Apa Itu Parenting Jerman, Bisa Diterapkan di Indonesia?

Orangtua di Jerman menjunjung tinggi kebebasan anak untuk memilih dan beropini sejak dini

14 Agustus 2024

Apa Itu Parenting Jerman, Bisa Diterapkan Indonesia
Pexels/Dimitri Dim

Setiap negara memiliki pendekatan unik dalam mendidik anak, yang dipengaruhi oleh budaya, nilai-nilai sosial, dan sistem pendidikan yang berlaku. Vicky Natasha selaku Founder dan CEO Pro Familie, lama tinggal di Jerman dan memerhatikan perbedaan antara pengasuhan di sana dan di Indonesia.

Menurutnya metode pengasuhan orangtua di Jerman, yang dikenal dengan keseimbangan antara disiplin dan kebebasan. Di Jerman, anak-anak diajarkan untuk mandiri sejak dini, didorong untuk mengambil keputusan sendiri, dan diberi ruang untuk bereksplorasi tanpa terlalu banyak intervensi dari orangtua.

Namun, apakah pendekatan ini cocok dan bisa diterapkan di Indonesia? Dengan budaya kolektif yang kental dan nilai-nilai keluarga yang berbeda, pengasuhan di Indonesia cenderung lebih protektif dan terfokus pada keharmonisan serta hubungan antar anggota keluarga.

Berikut Popmama.com rangkum informasi mengenai apa itu parenting Jerman, bisa diterapkan di Indonesia?

1. Apa itu parenting Jerman?

1. Apa itu parenting Jerman
Pexels/Josh Willink

Parenting Jerman adalah pendekatan pengasuhan yang menekankan pada kemandirian, disiplin, dan tanggung jawab pribadi sejak usia dini. Di Jerman, orangtua cenderung memberi anak-anak kebebasan untuk bereksplorasi, belajar dari pengalaman mereka sendiri, dan membuat keputusan secara mandiri.

Pendekatan ini didasarkan pada keyakinan bahwa anak-anak akan berkembang menjadi individu yang lebih kuat dan mandiri jika mereka diberikan ruang untuk mencoba hal-hal baru, bahkan jika itu berarti melakukan kesalahan.

Selain itu, disiplin juga diterapkan dengan cara yang konsisten namun tidak otoriter, sehingga anak-anak diajarkan untuk memahami dan menghormati aturan tanpa merasa tertekan.

Parenting di Jerman juga sering kali mengedepankan keseimbangan antara kehidupan keluarga dan kehidupan sosial anak, di mana anak-anak didorong untuk bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan mereka.

Editors' Pick

2. Orangtua di Jerman lebih membebaskan anak untuk beropini

2. Orangtua Jerman lebih membebaskan anak beropini
Pexels/Gustavo Fring

Menurut Vicky Natasha, perbedaan ketara antara parenting orangtua di Jerman dan Indonesia yakni soal kebebasan. Maksud kebebasan di sini adalah bagaimana di Jerman orangtua memberikan ruang untuk anak berbicara mengenai ide dan mengungkapkan opini lebih luas.

"Orangtua di Jerman lebih free, memberikan kebebasan ke anak. Mereka bebas untuk berdiskusi, mengutarakan opini," jelasnya saat Popmama Talk di Youtube Popmama.com.

Sedangkan di Indonesia masih banyak orangtua yang menganggap pendapat anak bukan hal besar. Sehingga kebebasan berbicaranya lebih sedikit dibandingkan dengan di Jerman.

3. Anggapan negatif saat anak mengungkapkan opini di Indonesia

3. Anggapan negatif saat anak mengungkapkan opini Indonesia
Pexels/Gustavo Fring

Kebebasan berpendapat di Jerman saat anak-anak ini justru dipandang negatif di tanah air. Setidaknya itulah penglihatan sekilas dan banyak terjadi di Indonesia menurut Vicky.

"Kalau di sini anak usia dini diajak mengutarakan opini dibilangnya songong, membantah, padahal itu ide dia, apa yang dia pikirkan. Tapi kita menganggapnya tidak sopan karena terus-terusan menjawab," jelasnya.

Tentunya perbedaan ini menghasilkan anak dengan karakter yang berbeda. Parenting ala orangtua di Jerman membuat anak bisa lebih percaya diri, mandiri dan bertanggung jawab dengan pilihannya.

4. Manfaat parenting ala orangtua Jerman untuk anak

4. Manfaat parenting ala orangtua Jerman anak
pexels/andrea-piacquadio

Kebebasan beropini dan memberikan ide dari anak bisa dimulai dari hal kecil. Misalnya memilih baju, sepatu, atau bahkan acara weekend yang akan dijalani oleh keluarga.

"Atau mau les apa? Jadi anak diberi pilihan supaya dia bisa memilih dan merencanakan tanggung jawab," jelas Vicky.

Diungkapkan olehnya, membebaskan anak memberikan opini dan berbagi pikirannya membuat anak lebih percaya diri. Selain itu, ini juga melatih anak untuk bertanggung jawab dengan pilihannya sendiri.

"Karena anak yang dilibatkan akan merasa 'oh kemauan saya didengar' dan akan lebih percaya diri. Dia juga akan bertanggung jawab ternyata sewaktu pergi. Berbeda ketika anak yang planning, ia yang memilih dan mau sesuatu bisa lebih enjoy karena itu pilihan dia. Dia bertanggung jawab di sana," pungkasnya.

5. Bisakah parenting ala orangtua Jerman diterapkan di Indonesia?

5. Bisakah parenting ala orangtua Jerman diterapkan Indonesia
Unsplash/Xavier Mouton Photographie

Untuk menambah referensi, menurut Sara Zaske, penulis buku Achtung Baby: An American Mom on the German Art of Raising Self-Reliant Children menjelaskan bahwa orang Jerman sebenarnya mempunyai gaya parenting yang santai berdasar pada nilai budaya selbständigkeit atau kemandirian.

Terkait dengan kondisi sosial di Indonesia, pengasuhan ala orangtua Jerman bisa diterapkan di Indonesia, tetapi dengan penyesuaian terhadap konteks budaya, nilai-nilai, dan norma yang ada.

Beberapa prinsip pengasuhan Jerman, seperti kemandirian, tanggung jawab pribadi, dan kebebasan bereksplorasi sangat bisa diterapkan dalam keluarga Indonesia. Berikut yang mungkin bisa diterapkan di Indonesia:

  • Mendorong kemandirian sejak dini, dengan memberikan tugas-tugas sederhana yang sesuai dengan usia mereka. Misalnya merapikan mainan.
  • Pemberian ruang untuk bereksplorasi, di Indonesia prinsip ini bisa diterapkan dengan membiarkan anak mencoba hal baru dalam batasan yang aman, tanpa terlalu banyak intervensi dari orangtua.
  • Pembentukan rasa tanggung jawab, dengan memberikan penjelasan kepada anak tentang konsekuensi dari setiap tindakan mereka, dan membimbing mereka untuk bertanggung jawab atas keputusan yang diambil.

Meskipun demikian, perlu diingat bahwa pengasuhan bukanlah satu ukuran yang cocok untuk semua. Orangtua di Indonesia perlu menyesuaikan prinsip-prinsip ini dengan mempertimbangkan konteks budaya, karakter anak, dan dinamika keluarga.

Dengan cara ini, elemen-elemen positif dari pengasuhan ala Jerman dapat dipadukan dengan nilai-nilai lokal untuk menciptakan pola asuh yang sesuai dan efektif bagi anak-anak di Indonesia.

Itulah tadi informasi mengenai apa itu parenting Jerman, bisa diterapkan di Indonesia? Ternyata masih bisa dengan beberapa penyesuaian dan konteks budaya.

Baca juga:

Popmama Star

Popmama Talk: Vicky Nastasha
Popmama Star

Popmama Talk: Vicky Nastasha

Mindful Parenting: Raising Resilient Kids

The Latest