5 Dampak Negatif Prank bagi Kesehatan Mental Anak
Jangan keterlaluan ya Ma jika ingin bercanda dengan si Kecil, yuk simak apa saja alasannya
16 September 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sebagai anak, tentu mereka membutuhkan rasa aman dan nyaman saat berinteraksi dengan orangtuanya. Sebab, hanya orangtualah yang dianggapnya mampu memberikan kehangatan dan perlindungan dalam situasi apapun.
Orangtua tentu juga menjadi sosok yang paling dipercayai anak untuk meningkatkan rasa nyaman dan aman.
Membangun suasana menyenangkan dengan anak lewat prank memang sering dilakukan orangtua ke anak. Apalagi saat anak masih kecil dan sedang lucu-lucunya.
Ini karena ekspresi anak saat diprank lucu dan menggemaskan.
Prank alias kelakuan jahil sebenarnya adalah bentuk humor yang bisa membuat hubungan orangtua semakin dekat dengan anak secara emosional.
Meskipun memiliki sisi lucu dan menghibur, nyatanya melakukan prank yang berlebihan ke anak-anak usia awal bisa menimbulkan efek negatif yang berkepanjangan bagi perkembangan mereka, lho!
Apa saja sih dampak negatifnya? Simak 6 dampak negatif prank bagi perkembangan mental anak dan ulasannya berikut ini yang sudah Popmama.com rangkum.
1. Memicu stres pada anak
Mama, ternyata prank yang dianggap lucu oleh orangtua bisa memicu stres pada diri anak lho. Hal ini terjadi ketika prank yang dilakukan orangtua telah melewati standar anak dalam bercanda. Apalagi jika jenis prank yang dilakukan memicu rasa marah, frustasi, dan rasa sedih pada anak.
Meskipun anak-anak usia awal pada dasarnya suka bercanda, namun mereka cenderung memiliki batas toleransi bercanda yang lebih sempit, karena mereka belum mampu mengerti alasan sebenarnya orangtua melakukan prank. Mereka justru menganggap prank sebagai hal yang buruk dan jahat.
Tidak mengherankan jika anak menjadi stres setelah mendapatkan prank yang berlebihan lho, Ma!
Editors' Pick
2. Menimbulkan perasaan tidak berharga
Bagi beberapa anak, respon tertawa dan dipermalukan dari orangtua yang menjahilinya bisa dianggap sebagai bentuk 'penghinaan' atau 'ejekan' yang melukai harga diri dan perasaan anak lho, Ma. Akhirnya si Kecil akan mengamuk setelah ditertawakan, karena ini bentuk anak mempertahankan serta membela harga dirinya.
Secara tidak sadar, anak dapat membawa pengalaman emosional dari prank, yaitu perasaan dipermalukan ke alam bawah sadarnya yang kemudian dapat merendahkan harga diri anak. Anak kemudian tumbuh menjadi pribadi yang tidak percaya diri.