Awas! Efek Anemia pada Anak Bisa Menggangu Perkembangan Otak

Selain efek secara fisik, emosional anak juga bisa terganggu karena memiliki anemia

3 September 2023

Awas Efek Anemia Anak Bisa Menggangu Perkembangan Otak
Freepik

Isu stunting menjadi perhatian besar di Indonesia. Namun, selain isu tersebut ternyata Indonesia masih termasuk dalam 5 negara dengan prevalensi anemia tertinggi di Asia Tenggara.

Tingginya kasus anemia disebabkan karena seringkali anemia terjadi tanpa gejala dan orangtua kurang memahami pentingnya skrining anemia melalui pemeriksaan kadar Hemoglobin (Hb) darah, sehingga orangtua terkadang menghiraukan risiko si Kecil menderita anemia.

Padahal bersama dengan asupan nutrisi yang tidak optimal, anemia menjadi salah satu faktor risiko yang dapat menghambat perkembangan otak anak. Oleh karena itu, kondisi ini akan mengkhawatirkan jika tidak ditangani segera.

Bagaimana anemia bisa mengganggu perkembangan otak anak? Berikut Popmama.comrangkum informasi selengkapnya!

1. Zat besi merupakan nutrisi penting untuk anak

1. Zat besi merupakan nutrisi penting anak
Freepik/muravev

Sebagian besar dari kasus anemia yang menyerang anak-anak disebabkan karena kekurangan zat besi yang merupakan salah satu nutrisi penting dalam asupan makanan harian anak. Kondisi ini juga semakin diperparah dengan kurangnya konsumsi protein hewani masyarakat Indonesia yang hanya mencapai 43 persen dibandingkan konsumsi protein nabati (57 persen).

Padahal faktanya, kandungan zat besi dalam protein hewani lebih tinggi dibandingkan dalam protein nabati, sehingga penting untuk konsumsi protein hewani demi cegah anemia.

Dr. dr. Luciana B. Sutanto, MS, SpGK(K), Presiden Indonesian Nutrition Association mengatakan, 1 dari 3 anak Indonesia rentan menderita anemia.

"Anemia dapat disebabkan oleh kurangnya asupan zat besi harian si Kecil. Saat asupan zat besi tidak tercukupi dalam makanan harian maka dapat terjadi gangguan perkembangan kognitif atau otak, dan pertumbuhan anak, seperti salah satunya menurunnya kecerdasan, fungsi otak, serta fungsi motorik anak seperti mudah kelelahan," terangnya dalam media gathering Danone Group sekaligus peluncuran program SGM Eksplor 'Bersama Cegah Anemia, Optimalkan Kognitif Generasi Maju', Kamis (31/9/2023).

Editors' Pick

2. Jangan sia-siakan perkembangan otak anak sebelum usia 5 tahun

2. Jangan sia-siakan perkembangan otak anak sebelum usia 5 tahun
Popmama.com/Putri Syifa N

Hal tersebut tentu tidak dapat dianggap enteng oleh orangtua, apalagi di masa keemasan anak sampai usia 5 tahun. Pada periode ini perkembangan otak anak sangat pesat.

"Perkembangan otak anak di bawah 5 tahun itu 97 persen terbentuk. Makanya di sini penting," jelas dokter Luci.

Ia menjelaskan efek dari anemia ini bisa merembet ke banyak hal. Terutama dalam kemampuan anak mengelola informasi dalam otaknya. Anemia ditandai dengan anak yang lemah, lelu dan lelah hampir setiap saat.

Ketika fisik anak tak mampu bekerja dengan baik, aspek sosial kehidupannya di sekolah atau bersama anak-anak lain akan terganggu.

"Kalau sudah ada faktor lupa itu bisa memengaruhi pelajaran. (Anemia) bukan fisiknya yang juga kena, tetapi otaknya juga terganggu," ujar dokter Luciana.

3. Cara mencegah anak agar tidak terkena anemia

3. Cara mencegah anak agar tidak terkena anemia
Dok. Danone Indonesia

Pada anak di bawah lima tahun, pencegahan anemia dapat dilakukan dengan memberikan asupan gizi seimbang, terutama dari sumber protein hewani yang kaya zat besi. Namun sayangnya, kekurangan zat besi bisa juga terjadi karena sebagian besar tidak terserap dengan optimal di tubuh anak.

Maka dari itu, dibutuhkan kombinasi antara zat besi dan vitamin C yang mampu memaksimalkan penyerapan zat besi di dalam tubuh, untuk pencegahan anemia.

"Untuk itu, dalam memenuhi kebutuhan nutrisi harian si Kecil, bisa juga dipertimbangkan untuk memberikan sumber nutrisi yang difortifikasi, seperti susu terfortifikasi dengan zat besi dan Vvtamin C agar si Kecil bisa tumbuh maksimal," terang dokter Luciana.

Dokter Luciana mengingatkan agar orangtua memenuhi semua zat gizi anak. Standar makan yang sehat adalah gizi seimbang untuk anak. Hal itu didapatkan dari makanan pokok, sayur, buah.

"Orangtua juga harus memberikan contoh. Makanlah bervariasi karena akan mendapatkan kaya zat besi. Termasuk anjuran minum susu, karena itu salah satu asupan sumber protein. susu untuk anak dianjurkan 12 kali sehari karena kandungan lengkap," paparnya.

4. Tak hanya fisik, psikologi anak juga bisa terpengaruh secara tak langsung

4. Tak ha fisik, psikologi anak juga bisa terpengaruh secara tak langsung
Popmama.com/Putri Syifa N

Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si., Psi., Psikolog Klinis Anak dan Keluarga mengatakan orangtua perlu memahami bahwa anemia tidak hanya berdampak negatif secara fisik. Namun, lebih lanjut juga terhadap kondisi psikologis anak.

Dalam jangka pendek, secara kognitif anak cenderung kurang konsentrasi, tidak mudah menangkap dan mengingat, serta emosinya juga cenderung lebih negatif, lebih mudah sedih/marah dan rentan stres.

Jika kondisi anemia pada anak tidak segera ditangani, dalam jangka panjang tumbuh kembangnya dapat terhambat, prestasinya cenderung rendah dan tak optimal karena mengalami kesulitan dalam belajar.

"Hal tersebut disebabkan adanya gangguan fungsi dopaminergik pada otak sehingga anak mudah stres, yang dapat menimbulkan perubahan tingkah laku dan menyebabkan gangguan proses belajar. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk memastikan asupan nutrisi anak baik dan juga selalu melakukan stimulasi yang dibutuhkan oleh anak, juga menjaga hubungan yang hangat dengan anak," jelas Anna.

5. Menjaga kualitas anak Indonesia penting untuk masa depan bangsa

5. Menjaga kualitas anak Indonesia penting masa depan bangsa
Popmama.com/Putri Syifa N

Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK., Medical & Scientific Affairs Director Danone Specialized Nutrition Indonesia mengatakan sebagai orangtua kita harus meningkatkan kualitas kesehatan anak Indonesia dan mendukung segala upaya untuk mewujudkan generasi emas di masa depan.

"Saat ini anak-anak Indonesia masih menghadapi tantangan kesehatan utama di Indonesia seperti stunting dan anemia, dimana keduanya berpotensi mengganggu kesehatan dan aspek kognitif anak hingga dewasa," pungkasnya.

Untuk mendukung semangat tersebut, Danone Indonesia terus melakukan berbagai inovasi produk bernutrisi tepat yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat Indonesia. Ini untuk mendukung kebutuhan gizi anak-anak Indonesia sebagai bentuk upaya mencegah anemia pada si Kecil.

Itulah tadi efek anemia pada anak bisa mengganggu perkembangan otak. Semoga menjadi tambahan informasi terutama mengenai anemia pada anak.

Baca juga:

The Latest