Benarkah Membentak Anak dapat Merusak Sel Otaknya?
Sebaiknya jangan membentak si Kecil meskipun ia berbuat salah ya Ma!
30 November 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap orangtua tentu pernah merasa kesal atau kehilangan kesabaran saat menghadapi anak. Dalam situasi seperti itu, terkadang membentak menjadi pelampiasan spontan.
Namun, apakah Mama tahu bahwa tindakan membentak anak bukan hanya memengaruhi emosinya, tetapi juga berisiko merusak perkembangan otaknya?
Penelitian menunjukkan bahwa pengalaman negatif, termasuk bentakan, dapat memberikan dampak buruk pada kesehatan mental dan bahkan struktur otak anak. Kali ini Popmama.com akan memberikan informasi tentang benarkah membentak anak dapat merusak sel otaknya? Simak informasinya di bawah ini.
Editors' Pick
1. Membentak dapat memengaruhi berbagai hal pada anak
Membentak anak sering dianggap sebagai cara efektif untuk menghentikan perilaku buruk mereka. Jika Mama terbiasa membentak anak, baik saat ia melakukan salah ataupun tidak. Hal tersebut dapat memengaruhi psikologis, sikap, hingga perkembangan emosionalnya. Ketika seorang anak dibentak, otaknya merespons seperti saat menghadapi ancaman fisik. Hal ini memicu pelepasan hormon stres, seperti kortisol, dalam jumlah tinggi.
Dalam jangka panjang, paparan hormon stres yang berlebihan dapat merusak jaringan otak, terutama di area yang berperan penting untuk pembelajaran, memori, dan pengendalian emosi, seperti hipokampus dan prefrontal cortex. Oleh karena itu, sebaiknya anak tidak boleh dibentak, apalagi dibentak dengan sangat keras.
2. Risiko apabila terlalu sering membentak anak
Terlalu sering membentak anak dapat menimbulkan berbagai risiko serius bagi perkembangan fisik, emosional, dan sosialnya. Berikut adalah beberapa risiko utama:
Kerusakan pada Perkembangan Otak
Bentakan yang sering memicu pelepasan hormon stres, seperti kortisol, dalam jumlah berlebihan. Jika ini terjadi terus-menerus, dapat mengganggu perkembangan area otak yang penting, seperti hipokampus (yang bertanggung jawab untuk memori) dan prefrontal cortex (yang mengatur pengendalian diri dan pengambilan keputusan).
Gangguan Emosional
Anak yang sering dibentak cenderung merasa cemas, tidak percaya diri, atau bahkan mengalami depresi. Mereka mungkin menjadi lebih sensitif terhadap kritik dan merasa tidak berharga.
Masalah Perilaku
Alih-alih memperbaiki perilaku, bentakan dapat membuat anak memberontak, menjadi agresif, atau justru menarik diri. Mereka juga bisa mengembangkan pola perilaku negatif sebagai respons terhadap stres.
Kerusakan Hubungan dengan Orang Tua
Anak yang sering dibentak bisa kehilangan rasa aman dan percaya terhadap orang tua. Hubungan emosional yang rusak ini dapat berdampak pada keterbukaan dan kedekatan mereka dengan orang tua di masa depan.
Menurunnya Kemampuan Sosial
Anak yang sering mendapat perlakuan kasar verbal mungkin kesulitan berinteraksi dengan orang lain. Mereka bisa menjadi pemalu, mudah tersinggung, atau cenderung mengulangi pola perilaku agresif saat berkomunikasi.