Cara Membuat Anak Bersikap Baik Tanpa Harus Menjadi People Pleaser
People pleaser adalah keinginan kuat untuk menyenangkan orang lain
30 November 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
People pleaser merupakan sebutan untuk orang yang terlalu fokus menyenangkan orang lain dan sering kali dengan mengabaikan kebutuhan atau perasaannya sendiri. Mungkin, sikap ini awalnya terlihat baik karena menunjukkan kepedulian terhadap orang lain.
Namun apabila seorang anak memiliki sifat people pleaser dan dibiarkan, hal ini bisa menjadi beban yang berat serta membuatnya merasa lelah secara fisik maupun emosional.
Kali ini Popmama.com akan memberikan informasi tentang cara membuat anak bersikap baik tanpa harus menjadi people pleaser. Simak informasinya di bawah ini.
Editors' Pick
1. Apa yang dapat membuat anak menjadi seorang people pleaser?
Seorang anak dapat menjadi people pleaser karena berbagai faktor yang berkaitan dengan pola asuh, pengalaman masa kecil, dan lingkungan sosial. Berikut beberapa hal yang dapat memengaruhinya:
Pola Asuh yang Terlalu Mengontrol dan Kurang Mendapat Pujian
Anak yang dibesarkan oleh orang tua yang terlalu mengontrol atau memiliki standar tinggi sering kali merasa harus selalu memenuhi harapan orang tua agar mendapat kasih sayang atau pengakuan. Mereka belajar untuk menyesuaikan diri demi menghindari konflik atau hukuman.
Selain itu, Anak yang jarang mendapatkan apresiasi atas usahanya mungkin merasa bahwa ia hanya dihargai jika membuat orang lain bahagia. Hal ini dapat memupuk kebiasaan untuk menyenangkan orang lain agar dirinya merasa dianggap oleh orang-orang disekitarnya.
Trauma Masa Kecil
Pengalaman negatif, seperti penolakan, pengabaian, atau konflik di rumah, dapat membuat anak takut kehilangan hubungan dengan orang lain. Mereka akhirnya belajar untuk selalu menjaga hubungan dengan cara menyenangkan orang lain. Label seperti "anak yang penurut" atau "anak yang baik" sering kali membuat anak merasa terbebani untuk selalu menuruti keinginan orang lain, bahkan jika itu bertentangan dengan perasaan atau keinginannya sendiri.
Lingkungan yang Kompetitif atau Tidak Aman
Dalam lingkungan di mana anak merasa tidak aman atau selalu dibandingkan dengan orang lain, mereka mungkin berusaha keras untuk mendapatkan persetujuan dengan cara menyenangkan orang-orang di sekitarnya.
Kurangnya Dukungan dalam Mengekspresikan Emosi
Jika anak tidak diajarkan atau tidak diberikan ruang untuk mengekspresikan emosi dan pendapatnya, mereka mungkin tumbuh dengan kebiasaan menekan kebutuhan diri demi menjaga hubungan yang damai.
Meniru Pola dari Orang Tua atau Role Model
Jika anak melihat orang tua atau orang dewasa di sekitarnya juga memiliki kecenderungan people pleasing, mereka dapat meniru perilaku tersebut karena menganggapnya sebagai cara yang benar untuk menjalin hubungan dengan orang lain.
2. Dampak yang dapat ditimbulkan
Kebiasaan menjadi people pleaser sejak kecil dapat berdampak pada kehidupan dewasa, seperti kesulitan menetapkan batasan, rendahnya harga diri, dan kelelahan emosional. Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan lingkungan untuk mendukung anak dalam mengenali dan mengekspresikan kebutuhan dirinya tanpa rasa bersalah. Selain itu memiliki sifat people pleaser juga dapat menimbulkan hal-hal seperti:
Merasa Kehilangan Jati Diri
Terlalu sering menyesuaikan diri dengan keinginan orang lain dapat membuat anak kehilangan identitasnya. Mereka mungkin tidak lagi tahu apa yang sebenarnya mereka inginkan atau butuhkan karena terlalu sibuk memenuhi harapan orang lain. Selain itu, karena terlalu memikirkan pendapat dan kebutuhan orang lain, anak mungkin akan sering merasa ragu atau kesulitan membuat keputusan yang benar-benar sesuai dengan keinginannya sendiri.
Stres dan Kelelahan Berlebihan
Kebiasaan mengatakan "ya" pada segala hal, bahkan saat tidak sanggup, dapat menyebabkan stres, kelelahan emosional, dan fisik. Tekanan ini bisa terus menumpuk hingga mengganggu kesejahteraan mental.
Kebiasaan mengambil terlalu banyak tanggung jawab demi orang lain bisa menyebabkan burnout, kondisi di mana seseorang merasa kelelahan secara total, kehilangan motivasi, dan tidak produktif.
Rendahnya Harga Diri
Seorang yang memiliki sifat people pleaser cenderung mencari validasi dari orang lain untuk merasa berharga. Ketika pengakuan tidak didapatkan, mereka mungkin merasa gagal atau tidak cukup baik, yang memperburuk rasa tidak percaya diri.
Kesulitan mengatakan "tidak" juga dapat membuat anak sering dimanfaatkan oleh orang lain. Mereka mungkin merasa terjebak dalam hubungan yang tidak sehat karena takut mengecewakan.
Terabaikannya Kebutuhan Pribadi
Karena terlalu fokus pada kebutuhan orang lain, people pleaser sering kali mengabaikan kebutuhan pribadi, seperti waktu istirahat, kesehatan, atau kebahagiaan. Ini bisa berdampak buruk pada kualitas hidup mereka.
Ketika kebahagiaan bergantung pada penerimaan atau pujian dari orang lain, anak juga menjadi lebih rentan terhadap rasa kecewa dan cemas jika harapan tersebut tidak terpenuhi. Mengabaikan perasaan diri sendiri demi menyenangkan orang lain dapat menyebabkan akumulasi emosi negatif, seperti marah, sedih, atau frustrasi, yang jika dibiarkan bisa memicu ledakan emosi atau masalah kesehatan mental.