Apa itu KDRT Psikis Beserta Dampak dan Cara Mengatasinya

KDRT dapat muncul dalam berbagai bentuk, salah satunya adalah psikis

30 November 2024

Apa itu KDRT Psikis Beserta Dampak Cara Mengatasinya
Pexels/VeraArsic

Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sering kali terbayang dalam bentuk fisik. Namun, dampak dari KDRT dalam bentuk kekerasan psikis pada anak-anak bisa jauh lebih tersembunyi dan merusak.

Kekerasan emosional dan psikologis dalam bentuk psikis yang dialami anak tidak selalu meninggalkan bekas fisik, tetapi dampaknya pada perkembangan mental dan emosional mereka bisa sangat serius.

Kali ini Popmama.com akan membahas tentang apa itu KDRT psikis beserta dampak dan cara mengatasinya. Simak informasinya dibawah ini.

1. Apa itu KDRT psikis?

1. Apa itu KDRT psikis
Unsplash/Afif Ramdhasuma

Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) psikis atau kekerasan emosional adalah bentuk kekerasan yang melibatkan tindakan atau perilaku yang merusak kondisi mental dan emosional seseorang. Pada anak, KDRT psikis bisa terjadi dalam berbagai bentuk, seperti penghinaan, ancaman, penghinaan verbal, manipulasi emosional, atau pengabaian yang dapat membuat anak merasa tidak berharga, cemas, takut, atau depresi.

Bentuk kekerasan ini sulit dikenali karena tidak ada tanda fisik yang jelas, tetapi dampaknya bisa sangat merusak, seperti gangguan kecemasan, rendah diri, gangguan emosi, dan masalah perilaku. KDRT psikis pada anak dapat mempengaruhi perkembangan sosial, mental, dan emosional mereka dalam jangka panjang, bahkan berpotensi menyebabkan gangguan mental yang lebih serius pada masa depan anak jika tidak segera ditangani dengan baik.

Editors' Pick

2. Contoh KDRT psikis

2. Contoh KDRT psikis
Pexels/SHVETS production

Mengutip situs Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat, membuktikan kasus KDRT psikis ini dapat dilakukan dengan pemeriksaan forensik psikis oleh pihak kepolisian. Bentuk kekerasan psikis ini cukup sulit untuk dideteksi, bahkan bisa jadi korban tak menyadari bahwa dirinya telah mengalami kekerasan psikis.

Disebut KDRT psikis apabila terdapat pernyataan yang dilakukan dengan umpatan, amarah, penghinaan, pelabelan negatif, atau sikap dan gaya tubuh yang direndahkan. Berikut adalah contoh bentuk KDRT psikis yang dikutip dari laman WomensLaw:

  • Mempermalukan korban di depan orang lain.
  • Menyebut korban dengan sebutan yang menghina, seperti “bodoh”, “menjijikkan”, atau “tak berharga”.
  • Marah dengan cara yang menakutkan bagi korban.
  • Mengancam untuk menyakiti korban, orang yang disayangi, atau hewan peliharaan.
  • Pelaku mengancam akan melukai dirinya sendiri apabila kesal dengan korban.
  • Mengatakan hal-hal seperti, “Apabila aku tak bersamamu, tak akan ada orang lain pun yang bisa.”
  • Memutuskan hal-hal yang harus diputuskan korban atau membatasi ruang gerak korban, seperti baju apa yang akan dipakai korban.
  • Bersikap cemburu dan terus-menerus menuduh korban selingkuh.
  • Terus-menerus berpura-pura tak mengerti apa yang dikatakan korban, membuat korban merasa bodoh, atau menolak mendengarkan pikiran dan pendapat korban.
  • Mempertanyakan ingatan korban tentang suatu peristiwa atau menyangkal bahwa suatu peristiwa terjadi seperti yang dikatakan korban, meskipun pelaku kekerasan mengetahui bahwa korban benar.
  • Mengubah topik pembicaraan setiap kali korban mencoba memulai percakapan dengan pelaku dan orang lain, serta mempertanyakan pemikiran korban dengan cara membuat korban tak merasa berharga.
  • Membuat kebutuhan atau perasaan korban tampak tak penting dibandingkan kebutuhan dan perasaan pelaku.

3. Dampak KDRT psikis terhadap anak

3. Dampak KDRT psikis terhadap anak
Pixabay/xusenru

Dampak kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) psikis pada anak bisa sangat merusak, baik dalam jangka pendek maupun panjang. Berikut adalah beberapa dampak yang sering terjadi akibat kekerasan psikis pada anak:

Gangguan Emosional

Anak yang mengalami KDRT psikis sering kali merasa cemas, takut, dan tertekan. Mereka bisa mengalami perasaan tidak aman, stres kronis, dan kesulitan mengatur emosi. Rasa cemas ini bisa terus berlanjut hingga dewasa.

Kehilangan Kepercayaan Diri

Penghinaan dan kritik yang terus-menerus dapat merusak rasa harga diri anak. Mereka mungkin merasa tidak cukup baik, tidak dicintai, atau tidak berharga, yang berdampak pada kepercayaan diri mereka di masa depan.

Gangguan Perilaku

Anak yang terpapar kekerasan psikis cenderung menunjukkan perilaku agresif, menjadi lebih menarik diri, atau menunjukkan perilaku melawan yang tidak terkendali. Mereka bisa mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan teman-temannya atau bahkan dengan orangtua mereka.

Kesulitan dalam Menjalin Hubungan

Anak yang tumbuh dalam lingkungan yang penuh ketegangan emosional atau kekerasan verbal mungkin memiliki masalah dalam menjalin hubungan yang sehat. Mereka bisa memiliki ketakutan terhadap kedekatan emosional dan kesulitan mempercayai orang lain.

Gangguan Kesehatan Mental

Paparan terhadap KDRT psikis dapat meningkatkan risiko gangguan mental, seperti depresi, kecemasan, dan gangguan stres pasca-trauma (PTSD). Anak bisa merasa terjebak dalam perasaan tidak ada jalan keluar atau ketidakberdayaan.

Masalah Akademis

Stres dan kecemasan yang ditimbulkan oleh kekerasan emosional bisa mengganggu konsentrasi anak, sehingga memengaruhi kinerja akademis mereka. Mereka mungkin merasa tidak mampu untuk fokus di sekolah dan mengalami penurunan prestasi belajar.

Perilaku Peniruan

Anak yang tumbuh dalam lingkungan dengan kekerasan psikis mungkin meniru perilaku tersebut dalam hubungan mereka sendiri, baik di masa kecil maupun saat mereka dewasa. Mereka mungkin belajar untuk menggunakan manipulasi emosional atau penghinaan dalam interaksi mereka dengan orang lain.

Kecenderungan untuk Mengalami/Melakukan Kekerasan di Masa Depan

Anak yang menjadi korban kekerasan psikis bisa berisiko lebih tinggi untuk menjadi pelaku atau korban kekerasan dalam hubungan mereka saat dewasa. Pola-pola kekerasan ini bisa terbawa dan terulang dalam hubungan di masa depan.

4. Cara mengatasi KDRT psikis

4. Cara mengatasi KDRT psikis
Freepik/katemangostar

Mengatasi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) psikis membutuhkan pendekatan yang hati-hati, karena dampak psikologisnya bisa sangat mendalam. Berikut beberapa cara yang bisa membantu:

Kenali Tanda-tanda Kekerasan Psikis

Kekerasan psikis bisa berupa penghinaan, ancaman, manipulasi emosional, atau pengendalian berlebihan. Memahami bahwa itu adalah bentuk kekerasan adalah langkah pertama untuk menghadapinya.

Ciptakan Batasan yang Jelas

Jika memungkinkan, tetapkan batasan yang tegas dengan pelaku kekerasan, dan jangan biarkan perilaku negatif merusak kesejahteraan emosional apalagi anak. Hindari situasi yang bisa memperburuk keadaan.

Berbicara dengan Orang Terpercaya

Cari dukungan dari teman, keluarga, atau orang yang dapat dipercaya. Berbicara tentang apa yang sedang dialami dapat membantu merasa didengar dan lebih kuat dalam menghadapi situasi tersebut.

Cari Bantuan Profesional

Konsultasikan dengan psikolog atau konselor yang dapat memberikan dukungan emosional dan membantu dalam mengelola stres, kecemasan, atau trauma yang timbul akibat kekerasan psikis.

Pelajari Teknik Mengelola Emosi

Belajar untuk mengelola emosi seperti stres dan kecemasan dapat membantu tetap tenang dan tidak terbawa oleh permainan emosional dari pelaku kekerasan.

Bangun Kemandirian Emosional

Meningkatkan rasa percaya diri dan kemandirian emosional dapat membantu untuk keluar dari siklus kekerasan psikis, dengan mengurangi ketergantungan pada pelaku kekerasan.

5. Tindak pidana pelaku KDRT psikis

5. Tindak pidana pelaku KDRT psikis
Freepik.com/wirestock

Pelaku KDRT psikis tentunya dapat dipidana dan terjerat dengan pasal-pasal yang telah diatur oleh hukum. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang PKDRT pada pasal 45 menjelaskan tentang ketentuan pidana pelaku KDRT psikis.

Ayat 1 menyebutkan bahwa setiap orang yang melakukan perbuatan kekerasan psikis dalam lingkup rumah tangga dipidana dengan pidana penjara paling lama tiga tahun atau denda paling banyak Rp9.000.000.

Kemudian, ayat 2 menyebutkan bahwa dalam hal perbuatan yang dimaksudkan pada ayat 1 dilakukan suami terhadap istri atau sebaliknya yang tak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau mata pencaharian atau kegiatan sehari-hari, dipidana dengan pidana paling lama empat bulan atau denda paling banyak Rp3.000.000.

Itulah informasi tentang apa itu KDRT psikis beserta dampak dan cara mengatasinya.  Semua bentuk kekerasan psikis ini dapat berdampak buruk pada kesehatan mental dan emosional anak, mempengaruhi perkembangan mereka, dan meninggalkan luka psikologis yang bisa bertahan lama. Oleh karena itu, penting untuk segera mengidentifikasi dan mengatasi kekerasan psikis yang dialami anak agar mereka bisa tumbuh dengan kondisi mental yang sehat dan berkembang secara optimal.

The Latest