Apakah mama pernah melihat Si Kecil memegang alat kelaminnya dan terlihat nyaman? Jangan khawatir, karena ini adalah hal yang normal dan bagian dari perkembangan psikoseksual anak.
Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Sigmund Freud pada awal 1900-an untuk memahami perkembangan kepribadian dan bagaimana hal tersebut dapat memengaruhi kesehatan mental.
Tahap psikoseksual anak adalah proses alami yang dialami oleh si Kecil. Yuk, simak artikel ini hingga akhir untuk mengenal lebih jauh tentang tahapan ini dan cara terbaik mendampingi Si Kecil!
Berikut Popmama.com rangkm tahap psikoseksual anak yang dilewati.
Wajarkah anak memainkan alat kelaminnya?
Pexels/Allan Mas
Dikutip dari Very Well Mind, Sigmund Freud menyebut perkembangan psikoseksual adalah lima tahap yang dilalui anak sejak kecil hingga membentuk kepribadian dewasa.
Jika anak gemar menyentuh kelaminnya, atau menggesekkan kelaminnya ke sesuatu ia bisa jadi berada di fase phallic. Ini adalah fase di mana si Kecil cenderung memainkan alat kelaminnya dan terlihat nyaman.
1. Fase oral anak terjadi 0-1 tahun
Pexels/AlexeyMakhinko
Sebelum berbicara mengenai fase phallic seperti di atas. Ada beberapa tahap yang dilewati anak sebelumnya. Pertama ada fase oral (0-1 tahun) di mana anak kerap memainkan mulutnya dengan jari. Ia juga terus mengeksplor bagian mulut dengan memasukkan segala jenis benda.
Menurut Sigmund Freud, selama tahap pertama perkembangan ini, libido manusia terletak di mulutnya. Artinya mulut adalah sumber utama kesenangan.
Di fase ini, anak akan merasa senang bukan karena memasukkan sesuatu ke dalam tubuh. Dengan kata lain, ini berkaitan dengan proses buang air besar.
Menurut Freud, tahap ini melibatkan pelatihan toilet serta kemampuan mengendalikan buang air besar dan kandung kemih, yang menjadi sumber kesenangan sekaligus ketegangan bagi anak.
Teori ini menyatakan bahwa cara orangtua menerapkan toilet training dapat memengaruhi kepribadian anak di masa depan.
Sebagai contoh, toilet training yang terlalu ketat dapat membuat seseorang tumbuh menjadi individu dengan sifat retensi anal, seperti perfeksionis dan sangat peduli terhadap kebersihan.
3. Fase phallic anak terjadi 3-6 tahun
Pexels/Juliia Abramova
Fase perkembangan ini terjadi pada anak usia 3-6 tahun, anak mulai tertarik untuk mengamati dan menyentuh alat kelamin mereka. Hal ini terjadi karena zona sensitif seksual berada di area tersebut, dan umumnya lebih sering terlihat pada anak laki-laki.
Pada tahap ini, anak juga mulai menyadari identitas gender mereka, baik sebagai laki-laki maupun perempuan, melalui pengamatan terhadap tubuh mereka sendiri serta pendidikan seks yang diberikan oleh orangtua.
Orangtua tidak perlu khawatir jika anak pada fase ini cenderung menyentuh alat kelaminnya, karena perilaku tersebut didorong oleh rasa ingin tahu dan eksplorasi tubuh, bukan oleh dorongan seksual.
Pada usia ini, hasrat seksual belum berkembang. Sebuah penelitian oleh Alice Sterling Honig dari Syracuse University menunjukkan bahwa anak prasekolah sering merasa bingung dengan perbedaan anatomi seksual. Oleh karena itu, mereka membutuhkan nama untuk bagian tubuh mereka, dan menyentuh alat kelamin sesekali adalah perilaku yang wajar.
4. Fase laten anak terjadi 7-10 tahun
Freepik
Menurut Sigmund Freud, pada tahap ini energi seksual dialihkan ke berbagai aktivitas aseksual seperti belajar, mengeksplorasi hobi, dan menjalin hubungan sosial. Ia meyakini bahwa fase ini berperan penting dalam perkembangan keterampilan sosial dan komunikasi yang sehat.
Anak-anak mulai membangun hubungan dengan teman sebaya serta orang dewasa di luar lingkungan keluarga, sekaligus memahami nilai-nilai sosial yang akan membantu mereka beradaptasi dalam kehidupan.
Tahap ini dimulai ketika anak-anak memasuki usia sekolah, di mana mereka semakin fokus pada interaksi sosial, minat pribadi, dan aktivitas yang mereka sukai. Freud berpendapat bahwa kegagalan dalam melewati fase ini dapat berdampak pada ketidakdewasaan seumur hidup.
Hal ini dapat menyebabkan seseorang mengalami kesulitan dalam menjalin dan mempertahankan hubungan yang sehat, baik dalam aspek emosional maupun seksual di masa dewasa.
5. Fase genital anak terjadi 12 tahun ke atas
Freepik/master1305
Saat memasuki masa pubertas, libido anak kembali aktif, dan mulai mengembangkan ketertarikan seksual yang lebih kuat terhadap lawan jenis. Menurut Sigmund Freud, tahap perkembangan psikoseksual ini ditandai dengan kematangan organ reproduksi, yang memainkan peran penting dalam perkembangan karakter seseorang.
Tahap ini dimulai sejak pubertas dan dapat berlangsung sepanjang hidup. Dampak dari tahap ini dapat bervariasi tergantung pada bagaimana individu mengalaminya.
Jika anak mampu melewati tahap ini dengan baik, mereka akan tumbuh dengan kepribadian yang sehat dan mampu membangun hubungan yang stabil secara emosional maupun sosial. Sebaliknya, gangguan dalam fase ini dapat memengaruhi kemampuan seseorang dalam menjalin hubungan yang matang di masa dewasa.
Itulah tadi tahap psikoseksual anak yang dilewati. Semoga menjadi tambahan informasi untuk orangtua.