Apakah Youtube Short Berbahaya untuk Anak? Ini Efek dan Pencegahannya!
Batasi gadget anak sesuai usianya, gunakan fitur untuk menghalau konten yang tak pantas
4 Juli 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat ini manusia semakin tak bisa lepas dengan gadget. Anak-anak gen Alpha lahir di masa yang tak bisa dipisahkan dengan hal tersebut. Saat ini banyak fitur dan aplikasi dalam setiap ponsel, salah satu yang umum adalah Youtube.
Youtube sendiri punya banyak fitur, di mana terbaru meluncurkan Youtube Short di tahun 2021 lalu. Youtube Short diluncurkan di India pada 14 September 2020 lalu resmi ada di seluruh AS pada 18 Maret 2021.
YouTube Shorts dengan cepat melampaui 6,5 miliar tampilan harian secara global. Kemudian fitur ini dinamai Shorts yang akhirnya dirilis dalam mode beta ke 100 negara di seluruh dunia pada 12 Juli 2021 termasuk di Indonesia pada akhir Juli 2021 lalu.
Di Instagram dr. S.Tumpal Andreas, M.Ked(Ped), Sp.A mengunggah seorang anak yang 'kecanduan' gadget dan terpapar konten dari fitur Youtube itu. Sayangnya kontennya bahkan dinilai tak baik ditonton untuk anak. Namun, belum tentu anak dari semua orangtua mengalami efek negatif mengenai konten tersebut.
Berikut Popmama.com rangkum informasi mengenai konten dan efek Youtube Short untuk anak, berbahaya?
Gadget Bukan Solusi agar Anak Tenang, Harus Tetap Eksplorasi
Dalam video singkat itu menunjukkan perubahan sikap anak setelah kecanduan gadget. Awalnya sang Anak gemar sekali menonton Youtube Short. Baru kemudian orangtuanya mengetahui kalau konten-konten yang ada di Youtube Short ternyata tak sesuai usia anak.
Menurut dokter Andreas saat ini pemakaian gadget semakin marak bahkan sudah sampai di anak-anak dibawah usia 2 tahun. Padahal hal itu sangat tidak direkomendasikan.
"Banyak sekali dampak negatif yang ditimbulkan karena penggunaan gadget, seperti anak menjadi pendiam karena terbiasa mendengar gadget, anak menjadi pemarah karena terganggu kesenangannya saat menonton, anak juga mengikuti tindakan-tindakan yang mereka tonton dan masih banyak lagi," terang Dokter ini.
Dokter Andreas mengingatkan kalau menonton bukan solusi membuat anak tenang. Jadi orangtua wajib menyibukan anak berkegiatan selain dengan gadget.
"Menonton bukan solusi membuat anak tenang, sejatinya anak itu memang aktif dan selalu explore dunia sekitar, jadi sebaiknya berikan kebebasan anak untuk belajar secara terarah dan bertanggung jawab. Disiplin penting tapi eksplor harus tetap dilakukan," tuturnya.
Namun, bukan berarti gadget dilarang sama sekali. Karena pasti anak juga melihat orangtuanya memegang ponsel sehari-hari. Kuncinya adalah membatasi sesuai usianya.
Jika ingin memberikan gadget pada anak kita mesti waspada. Ada baiknya untuk memperhatikan hal-hal di bawah ini.
1. Konten yang tidak disaring dari Youtube Short yang bisa anak tonton
Youtube Short sejatinya adalah konten pendek dengan panjang 60 detik. Ini termasuk konten UGC (user generated content). Namun, jika tidak diawasi ada beberapa konten berbahaya yang tidak cocok ditonton anak-anak.
Berikut adalah beberapa yang perlu diwaspadai. Karena bisa mempengaruhi kondisi kesehatan mental anak lho
- Kekerasan dan senjata, anak yang sering terpapar adegan kekerasan cenderung memiliki tingkah laku yang bermasalah mulai dari pikiran bunuh diri hingga gangguan mental.
- Kata-kata kasar, melihat adegan dengan kata-kata kasar bisa ditiru anak. Membuatnya cenderung menunjukkan agresif fisik dan verbal.
- Gambar telanjang atau hampir terlanjang, sebuah studi mengatakan anak yang sudah terpapar gambar telanjang di usia mudah rentan untuk melakukan hubungan seks di usia belasan tahun.
2. Efek Youtube Short untuk anak yang harus orangtua tahu
Karena konsepnya yang UGC tadi, konten di Youtube Short lebih longgar. Anak juga dengan mudah menggunakan fitur ini, tinggal swipe ke atas maka video-video akan terganti dengan sendirinya.
Ada beberapa efek yang bisa terlihat jika anak sering menonton Youtube Short tanpa pengawasan. Apalagi kontennya tidak disaring:
- Anak lebih sulit berhenti karena video shorts muncul terus menerus sehingga membuat kecanduan.
- Konten apapun bisa muncul meski bukan sesuai usia.
- Rentang perhatian menjadi pendek, saat anak melihat sesuatu yang selalu berubah otaknya akan sulit beradaptasi dengan kegiatan non-digital yang bergerak dengan lebih lambat. Otak anak masih berkembang dan video pendek bisa membuat anak semakin sulit memusatkan perhatiannya pada hal lain.
Editors' Pick
3. Mencegah tak sembarang konten, membuat akun Family Sharing
Agar lebih mudah memantau aktivitas anak dalam mengakses YouTube, maka membuat akun keluarga juga bisa jadi pilihan. Berikut cara yang bisa diikuti:
- Mendaftarkan email baru pada akun Google, lalu masuklah ke halaman YouTube
- Buka aplikasi Family Link pada perangkat yang digunakan, baik ponsel atau laptop
- Pilih akun "Anak Anda"
- Klik "Kelola setelan YouTube"
- Di bagian "Setelan YouTube Kids" mama dapat memperbarui setelan level konten, mengaktifkan atau menonaktifkan fitur penelusuran, hingga menghapus akses ke YouTube Kids
4. Agar aman, download Youtube Kids untuk anak
Orangtua tetap perlu mengontrol pilihan tontonannya, tetapi dengan memilih dan mengaktifkan YouTube Kids menjadi sedikit aman. Kita bisa lebih memilih konten yang ada di dalamnya.
YouTube Kids juga menyediakan pilihan tontonan sesuai dengan usia anak dengan Parental Control. Cara setting YouTube Kids untuk anak agar ia menonton konten yang aman dapat diunduh melalui perangkat Android/iOS.
5. Atur konten sesuai usia anak di Youtube
YouTube punya fitur bisa mengatur konten sesuai usia anak secara otomatis. Jadi, Si Kecil akan tetap dalam batasan usianya ketika menonton YouTube.
Untuk mengaktifkan fitur ini, berikut cara setting YouTube untuk anak sesuai usianya:
- Ketuk ikon "Kunci" di sudut bawah halaman mana pun pada aplikasi YouTube
- Selesaikan soal perkalian atau baca dan masukkan angka yang muncul atau, masukkan kode sandi khusus
- Pilih ikon "Pengaturan"
- Pilih "Profil Anak" dan masukkan kata sandi akun YouTube parents
- Pilih sendiri konten yang sesuai usia anak, misalnya Prasekolah (Preschool), Lebih Muda (Younger), atau Lebih Dewasa (Older), dan klik "Setujui"
Untuk pembagiannya yakni konten “Prasekolah” untuk anak usia 4 tahun ke bawah. Pengaturan ini membuat anak-anak menonton video yang mendorong kreativitas, keceriaan, pembelajaran, dan eksplorasi.
Lalu konten “Lebih Muda” dirancang untuk anak-anak berusia 5-8 tahun. Konten ini mencakup lagu, kartun, kerajinan, dan konten lain yang umumnya menarik bagi anak-anak prasekolah dan sekolah dasar awal.
Konten “Lebih Dewasa” untuk anak-anak berusia 9-12 tahun, YouTube menyediakan konten video musik, game, sains, dan lainnya.
6. Nyalakan mode aman di Youtube
YouTube pada dasarnya hanya untuk remaja yang berusia 13 tahun ke atas. Oleh sebab itu, belum tentu aman untuk anak usia di bawah itu.
Agar anak tetap bisa menikmati, Youtube menawarkan fitur yang disebut mode aman untuk melindungi dan membatasi konten video yang kemungkinan akan diakses anak.
Cara atur YouTube untuk anak menjadi mode aman adalah sebagai berikut:
- Klik "Pengaturan" atau "Setting"
- Kemudian carilah tulisan "Restricted Mode" di bagian bawah halaman YouTube
- Lalu aktifkan dengan klik tombol "on"
7. Aktifkan Google TelusurAman untuk perlindungan tambahan
Cara-cara diatas bisa digunakan untuk melindungi anak dari tontonan yang tidak baik. Oleh karenanya mama bisa mempraktekannya di ponsel, tablet atau komputer di rumah.
Namun, sebagai proteksi tambahan sebaiknya kita juga perlu mengaktifkan mode "SafeSearch" atau penelusuran aman pada Google. Sehingga Si Kecil tidak dapat mencari kata kunci yang tidak sesuai usianya di browser.
Untuk mengaktifkan fitur ini, berikut langkah-langkahnya:
- Buka Google.com
- Klik “Pengaturan" di sudut kanan bawah
- Pilih "Pengaturan Pencarian"
- Centang "Aktifkan TelusurAman" dan klik "Kunci TelusurAman"
Itulah tadi informasi mengenai efek Youtube Short untuk anak. Kita sebagai orangtuanya tentunya bertanggung jawab untuk mengawasi anak. Youtube sendiri sudah menyediakan fitur-fitur di atas untuk membantu orangtua.
Baca juga:
- Viral Utas Konten YouTube Kids Tidak Ramah Anak, Benarkah?
- 8 Animasi Edukasi yang Bisa Anak Tonton di YouTube
- 15 Lagu Anak yang Ada di Youtube, Bernyanyi Yuk!