaji di atas bisa dilakukan ya, Ma. Bersabar dan tidak memaksa atau memarahi ya Ma. Dengan begitu anak bisa lebih mengerti dan merasakan pentingnya mengaji sejak kecil.
Semoga informasinya bermanfaat dan semangat terus untuk Mama dan Papa dalam mengajarkan pendidikan agama kepada anak sejak dini.
Baca Juga:
- 5 Cara Baik Mengatasi Anak Balita yang Malas Salat
- Serunya Ajak si Kecil Mengaji Online Bersama Badut Syariah
- 5 Cara Tepat Mengajarkan Anak Balita Belajar Mengaji yang Efektif