Kisah Seorang Anak Berjuang Melawan Shaken Baby Syndrome, Apa Itu?

Waspada shaken baby syndrome saat mengguncangkan anak, ini dampaknya

9 April 2023

Kisah Seorang Anak Berjuang Melawan Shaken Baby Syndrome, Apa Itu
Tiktok.com/@christyrector0

Saat Mama merasa gemas dengan si Kecil, atau saat Mama ingin menenangkannya yang sedang menangis, tanpa sadar sering kali kita menggunang tubuh anak terlalu keras.

Padahal, tahukah Mama bahwa mengguncang tubuh anak sejak masih kecil, justru bisa berdampak buruk bagi kesehatannya, Ma. Kebiasaan mengguncangkan anak bisa menyebabkan cedera yang cukup parah yang dikenal dengan istilah shaken baby syndrome.

Melansir dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), shaken baby syndrome atau disingkat SBS adalah bentuk kekerasan pada anak berupa guncangan yang hebat pada bagian kepala. Kondisi ini rentan dialami oleh bayi berusia kurang dari 2 tahun.

Kondisi ini seperti yang dialami anak dari seorang netizen bernama Christy Rector. Dalam TikTok pribadinya, ia sering mengunggah kisah perjuangan putranya melawan penyakit SBS yang diderita.

Bisa jadi pengingat pada Mama sekalian agar tetap waspada, berikut Popmama.com rangkumkan kisah dari Mama Rector dalam merawat putranya yang mengalami shaken baby syndrome.

1. Apa itu shaken baby syndrome?

1. Apa itu shaken baby syndrome
Unsplash/Kelly Sikkema

Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, shaken baby syndrome atau SBS dapat diartikan sebagai bentuk kekerasan pada anak berupa guncangan yang hebat pada bagian kepala.

Jika melansir dari Mayo Clinic, SBS ini adalah cedera otak serius yang terjadi akibat anak mendapat guncangan. Kondisi ini bisa menghancurkan sel-sel otak anak dan mencegah otaknya mendapatkan oksigen yang cukup.

Akibatnya, anak yang mengalami guncangan sejak bayi bisa menyebabkan kerusakan otak permanen atau kematian di kemudian hari. Meski tanpa sadar kita abai, nyatanya kondisi ini tidak bisa dianggap sepele, Ma.

SBS bisa dicegah dengan sikap orangtua yang lebih bijak saat merawat dan mengasuh anaknya sejak masih bayi, salah satunya dengan tidak mengguncangkan tubuh anak. Baik saat ingin menenangkannya, maupun saat Mama merasa terlalu gemas dengan si Kecil.

Selain itu, orangtua juga perlu memberikan edukasi pada orang sekitar yang turut membantu mengasuh anak agar tidak mengguncang tubuh si Kecil. Pasalnya, masih banyak orang dewasa yang belum mengetahui dampak buruk dari SBS bagi kesehatan dan masa depan anak.

Editors' Pick

2. Gejala shaken baby syndrome

2. Gejala shaken baby syndrome
Freepik/lifeforstock

Saat anak mendapatkan guncangan yang kuat, seperti diayun terlalu keras atau dilempar ke udara saat diajak main, lehernya yang belum mampu menyanggah dengan baik dapat membuat kepalanya terhentak ke depan dan belakang dengan cepat.

Akibatnya, otak anak pun akan terguncang di dalam tempurung kepala, bisa bergeser dan bahkan mengalami robekan serabut saraf. Tak hanya itu, Ma. Pembuluh darah di dalam maupun di sekitar otak, termasuk di mata juga bisa mengalami robekan dan perdarahan.

Saat anak mengalami kondisi ini, umumnya gejala shaken baby syndrome adalah tidak sadarkan diri atau koma, syok, kejang, bahkan tidak bisa bergerak atau lumpuh. 

Namun, saat cedera otak yang anak alami tidak terlalu parah, biasanya gejala yang akan muncul bisa berupa rewel, lemas dan ngantuk tiap saat, kulit pucat, tidak nafsu makan, muntah, sulit bernapas, dan tremor.

Jika Mama mencurigai beberapa gejala di atas pada si Kecil, sebaiknya segera bawa anak ke IGD terdekat untuk mendapat pemeriksaan dan penanganan dini, ya.

3. Perjuangan seorang anak melawan shaken baby syndrome

Kondisi shaken baby syndrome juga dialami oleh anak dari seorang netizen bernama Christy Rector. Dari TikTok pribadinya @christyrector0, ia banyak membagikan cerita perjalanan dirinya dan sang anak yang bernama Beckett, yang sama-sama berjuang melawan SBS.

Dalam salah satu video yang pernah dibagikannya, Mama Rector memperlihatkan bagaimana kondisi putra kecilnya saat menjalani pengobatan. Dalam unggahan tersebut, sang Mama mengingatkan kepada seluruh orangtua agar tidak pernah mengguncangkan anak mereka.

"Jangan pernah mengguncangkan bayi, please," tulisnya dalam video tersebut.

4. Tetap semangat untuk berjalan

Karena shaken baby syndrome yang dideritanya, Beckett pun mengalami kelumpuhan yang membuat dirinya harus menggunakan alat bantu saat ingin berjalan.

Dalam video yang dibagikan sang Mama di TikTok, inilah momen mengharukan ketika putra kecilnya terlihat antusias dan penuh senyum saat mencoba alat yang menunjangnya untuk berjalan.

Dengan dibantu oleh sang Papa, momen mengharukan tersebut pun mendapat banyak komentar dari netizen diberbagai belah dunia. Tak sedikit netizen yang turut mendoakan Beckett agar cepat pulih dan semangat menjalani hari-harinya sebagai pejuang shaken baby syndrome.

5. Dikelilingi oleh keluarga yang mendukungnya

Demi berjuang melawan shaken baby syndrome yang diderita putra kecilnya, Mama Rector mengaku bersyukur karena putranya itu tidak sendirian. Pasalnya, seluruh anggota keluarganya turut mendukung dan memberikan kasih sayang berlimpah padanya.

Pada beberapa video yang pernah dibagikan sang Mama, Beckett kerap kali dibantu sang kakak yang dengan penuh kasih sayang untuk merawat dan mendampinginya.

Misalnya saja pada momen berikut, ketika kakak dari Beckett terlihat memangku sang adik dengan menyelimuti tubuh mereka di dalam selimut yang sama. Manis sekali, bukan?

Dari kisah Beckett, anak yang berjuang melawan shaken baby syndrome, diharapkan para orangtua dapat lebih waspada dan tidak menggunangkan anak guna mencegah terjadinya penyakit tersebut.

Kita doakan bersama agar Beckett dan anak-anak lain yang menderita penyakit tersebut dapat tetap semangat untuk sembuh ya, Ma. 

Baca juga:

The Latest