Memahami Motivasi di Balik Perilaku Anak, Jangan Langsung Dihakimi Ma!
Menghakimi anak memang gampang, tapi coba pahami dulu motivasi atas perilaku mereka
26 November 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bagi kebanyakan orang dewasa, 'menghakimi' orang lain itu mungkin mudah. Hal ini tak jarang membuat banyak orangtua, guru, atau orang dewasa lainnya lebih mudah melakukan hal serupa pada anak mereka.
Mulai dari anak yang sering berlarian dan melompat yang dinilai sebagai anak hiperaktif. Ada pula anak yang nggak bisa diam di kelas yang sering disebut sebagai anak sulit fokus.
Padahal, tahukah Mama bahwa semua penilaian tersebut justru yang sering membuat para orangtua atau guru tidak bisa mengidentifikasi akar penyebab dari tingkah anak tersebut.
Melansir dari unggahan Dr. Dono Baswardono, seorang psikolog, pakar komunikasi politik, dan penulis buku, berikut Popmama.com akan merangkumkan apa saja motivasi di balik perilaku anak sehingga sering dihakimi.
1. Sering lompat bukan berarti hiperaktif
Mama pasti pernah mengalami kondisi di mana anak sering sekali bertingkah lebih aktif dari biasanya, atau langsung dinilai sebagai anak yang hiperaktif. Misalnya saat anak lompat di sofa, memanjat meja, atau berlarian di dalam rumah.
Jangan dulu menyebutkan anak hiperaktif, tapi coba deh Mama kenali motivasi di balik perilakunya. Anak yang bertingkah aktif ini biasanya karena mereka terangsang berlebihan atau overstimulasi, yang membuatnya merasa senang dan harus menggerakkan tubuh.
Nah, anak yang dalam kondisi seperti ini memang butuh menggerakkan tubuh mereka, akan susah jika Mama justru menyuruh mereka untuk diam. Alih-alih menghakimi atau memarahi anak, cobalah memberikan tempat yang lebih adaptif seperti halaman, agar anak bisa dengan bebas bergerak.
Editors' Pick
2. Memukul bukan berarti anak agresif
Anak yang kedapatan memukul atau mendorong temannya sering kali dilabeli sebagai anak yang agresif. Padahal, anak yang mendorong, memukul, membanting atau berebut mainan bisa jadi perilaku dari anak yang sedang merasa overwhelmed dengan dirinya, Ma.
Maksudnya, anak dengan perilaku ini biasanya terjadi karena mereka sedang merasa terbebani atau kewalahan akan satu hal, bisa juga karena mereka sedang frustasi atau ketakutan, sehingga dampaknya membuat anak menjadi lebih agresif pada orang sekitarnya.
Kalau anak mama mengalami hal ini, mereka butuh mengistirahatkan dirinya dengan berada di tempat yang stimulasinya lebih sedikit. Jika memungkinkan, Mama bisa mengajak anak diskusi menggunakan kegiatan yang lebih tenang seperti membaca dongeng.