Bahaya Jika Sengaja Membiarkan Anak Menjadi Gemuk

Anak harus selalu dijaga kesehatannya, termasuk pola makan yang mempengaruhi berat badannya

20 September 2024

Bahaya Jika Sengaja Membiarkan Anak Menjadi Gemuk
nypost.com

Berat badan anak yang ideal bukan hanya penting untuk penampilan, tetapi juga merupakan tanda jika si Kecil memiliki kesehatan yang baik. Menjaga berat badan anak agar tetap ideal menjadi salah satu tanggung jawab penting bagi orangtua. Terlalu kurus atau terlalu gemuk dapat mempengaruhi perkembangan fisik dan mental anak.

Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi berat badan anak, mulai dari pola makan, aktivitas fisik, hingga pola tidur.

Membiarkan anak menjadi gemuk tanpa penanganan yang tepat bisa berdampak serius pada kesehatannya, baik jangka pendek maupun panjang. Kali ini Popmama.com akan memberikan informasi tentang bahaya jika sengaja membiarkan anak menjadi gemuk. Simak informasinya di bawah ini.

Editors' Pick

1. Anak yang terlalu gemuk sejak kecil berisiko meninggal lebih cepat

1. Anak terlalu gemuk sejak kecil berisiko meninggal lebih cepat
nmamilife.com

Terlalu gemuk atau obesitas adalah kelainan yang ditandai oleh penimbunan berlebihan jaringan lemak dalam tubuh. Anak-anak yang beresiko mengalami obesitas yaitu usia 6-12 tahun. Ada banyak faktor yang menyebabkan obesitas pada anak seperti faktor genetik,pola makan yang tidak sehat atau kurang nya aktivitas fisik. Namun ada juga yang dikarenakan faktor gangguan hormon endoktrin.

Dokter Spesialis Anak dr. Kristian Wongso G., DTM&H, M.Sc, M.Krim, Sp.A menjelaskan risiko jika anak dibiarkan gemuk sejak kecil pada sebuah unggahan di akun Instagram pribadinya @dr.kris.spa. Ia mengatakan jika orangtua sengaja membiarkan anaknya gemuk padahal tahu bahwa itu salah sama saja membuat mereka menjadi sakit, dan jika orangtua sudah sengaja membuat anak menjadi sakit sama saja membuatnya berisiko meninggal lebih awal.

Hal tersebut bukan tanpa alasan, sebuah penelitian di National Library of Medicine menunjukan bahwa banyak anak-anak yang memiliki obesitas sejak kecil memiliki risiko meninggal dibawah usia 30 tahun.

2. Bahaya jika anak terlalu gemuk

2. Bahaya jika anak terlalu gemuk
thequint.com

Mengutip dari laman Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta, obesitas pada anak bisa sangat berbahaya bagi kesehatan maka jangan sepelekan berat badan anak yang tidak ideal. Anak yang kelebihan berat badan atau obesitas akan lebih rentan mengalami diabetes (kencing manis), kolesterol tinggi, penyakit jantung, tekanan darah tinggi (hipertensi), hingga kanker ketika mereka dewasa nanti.

Komplikasi kesehatan lainnya dari obesitas juga dapat mencakup asma, sleep apnea (gangguan tidur), pubertas dini, gangguan koordinasi (sulit untuk menggerakan anggota tubuh dan kemampuan keseimbangan tubuh yang buruk), hingga masalah psikologis seperti rasa rendah diri hingga depresi. Terlebih, angka kematian akibat obesitas pada anak kini bisa mencapai angka 2,6 juta kasus.

3. Cara menjaga berat badan anak tetap ideal

3. Cara menjaga berat badan anak tetap ideal
freepik/freepik

Menjaga berat badan anak agar tetap ideal adalah langkah penting untuk memastikan kesehatan dan tumbuh kembang anak yang optimal. Berikut penjelasan lengkap mengenai cara menjaga berat badan anak tetap ideal, termasuk faktor-faktor yang mempengaruhinya dan tips yang dapat diterapkan oleh orang tua:

Pola Makan Seimbang dan Bergizi

Pola makan yang seimbang adalah kunci utama dalam menjaga berat badan anak tetap ideal. Ini melibatkan asupan nutrisi yang tepat, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Anak-anak memerlukan nutrisi seperti protein, karbohidrat, lemak sehat, vitamin, dan mineral yang seimbang untuk mendukung pertumbuhan dan energi harian mereka.

Pastikan anak mendapatkan makanan dari berbagai kelompok makanan, seperti sayuran, buah-buahan, biji-bijian, protein hewani atau nabati, dan lemak sehat. Sesuaikan porsi makanan sesuai dengan usia, kebutuhan energi, dan aktivitas fisik anak. Terlalu banyak atau terlalu sedikit makan dapat berdampak buruk pada berat badan. Kurangi asupan makanan yang tinggi gula, garam, dan lemak jenuh, seperti makanan cepat saji dan camilan kemasan. Makanan ini dapat menyebabkan peningkatan berat badan berlebih.

Pola Aktivitas Fisik yang Cukup

Aktivitas fisik sangat penting dalam menjaga berat badan ideal pada anak. Selain membantu membakar kalori, aktivitas fisik juga mendukung pertumbuhan tulang dan otot yang sehat serta meningkatkan kemampuan motorik. Pastikan anak beraktivitas fisik setidaknya 60 menit setiap hari. Aktivitas ini bisa berupa bermain di luar ruangan, bersepeda, berenang, atau mengikuti olahraga yang mereka sukai.

Batasi waktu yang dihabiskan anak untuk menonton TV, bermain video game, atau menggunakan gadget. Anak-anak yang terlalu sering terpapar layar cenderung kurang aktif secara fisik dan lebih mudah mengalami kenaikan berat badan. Pilih kegiatan yang disukai anak, sehingga mereka tidak merasa aktivitas fisik sebagai beban, tetapi sebagai bagian dari permainan dan kesenangan.

Kebiasaan Makan yang Baik

Mengajarkan kebiasaan makan yang baik dapat membantu anak lebih mudah mengontrol nafsu makan dan pola makan mereka. Biasakan anak makan tiga kali sehari dengan dua kali camilan sehat di sela-sela makan utama. Pola makan teratur membantu menjaga metabolisme tetap optimal. Ajarkan anak untuk makan perlahan dan mengunyah makanan dengan baik. Ini membantu tubuh memberi sinyal kenyang tepat waktu, sehingga anak tidak makan berlebihan.

Hindari kebiasaan makan sambil menonton TV atau bermain gadget. Hal ini dapat menyebabkan anak makan tanpa memperhatikan rasa lapar atau kenyang, yang berujung pada makan berlebih.

Tidur yang Cukup

Tidur yang cukup sangat penting untuk menjaga keseimbangan hormon dan metabolisme anak. Kurang tidur dapat mengganggu produksi hormon yang mengatur rasa lapar dan kenyang, yang bisa memicu anak makan lebih banyak dan mengalami peningkatan berat badan. Pastikan anak mendapatkan waktu tidur yang cukup setiap malam sesuai usianya (biasanya 9-11 jam untuk anak-anak). Hindari kegiatan yang terlalu aktif atau penggunaan perangkat elektronik menjelang waktu tidur, agar anak dapat tidur lebih nyenyak.

Pantau Pertumbuhan Secara Berkala

Memantau berat badan dan tinggi anak secara berkala adalah cara efektif untuk mengetahui apakah berat badan anak masih dalam rentang ideal sesuai dengan pertumbuhan usianya. Mama dapat menggunakan grafik pertumbuhan dari dokter atau yang direkomendasikan oleh WHO (World Health Organization) untuk mengetahui apakah anak berada di berat badan yang ideal sesuai dengan usianya.  Jika berat badan anak terlalu tinggi atau terlalu rendah, sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan saran yang tepat.

Dukung Kesehatan Mental Anak

Kesehatan mental juga memainkan peran penting dalam menjaga berat badan anak. Anak yang stres atau cemas cenderung memiliki kebiasaan makan yang tidak sehat, seperti makan berlebihan atau kurang makan. Jaga agar anak merasa nyaman dengan tubuhnya dan jangan membandingkan berat badan mereka dengan anak lain. Fokus pada kesehatan dan kebahagiaan, bukan sekadar penampilan. Ajarkan anak cara mengelola stres dan emosi dengan cara yang sehat, seperti berolahraga, berbicara dengan orang tua, atau melakukan aktivitas kreatif.

Jadilah Contoh yang Baik

Anak cenderung meniru perilaku orangtua. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk menunjukkan gaya hidup sehat agar anak-anak dapat mencontohnya. Biasakan makan bersama sebagai keluarga dan sajikan makanan yang sehat di meja. Ini membantu anak terbiasa dengan pola makan yang baik. Ajak anak berolahraga atau bermain di luar bersama, sehingga aktivitas fisik menjadi bagian dari rutinitas keluarga.

Itulah informasi tentang bahaya jika sengaja membiarkan anak menjadi gemuk. Orangtua memiliki peran penting dalam membimbing anak untuk hidup sehat melalui contoh, edukasi, dan perhatian terhadap kebutuhan individu anak. Jika dilakukan dengan benar, anak akan tumbuh dengan sehat dan bahagia, memiliki berat badan yang ideal sesuai dengan tahapan pertumbuhannya.

Baca juga:

The Latest