Penting! Ini Dos & Don'ts Ketika Anak Alami Tantrum
Jangan langsung dimarahi, Ma. Ini yang perlu Mama lakukan saat anak tantrum
13 April 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tantrum menjadi keadaan saat anak meluapkan emosinya dengan menangis berlebihan, melempar barang atau mainan, hingga berguling di lantai. Memang tak mudah mengahdapi anak yang sedang tantrum, Ma.
Meski begitu, anak yang tantrum sebaiknya tidak dihadapi dengan cara yang keras juga, Ma. Mama perlu mengajarkan pada mereka dalam memahami perasaan dan memilih tindakan agar tidak saling meluapkan emosi antara orangtua dan anak.
Orangtua yang hebat dalam mendidik anak memahami perasaan dan memilih tindakan, yaitu dilihat dari bagaimana mereka menanggapi anak sebagai pengganti reaksi.
Begitu pula ketika anak tantrum, ada beberapa yang boleh dan tidak boleh orangtua lakukan dalam menanganinya. Seperti apa kira-kira? Yuk, simak informasi yang sudah Popmama.com rangkum berikut ini terkait Dos & Don'ts ketika anak alami tantrum.
Mulai coba terapkan pada si Kecil yang sedang tantrum yuk, Ma!
1. Tetap tenang, tidak memukul
Saat anak tantrum seperti menangis berlebihan atau berteriak, biasanya hal ini bisa membuat Mama merasa kesal dan turut terpancing emosi. Ketika sudah begini, yang perlu Mama lakukan adalah tetap tenang.
Pastikan Mama tenang dan tidak ikut emosi. Sebab saat emosi, tak jarang orangtua justru memarahi bahkan memukul anak agar berhenti menangis. Padahal, memukul anak saat tantrum adalah hal yang tidak boleh dilakukan, Ma. Ini justru akan menimbulkan trauma pada anak karena merasa perasaannya tidak bebas disalurkan.
2. Peluk anak, tidak mengancam
Selain memukul, banyak orangtua yang masih mengancam anak ketika sedang tantrum. Misalnya saat anak menangis meminta sesuatu di luar rumah, tak jarang orangtua mengancam akan meninggalkan anaknya jika tidak mau berhenti menangis.
Cara seperti itu sebaiknya dihindari ya, Ma. Alih-alih mengancam, Mama bisa memeluk si Kecil untuk menenangkannya. Setelah sudah cukup tenang, baru Mama bisa menanyakan apa yang ia inginkan, dan menjelaskan padanya secara perlahan namun tetap tegas.
Editors' Pick
3. Mengubah suasana, jangan lari dari situasi
Apa yang Mama lakukan ketika anak alami tantrum? Menenangkannya, atau memilih lari dari situasi tersebut? Cara terbaik yang perlu Mama lakukan saat anak tantrum adalah, mengubah suasana agar lebih tenang.
Namun nyatanya, masih banyak orangtua yang memilih membiarkan anaknya atau lari dari situasi tersebut, Ma. Padahal, Mama bisa mengubah suasana menjadi lebih tenang agar anak merasa lebih baik dan mau memahami apa yang Mama katakan.
4. Belajar berempati pada anak, tidak membentak
Tak hanya orang dewasa, anak-anak juga perlu ditanamkan empati sejak usia dini. Cara paling mudah mengajarkan empati pada anak adalah dengan memulainya dari diri Mama sendiri. Sebab anak adalah peniru dari orangtua mereka, Ma.
Alih-alih memarahi atau membentak anak untuk diam, sebaiknya Mama memposisikan diri pada posisi anak. Dengan begitu Mama dapat memahami apa yang anak inginkan, dan bagaimana cara menangani anak tantrum tanpa membuatnya trauma.
5. Jauhkan dari benda berbahaya, tidak menyogoknya agar diam
Maksud dari benda berbahaya di sini salah satunya ialah ponsel. Meski sudah bukan hal baru bagi anak-anak zaman sekarang, namun sebaiknya penggunaan ponsel pada anak dibatasi ya, Ma.
Jika anak sedang rewel karena tantrum, sebaiknya Mama tidak menyogoknya dengan ponsel untuk membuatnya diam. Dengan begini, justru Mama akan membuat anak terbiasa menggunakan ponsel yang sebenarnya akan membahayakan bagi kesehatan anak mama.
6. Jelaskan dengan perlahan tetapi tegas, jangan langsung mengabulkan
Saat anak tantrum karena meminta sesuatu, cara mudah yang bisa dilakukan orangtua adalah mengabulkan permintaan anak agar tidak rewel. Padahal, cara tersebut tidak sebaiknya dilakukan, Ma.
Cobalah memberikan pennjelasan yang tegas namun perlahan agar anak memahami mengapa Mama melarang memberikan keinginannya. Jika anak selalu dikabulkan permintaannya, ini akan membuatnya terbiasa untuk meminta dan akan membuat anak menangis jika permintaannya tidak dituruti.
7. Alihkan perhatian anak, tidak mengguncangkan tubuhnya
Melanjuti poin ketiga, Mama juga bisa mengalihkan perhatian anak untuk mengganti suasana yang lebih tenang. Kondisi ini justru akan membuat anak sedikit melupakan sesuatu yang membuatnya rewel, Ma.
Jangan malah diguncangkan tubuhnya untuk membuat anak diam, justru hal ini akan membuat anak lebih rewel dan tidak mau berhenti menangis, Ma. Alhasil, Mama pun akan kewalahan sendiri menanganinya.
Jadi, cobalah mengalihkan perhatian anak dengan benda kesukaannya. Mama juga bisa mengajak anak bermain bersama agar anak berhenti menangis dan melupakan sesuatu yang membuatnya tantrum.
Itu dia hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan ketika anak tantrum. Sebelum menangani anak yang tantrum, ketahui dulu penyebab pastinya ya, Ma.
Selain itu, tetap jaga jaga kewarasan Mama demi kesehatan mental si Kecil ke depannya ya!
Baca juga:
- Cara Bebaskan Kerewelan Tantrum Tanpa Membuat Anak Trauma
- Apa Alasan Anak Tantrum Setelah Merasa Tidak Dimengerti oleh Orangtua?
- Ketahui Penyebab Anak Tantrum dan Rewel di Tempat Keramaian