8 Tanda Pola Asuh Buruk yang Harus Diketahui Setiap Orangtua
Memberikan contoh yang tidak baik hingga tidak mempercayai anak salah satu pola asuh yang buruk
10 November 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mama pernah mendengar bahwa anak nakal berasal dari orangtua yang buruk? Orangtua adalah guru pertama anak dalam hidup.
Sikap, pandangan, tujuan, dan perspektif seorang anak bergantung pada apa yang dia pelajari dari orangtua mereka.
Tingkah laku seorang anak juga merupakan cerminan dari bagaimana mereka diperlakukan oleh orang tua mereka.
Apa yang dipelajari atau dialami seorang anak di tahun-tahun awal mereka diketahui meninggalkan kesan abadi pada mereka.
Setiap kali seorang anak membuat kesalahan atau menunjukkan perilaku buruk, kesalahan sebagian besar diletakkan pada orangtua karena mereka bertanggung jawab untuk mengajari anak-anak mereka bagaimana berperilaku.
Jelas bahwa pengasuhan yang buruk merugikan anak-anak, tetapi bagaimana Mama menentukan apakah seseorang adalah orangtua yang buruk atau tidak?
Bisakah anak-anak yang baik bertahan dari pengasuhan yang buruk? Apa saja tanda-tanda menjadi orang tua yang buruk? Dan bagaimana Mama bisa menjadi orang tua yang lebih baik?
Kali ini, Popmama.com akan memberikan tanda-tanda pola asuh Mama yang buruk dan tips agar Mama bisa menjadi orangtua yang baik dan dekat terhadap si Kecil.
Disimak ya, Mama!
1. Menghindari dan mengabaikan si Kecil
Mengabaikan si Kecil secara fisik atau emosional dapat memengaruhi dia dengan cara yang sangat negatif. Pengabaian adalah jenis pelecehan anak yang sangat umum, dan bisa sama berbahayanya dengan penganiayaan fisik.
Mengabaikan kebutuhan anak, membiarkan mereka tanpa pengawasan atau dalam situasi berbahaya, atau membuat anak merasa tidak berharga dapat menyebabkan harga diri rendah dan menyebabkan isolasi.
Pengabaian juga dapat memengaruhi kesehatan mental atau perkembangan sosial seorang anak, dan bahkan dapat menyebabkan luka psikologis seumur hidup.
Jika hal tersebut tidak ingin terjadi dengan si Kecil, Mama perlu perhatikan anak-anak Mama dan prioritaskan kesejahteraan mereka.
Luangkan waktu untuk berbicara dengan anak dan menjalin ikatan dengan mereka. Jelaskan kepada si Kecil bahwa Mama dan Papa mencintai dan menghargai mereka.
2. Penganiayaan fisik atau verbal
Mengekspos seorang anak pada kekerasan fisik atau pelecehan verbal bisa sangat merusak kesejahteraannya. Banyak orangtua melampiaskan rasa frustrasinya kepada anak-anak mereka tanpa menyadari kerusakan psikologis seperti apa yang mereka timbulkan.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, pelecehan verbal dan fisik dapat menyebabkan masalah psikologis, fisik, perilaku, dan ekonomi seumur hidup. Korban kemungkinan besar juga akan berjuang dengan kesehatan fisik dan mental yang buruk sebagai akibatnya.
Hukuman mungkin diperlukan ketika si Kecil melakukan sesuatu yang salah, tetapi ketika mereka dihukum secara ekstensif untuk hal-hal kecil, hal itu dapat menjadi bumerang.
Sebagai orangtua hindari menggunakan tamparan atau hinaan sebagai bentuk hukuman. Waktu menyendiri, kehilangan hak istimewa, menerima tugas tambahan, atau mendapatkan waktu tidur lebih awal adalah cara yang baik untuk menghukum anak tanpa menyakiti mereka. Jika metode ini tidak efektif, konsultasikan dengan terapis atau ahli kesehatan mental ya, Ma.
3. Memberikan contoh yang buruk
Ada banyak orangtua yang tidak melakukan apapun untuk mencegah perilaku buruk yang dilakukan pada anak-anak mereka, dan orangtua seperti ini biasanya menutup mata terhadap perilaku bermasalah anak-anak mereka.
Seperti kata pepatah, apa yang kamu tabur itu yang kamu tuai. Jika orangtua berteriak atau menggunakan kata-kata kasar di depan anak-anak, maka wajar jika anak-anak menirunya.
Itulah mengapa anak-anak dari perokok, peminum, atau pengguna narkoba lebih cenderung mulai bereksperimen dengan zat-zat di usia muda. Anak-anak akan sering meniru apa yang mereka amati di rumah mereka.
Cobalah untuk tidak melakukan hal-hal buruk di depan anak-anak, agar si Kecil tidak ikut mencontohkan hal tersebut. Jika Mama dan Papa sedang emosi, Mama dan Papa bisa menjaga jarak terlebih dahulu dengan orang di rumah ya hingga Mama dan Papa sudah mulai tenang dan bisa berkumpul lagi bersama si Kecil.
Editors' Pick
4. Berlaku tidak adil
Ini bisa sangat merusak ketika orangtua menjelaskan bahwa mereka lebih menyukai satu anak daripada yang lain, dan anak-anak lebih cenderung menunjukkan depresi di kemudian hari sebagai akibatnya.
Mama mungkin berpikir bahwa anak yang disukai akan mendapat manfaat dari semua perhatian positif, tetapi bukan itu yang terjadi. Di banyak rumah tangga, anak laki-laki mendapatkan perlakuan istimewa, yang membuat anak perempuan merasa rendah diri atau diabaikan.
Berkenaan dengan pendidikan, kesempatan sosial, atau kebutuhan penting lainnya, anak perempuan seringkali mendapatkan lebih sedikit kesempatan daripada anak laki-laki, dan bias ini biasanya dimulai di rumah mereka sendiri.
Sebagai orangtua mungkin pernah mengomel atau mengeluh tentang si Kecil di depan anak-anak lain daripada berkomunikasi dan menjadi orangtua secara bertanggung jawab.
Agar hal itu tidak terjadi, Mama bisa luangkan waktu untuk menghargai setiap anak apa adanya sebagai individu, dan habiskan waktu berdua dengan setiap anak untuk meningkatkan ikatan Mama dengan mereka semua.
5. Memaksakan kehendaknya yang tak sejalan dengan anak
Memang benar bahwa orang tua biasanya tahu apa yang terbaik untuk anaknya, tetapi beberapa orangtua memaksakan pilihan mereka kepada anaknya tanpa mempertimbangkan minat, tingkat kecerdasan, atau kemampuan mereka.
Orangtua yang otoriter adalah orang yang menuntut kepatuhan terus-menerus dan menggunakan ancaman, rasa malu, dan hukuman lain untuk menegakkan perilaku yang baik.
Ketika seorang anak tidak dapat memenuhi harapan orangtuanya, hal itu bisa sangat mengecewakan semua orang. Seorang anak membutuhkan dorongan dan motivasi, tetapi memaksa mereka untuk menjadi sesuatu yang bertentangan dengan sifat mereka sendiri dapat mempengaruhi mereka secara negatif.
Biarkan mereka mengeksplorasi minat mereka sendiri dan cobalah untuk tidak memaksa mereka melakukan hal-hal yang tidak masuk akal.
Tunjukkan minat pada hobi mereka dan bagikan hobi Mama atau Papa dengan anak-anak tanpa memaksa mereka untuk melakukan apa yang akan Mama atau Papa lakukan.
6. Tidak bertanggung jawab dalam mengelola keuangan
Banyak orangtua yang tidak terlalu bijak dengan uang dan tidak mencontohkan tanggung jawab keuangan yang sehat kepada anak-anak mereka.
Beberapa terus-menerus membelanjakan uang secara berlebihan dan hidup di luar kemampuan mereka, sementara yang lain merahasiakan keuangan dan berpura-pura seperti uang tidak penting.
Penelitian telah menunjukkan bahwa pada usia 7 tahun, sebagian besar anak telah membentuk kebiasaan uang yang akan mereka bawa hingga dewasa, jadi penting untuk mengajari anak-anak tentang uang saat mereka masih kecil.
Contohkan perilaku keuangan yang baik kepada si Kecil dan bicarakan tentang uang kepada mereka. Jelaskan kepada si Kecil bahwa mereka harus mendapatkan uang mereka, dan bicarakan tentang bagaimana mereka dapat menerima uang saku sebagai imbalan untuk melakukan pekerjaan rumah tangga. Bantu si Kecil menabung dan membelanjakan uang dengan bijak.
7. Terlalu banyak memanjakan atau mengganggu
Terlalu memanjakan atau keterlibatan adalah kebalikan dari pengabaian dan itu bisa memanjakan anak dengan membuat mereka terlalu menuntut dan bergantung.
Banyak orangtua melindungi anak-anak mereka secara berlebihan dan mencampuri aktivitas mereka sedemikian rupa sehingga ketika mereka dewasa, mereka tidak mampu mengurus diri sendiri dan menjadi cemas, tidak kompeten, dan tidak mampu membuat keputusan.
Biarkan si Kecil belajar menyelesaikan masalah sendiri. Tentukan apakah suatu masalah cukup serius untuk menjamin gangguan Mama atau apakah itu adalah sesuatu yang dapat ditangani sendiri oleh si Kecil.
Biarkan anak-anak Mama gagal atau kecewa tanpa datang untuk menyelamatkan mereka setiap saat. Jika mereka tidak berhasil dalam beberapa hal, beri tahu mereka bahwa mereka dapat belajar dari setiap pengalaman apapun hasilnya.
8. Tidak mempercayai anak
Banyak orangtua lebih mempercayai orang lain daripada mempercayai anak-anak mereka sendiri. Kadang-kadang, mereka bahkan tidak mengizinkan anaknya memberikan penjelasan sebelum mereka memberikan pendapat.
Banyak yang tidak percaya pada anak-anak mereka dan menurunkan motivasi mereka dengan kata-kata atau tindakan mereka. Perilaku semacam ini dapat menyebabkan seorang anak memberontak atau melakukan hal-hal yang tidak seharusnya mereka lakukan.
Bangun kepercayaan antara Mama dan si Kecil.
Tunjukkan kepada si Kecil bahwa Mama juga mempercayai mereka. Menunjukkan bahwa Mama mempercayai anak Mama dapat membantu mereka bertindak dengan integritas dan kejujuran yang lebih tinggi saat berinteraksi dengan orangtua atau orang lain.
Itulah Ma delapan tanda-tanda pola asuh yang buruk yang seringkali terjadi. Mulai sekarang, Mama dan Papa harus cerdas dan bijak ya dalam mengasuh si Kecil. Jangan sampai hal diatas terjadi dalam keluarga Mama dan Papa, lho.
Baca juga:
- 5 Dampak Positif Jika Anak Bermain dengan Teman Seusianya
- Sebabkan Epilepsi, Ketahui 5 Fakta Mengenai Batuk Rejan pada Anak!
- Plus-Minus Menitipkan Anak Pada Kakek Nenek