Tips Menerapkan Disiplin Positif pada Anak Tanpa Ancaman
Lakukan dengan penuh kasih sayang dan konsisten ya, Ma
22 Desember 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Menerapkan disiplin positif pada anak tentu menjadi tantangan tersendiri dan hal yang tidak mudah untuk orangtua lalui. Namun saat mendidik anak disiplin, masih banyak orangtua yang mengasumsikan disiplin dengan pola asuh yang keras.
Mendisiplinkan anak sejak dini memang berguna bagi perkembangan anak kelak, hal ini juga yang disampaikan oleh Dr. Anil Dawan, M.Th dalam sesi Webinar virtual Popmama.com Parenting Academy 2021 pada Rabu, (22/12/21), "Kalau tidak diajarkan disiplin positif, nantinya anak justru akan menimbulkan permasalahan di kemudian hari."
Namun, mendisiplinkan anak bukan berarti menakuti-nakuti anak menggunakan ancaman, Ma. Jika terus melakukan demikian, justru hal ini akan berdampak buruk pada perkembangannya kelak nanti. Sehingga perlu adanya penerapan disiplin positif sehari-hari dengan cara yang tepat.
Lantas, bagaimana cara yang bisa orangtua lakukan?
Melalui sesi #POPAC2021 bersama Dr. Anil, Manager Faith and Development Unit Wahana Visi Indonesia, berikut Popmama.com akan merangkumkan cara yang tepat dalam menidisiplinkan anak tanpa ancaman.
1. Permasalahan kedisiplinan pada anak
Sebelum mengajarkan disiplin dan mengetahui peranannya terhadap anak-anak, Dr. Anil terlebih dahulu meminta kepada para orangtua agar memahami maksud dari disiplin itu sendiri.
Melihat dari bahasa latin, disiplin sendiri memiliki arti memberi pengajaran, mendidik dan melatih. Kemudian dalam KBBI, disiplin berarti latihan watak atau batin dengan maksud agar segala perbuatannya selalu mentaati tata tertib yang ada.
Setelah mengetahui artis dari disiplin, kemudian perlu Mama ketahui bahwa ketidakdisiplinan anak bisa saja disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satu yang banyak terjadi menurut Dr. Anil adalah kebutuhan atau keinginan anak yang tidak bisa dipenuhi oleh orangtuanya.
"Anak tidak tahu bagaimana hal-hal yang harus dilakukan. Ini perlu aturan tertentu yang dibuat agar kesewenangan tingkah laku anak tidak terjadi," ungkap Dr. Anil menambahkan.
Editors' Pick
2. Dasar-dasar kedisiplinan
Dalam paparan presentasi yang dibagikan Dr. Anil disebutkan pula dasar-dasar kedisplinan yang perlu orangtua perhatikan sebelum menerapkannya pada anak. Berikut beberapa di antaranya:
- Tentukan perilaku spesifik yang akan diubah.
- Katakan dengan tepat apa yang diinginkan untuk anak lakukan.
- Puji anak bila ia telah melakukan sesuatu perintah.
- Tetap memuji/mengapresiasi anak selama ia melakukan perintah.
- Tetap mengawasi mereka.
- Tidak perlu mengingatkan anak pada perbuatan buruknya di masa yang lalu.
Selanjutnya, dijelaskan pula apa saja prinsip dasar dalam mendisiplinkan anak menurut yang dicetuskan oleh James Dobson. Berikut prinsip dasar yang perlu Mama ketahui:
- Orangtua harus mengembangkan rasa hormat dalam diri anak terhadap orangtua, guru dan kepada orang-orang dewasa lainya.
- Orangtua harus menghukum anak atas tingkah laku yang memberontak dan melanggar aturan
- Orangtua harus mengendalikan diri agar tidak menyimpan amarah berkepanjangan.
- Orangtua tidak boleh memberi sogokan kepada anak agar ia berlaku tertib.
3. Prinsip menegakan disiplin dalam keluarga
Anak merupakan peniru ulung dari orangtuanya, sehingga kita sebagai orangtua perlu menjadi contoh yang baik agar apa yang ingin ditanamkan padanya dapat terwujud dengan tepat. Salah satunya mengajarkan kedisiplinan sejak dini.
Agar si Kecil mau diajarkan hidup disiplin, maka orangtua perlu menegakan prinsip disiplin dalam keluarga yang tepat. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan, antara lain:
- Melalui pemberitahuan. Ajak anak untuk mengetahui alasan dibalik ia tidak boleh melakukan sesuatu yang telah dilarang. Jangan sekadar melarang, tetapi Mama juga perlu memberitahu alasan yang tepat agar anak tidak berasumsi lain terakit peraturan yang ditetapkan.
- Memberikan teladan bagaimana caranya mengerjakan. Sebagai orangtua, kita perlu menjadi teladan yang baik untuk anak. Misalnya saja saat jam makan, pastikan Mama dan Papa menikmati santapan dengan tenang dan tanpa gangguan gadget, sehingga anak pun dapat melihat dan menirukan apa yang orangtuanya kerjakan.
- Berikan kesempatan untuk anak melakukannya dan bila gagal, berikan dorongan untuk mencoba lagi. Jangan terlalu keras dalam memberikan kedisiplinan pada anak, biarkan juga mereka untuk mencoba dan tetap berikan dukungan serta apresiasi sekecil apa pun hasil yang anak raih. Dengan begitu, anak mama pun akan terus belajar menjadi pribadi yang lebih baik sesuai yang Mama harapkan.
- Jika anak sengaja melawan otoritas orangtua dalam berkata tidak sopan, maka diperlukan sikap tegas. Perlu diingat bahwa sikap tegas bukan berarti memberikan ancaman, apalagi kekerasan ya, Ma. Pastikan memberikan kedisiplinan dengan cara yang penuh kasih sayang, namun tetap tegas agar anak mau mengikuti ajaran yang diberikan.
4. Cara yang perlu dilakukan orangtua dalam mendisiplinkan anak
Menurut Eric Erikson dalam paparan presentasi yang dibagikan Dr. Anil, menerapkan disiplin pada anak dibedakan sesuai dengan usia dan tahap perkembangan anak itu sendiri. Untuk itu diperlukan langkah yang tepat dalam mendisiplinkannya.
Berikut beberapa langkah yang perlu orangtua lakukan, antara lain:
- Membuat kesepakatan bersama, menentukan apa yang boleh dan tidak boleh dalam diskusi dan pengarahan yang terstruktur untuk hal yang benar, baik dan berguna.
- Menjelaskan konsekuensi dari pilihan dan keputusan, reward and punishment bukan untuk menakut-nakuti/intimidasi, melainkan untuk merespons secara proposional dan pola pendisiplinan yang dilakukan.
- Mempertimbangkan lingkungan sosial di mana anak hidup dan bertumbuh. Bagaimana teman temannya, dan lain sebagainya.
- Menyelaraskan nilai-nilai pendisiplinan di rumah dengan di sekolah dan pembinaan nilai di lembaga keagamaan. Tujuannya adalah untuk mensikronkan pola pembinaan sehingga efektif.
5. Mengkomunikasikan dengan baik dan benar
Tak hanya pada orang dewasa, komunikasi antara orangtua dan anak pun menjadi kunci penting dalam memberikan pola asuh yang tepat. Meski usianya masih balita, bukan berarti anak tidak bisa diajak berkomunikasi, Ma. Justru di usia ini kita bisa melatih komunikasi anak dengan menanamkan poin-poin penting tentang kedisiplinan.
Cobalah untuk berkomunikasi dengan anak sesering mungkin secara berkualitas, berikan perhatian dan kasih sayang yang tulus, motivasi dan apresiasi keberhasilannya dalam berdisiplin dan ajaklah beribadah bersama.
Ketika anak diajarkan disiplin dengan cara yang tidak tepat berupa kekerasan verbal mau pun non verbal, alih-alih mendisiplinkan, justru cara seperti ini bisa menimbulkan luka dan trauma pada anak nantinya.
Untuk itu, komunikasi memegang peranan penting dalam membantu orangtua mendisplinkan anak dengan positif tanpa adanya ancaman. Tanamkanlah disiplin dengan tegas namun penuh kasih.
Seperti perumpamaan yang disampaikan Dr. Anil, "Ibarat memegang telur terlalu kuat mengakibatkan retak, terlalu longgar akan menggelinding dan terjatuh hancur."
Jadi, pastikan Mama dan Papa menerapkan disiplin positif dengan penuh kasing sayang namun tetap tegas ya. Sebisa mungkin hindari memberikan ancaman, apalagi kekerasan. Semoga informasinya bermanfaat dan tetap semangat memberikan pola asuh terbaik untuk si Kecil ya, Ma, Pa!
Baca juga:
- 8 Kalimat yang Boleh Diucapkan saat Mendisiplinkan Anak
- Bagaimana Cara yang Tepat Mendisiplinkan Anak yang Depresi?
- 7 Manfaat Mengajarkan Sikap Disiplin Sejak Dini