Anak Jangan Minum Teh Setelah Makan, Ganggu Penyerapan Zat Besi

Kandungan tanin dalam teh menghambat proses penyerapan zat besi hingga protein

4 Februari 2025

Anak Jangan Minum Teh Setelah Makan, Ganggu Penyerapan Zat Besi
Pexels/cottonbro studio

Teh kerap menjadi minuman yang banyak orang nikmati setelah makan. Bisa disajikan dingin dengan berbagai pengolahan yang menarik dan menggugah rasa. Ini pula yang membuat anak-anak penasaran ingin mencicipi.

Namun, tahukah bahwa minum teh setelah makan bisa menghambat penyerapan zat besi dalam tubuh anak?

Zat besi adalah nutrisi penting yang berperan dalam pembentukan sel darah merah dan mendukung tumbuh kembang anak. Sayangnya, kandungan tanin dalam teh dapat mengikat zat besi dari makanan dan menghambat penyerapannya di usus.

Jika kebiasaan ini terus berlangsung, anak berisiko mengalami kekurangan zat besi yang dapat berdampak pada kesehatan, seperti anemia dan kelelahan.

Lalu, bagaimana cara mencegah hal ini tanpa harus melarang anak minum teh sepenuhnya?

Dikutip dari video dr. Lucky Yogasatria Sp.A yakni @dr.lucky.sp.a di Instagram, ia menjelaskan mengenai kandungan tanin ini yang menghambat penyerapan nutrisi di tubuh anak.

Beriku Popmama.com rangkum informasi mengenai anak jangan minum teh setelah makan, ini kata dokter anak!

Editors' Pick

1. Hubungan antara tanin dalam teh dan penyerapan zat besi

1. Hubungan antara tanin dalam teh penyerapan zat besi
Pexels/Julia Sakelli

Tanin adalah senyawa polifenol yang secara alami terdapat dalam berbagai makanan dan minuman, termasuk teh. Senyawa ini dikenal memiliki sifat antioksidan yang bermanfaat bagi kesehatan.

Namun, tanin juga memiliki kemampuan untuk mengikat zat besi non-heme—jenis zat besi yang ditemukan dalam sumber nabati—sehingga menghambat penyerapannya dalam tubuh.

Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi teh dapat menurunkan penyerapan zat besi secara signifikan. Sebuah studi menemukan bahwa minum teh setelah makan dapat mengurangi penyerapan zat besi hingga 70%.

Efek ini terutama berdampak pada individu yang rentan terhadap defisiensi zat besi, seperti anak-anak, ibu hamil, dan vegetarian yang mengandalkan sumber zat besi non-heme.

2. Penjelasan dokter soal minum teh setelah makan untuk anak

2. Penjelasan dokter soal minum teh setelah makan anak
Pexels/cottonbro studio

dr. Lucky Yogasatria Sp.A menjelaskan kalau teh memang bisa mengganggu penyerapan zat besi bahkan penyerapan protein. Dalam video itu, ia membalas video seorang mama yang menyebut jika anak seharian sudah makan sehat dan gizi seimbang terutama protein dan minum teh maka tidak akan bisa terserap.

Apakah benar kalau setelah seharian anak makan sehat, protein dan zat besi tidak akan terserap jika minum teh?

"Penelitian menjelaskan bagaimana kalau tanin itu mengganggu penyerapan zat besi. Minum teh bersamaan dengan makanan yang mengandung zat besi akan mengganggu penyerapannya tapi bisa dikurangi dengan menjaga jarak 1 jam," jelas dr. Lucky.

3. Cara agar penyerapan zat besi hingga protein anak bisa maksimal

3. Cara agar penyerapan zat besi hingga protein anak bisa maksimal
Pexels/ KseniaChernaya

dr. Lucky menambahkan kalau untuk meminimalkan dampak tanin terhadap penyerapan zat besi, disarankan untuk menghindari konsumsi teh bersamaan dengan makanan yang kaya akan zat besi.

Sudah disinggung pula kalau dampaknya bisa dikurangi dengan memberi jarak minum. Bisa 1 jam sebelum makan atau 1 jam setelah makan.

"Jadi kalau mau minum teh bisa diberi jarak 1 jam sebelum makan atau 1 jam setelah makan. Memang teh ini bukan minuman anak-anak tapi kalau anaknya mau bisa kurangi gulanya, cari yang tidak ada taninnya," tutur dr. Lucky.

Meskipun teh memiliki berbagai manfaat kesehatan, penting untuk memperhatikan waktu konsumsinya agar tidak mengganggu penyerapan nutrisi penting seperti zat besi.

Sebagai alternatif, mengonsumsi makanan yang tinggi vitamin C, seperti jeruk atau paprika, dapat meningkatkan penyerapan zat besi non-heme dan membantu mengimbangi efek penghambatan tanin.

Itulah tadi informasi mengenai anak jangan minum teh setelah makan menurut dokter anak. Semoga menjadi tambahan informasi untuk mama dan papa!

Baca juga:

The Latest