Varian Covid Delta Dikhawatirkan Lebih Mudah Menyerang Anak-Anak
Dikhawatirkan Covid-19 varian Delta lebih menular di kalangan anak-anak
18 Juni 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jenis baru dari virus corona yang disebut varian Delta (B.1617.2) pertama kali ditemukan di India. Varian Delta dikhawatirkan lebih mudah menyerang anak-anak.
Varian Delta saat ini mendominasi di Inggris dan meningkat pada anak-anak usia 12 tahun hingga 20 tahun.
Sementara klaster sekolah dianggap sebagai media penyebaran varian Delta menurut laporan BMJ.com karena tercatat 140 klaster hingga akhir Mei 2021.
Lebih lanjut Popmama.com telah merangkum informasi terkait Covid-19 varian Delta, berikut ini.
Editors' Pick
1. Varian Delta menyerang anak-anak di Jakarta
Dwi Oktavia, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta, mengatakan bahwa kasus aktif pada anak-anak cenderung meningkat beberapa waktu terakhir.
Tercatat sekitar 16 persen dari 4.144 kasus aktif yang ditemukan di Jakarta pada hari Kamis (17/6/2021), dan 661 kasus di antaranya terjadi pada anak-anak.
Orangtua perlu waspada karena 144 dari 661 kasus positif pada anak-anak terjadi pada anak di bawah usia 5 tahun.
Dwi Oktavia juga mengingatkan untuk tidak membawa anak-anak pergi keluar rumah karena tren kasus positif pada anak di bawah usia 18 tahun meningkat drastis.
2. Gejala varian covid Delta
Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, saat ini virus corona varian Delta dari India sudah banyak ditemukan. Hal ini disampaikan melalui konferensi pers virtual pada hari Senin (14/6/2021).
Adapun gejala umum virus corona varian Delta adalah flu berat, seperti yang diungkap oleh Profesor Epidemiologi Genetik di King's College London, melansir dari IDN Times (18/6/2021).
Apa gejala yang dialami pasien varian covid Delta yang menyerupai flu berat?
Beberapa keluhan kerap terjadi seperti demam, hidung meler, sakit tenggorokan. Dari banyak pasien, yang paling sering dirasakan adalah sakit kepala berat. Sementara itu keluhan kehilangan penciuman dan perasa lebih jarang bagi yang terserang varian Delta ini.
dr. Bhakti Hansoti, Associate Professor di Johns Hopkins University dan Bloomberg School of Public Health, mengatakan bahwa varian Delta diduga dapat mengganggu indra pendengaran.
"Gejala varian Delta mirip Covid-19 biasa, tetapi lebih berat," ungkapnya.