Kisah Pilu Evakuasi Gempa Turkiye-Suriah, Ribuan Anak-Anak Jadi Korban
Anak perempuan dan adiknya bertahan 17 jam tertimpa tembok rumah, berhasil selamat
8 Februari 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Gempa bumi dahsyat berkekuatan magnitudo 7,8 yang mengguncang Turkiye dan Suriah kemungkinan telah membunuh ribuan anak. Hal itu disampaikan oleh Juru bicara Unicef, James Elder dalam keterangan terbarunya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebelumnya telah menginfokan bahwa jumlah total korban bisa melebihi angka 20.000 jiwa. Sebagai informasi, gempa dengan kekuatan serupa di wilayah tersebut pada tahun 1999 menewaskan sedikitnya 17.000 orang.
Gempa magnitudo 7,8 ini berpusat di selatan Turki, tepatnya di provinsi Kahramanmaras pada Senin pagi, kurang lebih pukul 04.00 waktu setempat. Wilayah pusat gempa itu sendiri adalah perbatasan kedua negara yang bertetangga ini
Para relawan dan regu penyelamat membagikan kisah pilu mereka mengevakuasi anak-anak korban gempa.
Ada video viral yang menunjukkan dua orang anak tertimpa reruntuhan rumah mereka, sang Kaka terlihat melindungi adiknya yang sudah pasrah dengan keadaan tubuh mereka tertimpa tembok rumah.
Berikut Popmama.com rangkum berita selengkapnya.
1. Unicef perkirakan korban anak-anak mencapai ribuan
Dari keterangan terbaru Unicef, ribuan anak-anak dan keluarga berisiko setelah dua gempa bumi dahsyat dan puluhan gempa susulan melanda Turkiye dan Suriah pada 6 Februari 2023.
Lebih dari 6.000 kematian telah dilaporkan secara total di Turkiye dan barat laut Suriah di mana jumlahnya diperkirakan akan bertambah per 6 Februari 2023. Ribuan rumah telah hancur, menggusur keluarga dan mendorong mereka bertahan hidup pada saat musim ketika suhu secara teratur turun di bawah titik beku.
Sejumlah sekolah, rumah sakit, fasilitas medis dan pendidikan telah rusak atau hancur akibat gempa yang berdampak besar pada anak-anak.
Gempa berkekuatan magnitudo 7,7 pertama terjadi tepat setelah pukul 04:00 waktu setempat, ketika banyak anak dan keluarga sedang tidur di rumah. Lalu gempa berkekuatan magnitudo 7,5 terjadi di hari setelah.
“Gambaran yang kami lihat dari Suriah dan Turkiye sangat menyayat hati. Bahwa gempa awal terjadi pagi-pagi sekali, ketika banyak anak-anak tertidur lelap, membuatnya semakin berbahaya, dan gempa susulan membawa risiko yang berkelanjutan," ujar Direktur Eksekutif UNICEF Catherine Russell.
Editors' Pick
2. Evakuasi korban di Suriah berlomba waktu dan suhu dingin
Gempa yang melanda Turkiye-Suriah kemarin merupakan gempa paling kuat yang melanda wilayah tersebut hampir 100 tahun. Gempa tersebut terjadi pada waktu yang paling rentan bagi anak-anak dan keluarga yakni pagi buta.
Belum lagi suhu di sana saat itu sedang dingin. Bahkan salju dan hujan es sering turun di wilayah tersebut. Cerita para penyelamat yang mengevakuasi korban pasca gempa terjadi pun membuat mata dunia haru.
Di bawah guyuran salju dan cuaca dingin yang ekstrim, tim dan warga setempat berlomba dengan waktu menyusuri puing-puing mencari korban di beberapa lokasi padat penduduk.
Reuters membagikan sebuah video amatir yang memperlihatkan tim penyelamat tengah mengevakuasi seorang balita perempuan berusia satu tahun. Dengan tubuh yang penuh luka, balita berbaju putih tersebut tampak diselamatkan dari puing-puing bangunan yang runtuh di Azaz Suriah, setelah gempa susulan terus melanda Turkiye dan Suriah pada Senin.