Studi: Ibu yang Kurang Didukung Pasangan Cenderung Kasar kepada Anak

Para Mama yang sering memarahi anak bisa terjadi karena kurangnya dukungan dari pasangan

18 Februari 2025

Studi Ibu Kurang Didukung Pasangan Cenderung Kasar kepada Anak
Pexels/RDNE Stock project

Pernahkah Mama berpikir bahwa orangtua, khususnya ibu yang sering memarahi anak adalah 100% kesalahan anak? Sudah menjadi hal yang biasa jika anak dimarahi oleh Mama-nya dengan alasan bahwa si Kecil rewel dan tidak bisa diatur. Padahal, faktanya para Mama sering kali memarahi anak untuk meluapkan emosinya karena kurang didukung oleh pasangan. 

Jika dibiarkan, lama kelamaan akan mengarah ke harsh parenting, yaitu pengasuhan yang melibatkan kekerasan verbal atau fisik, seperti berteriak, mengancam, mencubit, memukul dan mengabaikan anak dengan sengaja.

Jika Mama merasa tidak mendapatkan dukungan yang cukup dari pasangan, hal itu dapat berdampak pada peningkatan stres dan menguras energi yang akhirnya memengaruhi gaya pengasuhan ke anak hingga cenderung menggunakan kekerasan.

Dalam Journal of Child and Family Studies berjudul A Multilevel Approach to Understanding the Determinants of Maternal Harsh Parenting: the Importance of Maternal Age and Perceived Partner Support, menjelaskan tentang pola asuh yang keras lebih sering terjadi pada ibu yang lebih muda karena mereka memiliki gejala yang lebih banyak, seperti depresi, kecemasan, mereka yang memiliki tingkat pendidikan rendah, dan ibu yang merasakan kurangnya dukungan dari pasangan.

Lalu, apa yang harus dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut?

Berikut ini Popmama.com sudah merangkum informasi seputar ibu yang kurang didukung pasangancenderung bersikap kasar pada anak. Disimak ya!

1. Berkomunikasi dengan pasangan secara intens

1. Berkomunikasi pasangan secara intens
Pexels/Andrea Piacquadio

Mama harus mencoba untuk rutin mengobrol dengan pasangan secara intens. Jalin komunikasi dan membahas seputar pengasuhan anak serta belajar untuk terbuka antara satu sama lain. Mama bisa menyampaikan suatu masalah atau meminta bantuan terhadap sesuatu, kemudian fokus untuk berdiskusi dan mencari solusinya bersama-sama.

Editors' Pick

2. Meluangkan waktu untuk quality time bersama pasangan

2. Meluangkan waktu quality time bersama pasangan
Pexels/Tima Miroshnichenko

Mama perlu meluangkan waktu untuk quality time bersama pasangan setidaknya satu kali seminggu. Mama bisa mengajaknya menonton berdua, berolahraga atau sekadar makan bersama dan bisa juga menemaninya melakukan hobi atau kegiatan yang disukai.

Quality time bersama pasangan dapat memperkuat hubungan dan menciptakan kenangan yang indah, sehingga ketika hubungan sedang kurang baik, masing-masing akan mengingat momen yang pernah dilakukan bersama.  

3. Memberikan waktu, kesempatan dan kepercayaan kepada pasangan

3. Memberikan waktu, kesempatan kepercayaan kepada pasangan
Pexels/Mikhail Nilov

Dalam menjalani hubungan rumah tangga, kepercayaan adalah hal yang sangat dibutuhkan. Mama perlu memberikan waktu dan kesempatan kepada pasangan. Mama bisa mencoba bertanya, apakah Mama membatasi keterlibatan Papa dalam urusan keluarga atau justru memang Papa yang tidak ingin terlibat.

Melalui cara ini, Mama dan Papa dapat mengurangi konflik dan belajar menerima serta memahami kondisi satu sama lain.

4. Berusaha untuk terus mengembangkan diri menjadi orangtua

4. Berusaha terus mengembangkan diri menjadi orangtua
Pexels/Meruyert Gonullu

Mama dan Papa harus saling mendukung dan bekerja sama dalam mengembangkan diri menjadi orangtua yang baik bagi si Kecil. Sebegai orangtua, Mama dan Papa perlu berusaha untuk menjaga keharmonisan rumah tangga dengan cara menyelesaikan perbedaan pendapat tanpa saling merendahkan dan memberikan kasih sayang serta perhatian.

Jangan lupa untuk menjaga emosi dan tidak bertengkar di depan anak agar kondisi mental mereka tetap terjaga karena tidak melihat hal yang tidak seharusnya. 

Itu dia informasi seputar hal yang harus dilakukan oleh ibu yang kurang didukung pasangan sehingga cenderung bersikap kasar pada anak. Mama juga perlu belajar untuk berusaha tenang dan sabar dalam menghadapi setiap keadaan. Ketika sedang mengalami stres atau mendapatkan tekanan, jangan melampiaskan semuanya kepada anak ya, Ma.

Semoga bermanfaat!

Baca juga:

The Latest