Dongeng Anak: Pangeran Kodok dan Putri Kerajaan
Kisah pangeran kodok mengajarkan anak untuk tidak menilai sesuatu dari tampilannya saja
30 Juli 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mendongeng adalah kegiatan yang banyak dilakukan orangtua kepada anaknya. Tak sekadar membacakan sebuah cerita, melalui bacaan dongeng pun si Kecil akan terlatih kemampuan bahasanya sedari dini.
Mama bisa membacakan berbagai judul dongeng, mulai dari dongeng fabel, dongeng nusantara, dan dongeng kerajaan. Salah satu cerita anak yang cukup terkenal adalah kisah pangeran kodok dan putri kerajaan.
Tanpa berlama-lama, kali ini Popmama.com sajikan dongeng anak: pangeran kodok dan putri kerjaan yang bisa Mama bacakan untuk si Kecil. Ada pesan moral yang baik diajarkan dari cerita ini, Ma.
1. Putri kerjaan yang bertemu seekor kodok
Pada zaman dahulu di suatu kerajaan, hiduplah seorang putri cantik yang tinggal bersama kedua orangtuanya, yakni raja dan ratu. Putri itu hidup bahagia dengan segala kemudahan yang selalu ia dapatkan.
Suatu ketika, putri sedang menikmati waktu sorenya dengan bermain bola karet di area belakang kerajaan. Ia terus melemparkan bola dengan nuansa emas itu ke sana dan ke mari. Sampai tiba-tiba bola yang dimainkan putri terlempar dan masuk ke dalam kolom besar.
"Bolaku! Ah, kenapa aku begitu ceroboh," ujar putri sembari menghampiri area pinggir kolam.
Dengan raut wajah sedih, Putri terus menatap ke arah kolam dan memikirkan bagaimana caranya bola miliknya bisa diambil dari dasar kolom. Namun, tiba-tiba munculah seekor kodok yang membuat putri sedikit terkejut.
"Hai putri cantik, mengapa kamu terlihat bersedih?" tanya kodok yang ternyata bisa berbicara.
Putri yang sudah dibuat terkejut karena kehadiran kodok dari dalam kolam, kini semakin terkejut karena kodok itu bisa berbicara kepadanya.
"Bagaimana bisa seekor kodok bisa bicara?" tanya putri kebingungan.
2. Kodok menolong putri
Kodok tak menjawab pertanyaan putri, ia justru kembali bertanya mengapa putri cantik di hadapannya ini nampak begitu murung. Putri pun menjelaskan bahwa ia baru saja menjatuhkan bola emas miliknya ke dasar kolam tersebut.
"Masalahnya, bola emas itu adalah pemberian dari Papaku (sang raja). Aku sedih karena kecerobohanku itu, bolanya jadi masuk ke dalam dan tidak bisa ku ambil," sambung putri menceritakan.
Kodok pun menawarkan sebuah ide kepada putri untuk bisa mengambilkan bola emasnya di dasar kolam. Kodok itu berkata, "Akan aku ambilkan bola emas itu, namun kamu harus mengabulkan satu syarat padaku.
Karena tahu betapa berharganya bola emas itu, sang putri pun langsung menyetujuinya. Ia bertanya, "Apa syaratnya? Kamu bisa memberitahuku."
"Aku ingin masuk ke dalam istana kerajaan, izinkan aku untuk bisa masuk ke dalam sana," pinta kodok.
"Baiklah kalau hanya itu. Sekarang cepat kamu ambilkan bola milikku," jawab Putri yang langsung dilaksanakan oleh kodok.
Si kodok pun langsung masuk ke dalam kolam dan mengambilkan bola emas itu yang ada di dasar kolam. Tak lama, ia benar-benar kembali membawakan bola milik sang putri.
Editors' Pick
3. Putri yang tak menepati janji
Setelah bola emas milik putri sudah dikembalikan, putri langsung berlari meninggalkan kodok dan masuk ke dalam istananya. Kodok pun langsung dibuat kebingungan dengan tingkah putri yang tiba-tiba meninggalkannya.
"Putri, kenapa kamu meninggalkanku? Bukankah kamu berjanji akan membawaku masuk ke dalam istana?" teriak kodok kepada putri.
Putri kembali menolehkan kepalanya sembari tertawa, "Tentu saja itu hanya omongan semata, kodok. Mana mungkin kodok jelek sepertimu aku izinkan masuk ke dalam istana ini."
Kodok pun hanya terdiam mendengar jawaban putri, ia tak menyangka karena putri tega membohonginya demi kepentingannya semata. Sampai malam tiba, kodok rupanya mengejutkan keluarga kerajaan dengan kehadirannya.
"Maaf raja, di depan ada seekor kodok yang mengaku mendapat undangan makan malam dari sang putri," ujar salah seorang pelayan kepada raja.
Meras bingung sekaligus terkejut karena kodok yang datang, akhirnya raja pun meminta pelayan tadi membawa kodok ke hadapannya. Setelah dipertemukan, raja meminta putrinya untuk menceritakan kejadian apa yang sebenarnya terjadi.
Putri dengan ekspresi sedikit takut pun mulai menceritakan semua kejadian yang terjadi di area belakang kerajaan mereka. Papanya sempat kecewa dengan putri yang memiliki sifat pembohong itu.
Kemudian sang raja berkata “Jika kamu telah berjanji pada kodok untuk mengizinkan masuk, maka tepatilah. Jangan jadi orang yang hanya mau kepentingannya dituruti, namun kamu enggan menuruti kemauan orang lain."
"Baik, Pa. Maafkan aku. Maafkan aku juga, kodok," ucap putri meminta maaf pada sang raja, yang kemudian meminta maaf pula pada kodok.
4. Kodok bergabung makan malam dengan keluarga kerajaan
Setelah meminta maaf, raja pun mengizinkan kodok untuk ikut makan malam bersama keluarganya. Ia memerintahkan salah seorang pelayan untuk menyediakan piring tambahan untuknya.
"Sebelumnya, terima kasih untuk raja dan ratu yang telah mengizinkan saya masuk, bahkan makan malam bersama dengan keluarga kerajaan," ujar kodok sebelum sesi makan mereka dimulai.
Setelah pelayan tadi datang dan ingin meletakan piring yang sebelumnya diperintahkan raja, kodok tadi pun berkata bahwa ia tidak membutuhkan piring tambahan.
"Aku bisa makan dari piring yang sama dengan putri," ujar kodok yang tentu saja membuat putri hampir marah.
Putri memasang ekspresi tak percaya dengan apa yang diucapkan kodok. Ia merasa jijik karena kodok memintanya menggunakan satu piring yang sama. Namun, ia tak bisa mengelak lagi karena takut sang Papa akan marah lagi padanya.
"Selamat makan semua," ujar raja ketika semuanya sudah siap untuk menyantap menu makan malam mereka.
5. kejadian tak terduga dengan si kodok
Setelah sesi makan malam, putri kembali ke kamarnya dengan diikuti kodok tadi. Di dalam kamar, kodok meminta untuk tidur di tempat tidur milik putri. Meski sempat menolak, namun ia tidak menolak tawaran kodok karena tidak mau raja marah padanya.
"Baiklah, kamu bisa tidur di sebelahku tetapi tidak boleh mengganggu," ujar putri yang langsung disetujui oleh kodok. Keduanya pun langsung tertidur hingga pagi tiba.
Keesokan harinya kodok membangunkan putri, "Hai putri cantik, bangunlah ini sudah pagi."
Setelah benar-benar bangun dari tidurnya, kodok kembali menyapa putri dan membuat sebuah permintaan lainnya.
"Jika kamu mengabulkan satu permintaan lagi untukku, maka aku akan segera pergi dari istana ini," ujar kodok kepada putri.
Mengetahui fakta bahwa kodok akan segera pergi dari sini, putri pun langsung menyetujui dan bertanya apa permintaan terakhir kodok padanya.
Kemudian sang putri bertanya “Coba sebutkan permintaanmu itu, wahai kodok.”
Sang kodok kembali bekrta, “Aku ingin putri mengelus kepala sampai punggung ku dengan sarung tangan sutra milikmu."
Mendengar permintaannya yang semakin aneh, putri pun marah kepada kodok. Ia berkata, "Berani sekali kamu. Tidak mungkin permintaan konyol itu akan aku kabulkan."
Dengan ekspresi sedihnya, kodok memohon kepada putri untuk yang terakhir kalinya. Putri kemudian berpikir sejenak, "Mengelus sekali saja tidak masalah sepertinya. Justru setelah ini ia akan terbebas dari kodok itu,kan?" pikr putri.
Putri pun mengambil kain sutra miliknya dan meminta kodok menghampirinya, "Baiklah, ke mari dan akan ku kabulkan permintaan terakhirmu itu."
Putri mulai mengelus kodok seperti pintanya, dari mulai kepala hingga punggungnya. Setelah selesai dengan pekerjaannya, putri dikejutkan dengan sebuah sinar terang yang ada di hadapannya.
Rupanya, kodok tadi kini sudah berubah menjadi seorang pemuda tampan lengkap dengan pakaian seorang pangeran kerajaan seperti dirinya.
6. Akhir cerita pangeran kodok
Kembali dibuat terkejut dengan perbuatan kodok, kali ini putri tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Ia pun mulai bertanya, "Siapa kamu dan bagaimana dengan kodok yang tadi ada di hadapanku?"
Pangeran tadi kemudian duduk menghampiri putri dan mulai menceritakan kepadanya. Ia berkata bahwa dirinya adalah seorang pangeran dari negeri yang cukup jauh. Suatu ketika, terdapat seorang penyihir yang menyihirnya menjadi seekor kodok.
"Hanya ada satu cara untuk melepas sihiran tersebut, yakni mendapat usapan dari sarung tangan sutra seorang putri," ujar pangeran kodok menyambungkan ceritanya.
Usapan putri tadi rupanya berhasil menyelamatkan pangeran dari sihir yang menimpanya selama ini. Keduanya pun langsung menghadap ke raja dan ratu, serta menceritakan semua yang terjadi.
Raja turut senang mendengar cerita dari pangeran kodok. Ia kemudian kembali menasihati putrinya, "Wahai putriku,kejadian ini bisa menjadi pelajaran bahwa jangan pernah kita menilai orang hanya dari penampilan luarnya saja."
"Dan pastinya jangan sampai kita menghakimi orang tersebut sebelum kita mengetahui kebenaran yang terjadi," ujar ratu menyambung ucapan raja.
Kemudian, raja pun menjamu sang pangeran sebelum pangeran itu kembali ke kerajaannya pada keesokan harinya. Setelah melakukan sarapan pagi bersama, pangeran kodok mengajak putri ke area belakang istana.
"Tempat ini menjadi tempat kali pertama kita bertemu. Di sini juga aku ingin mengatakan sesuatu padamu, putri," ujar pangeran yang membuat putri tersenyum malu.
Pangeran melanjutkan ucapannya dengan mengajar putri menikah. Ia berkata, "Maukah kamu menikah denganku dan tinggal bersamaku di kerajaanku?”
Penuh haru, sang putri pun menerima tawaran pernikahan dari pangeran dan keduanya saling melempar senyum satu sama lain. Setelah putri menerima tawaran pernikahan dari pangeran, tiba-tiba muncul seekor kodok dari tepi kolam.
Keduanya mulai mendekat dan memerhatikan apakah kodok di hadapan mereka adalah jelmaan seperti pangeran sebelumnya? Namun, setelah menunggu beberapa lama, kodok itu tak kunjung berbicara.
Putri dan pangeran pun tertawa karena ternyata kodok di hadapan mereka bukan kodok kutukan, melainkan kodok sungguhan. Pernikahan mereka pun digelar secara sederhana dan mereka hidup bahagia selamanya.
Seperti yang disebutkan raja dan ratu kepada putrinya, pesan moral dari cerita ini adalah untuk tidak menilai orang lain hanya dari tampilan luarnya saja. Serta tidak menghakimi orang sebelum mengetahui kejadian sebenarnya yang menimpa orang tersebut.
Baca juga:
- Dongeng Anak: Kisah Putri yang Tertidur
- Dongeng Anak: Putri Tanpa Senyum dan Jack yang Ceroboh
- Dongeng Anak: Legenda Situ Bagendit