Hal yang Harus Dilakukan saat Berbagi Kamar dengan Anak
Jangan terlalu menyepelekan ya Ma!
28 Januari 2025

Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Berbagi kamar dengan anak mungkin menjadi pilihan bagi banyak orangtua, terutama jika kondisi rumah atau si Anak belum memungkinkan atau belum siap untuk tidur di kamar yang terpisah.
Namun bagaimana jika di tengah situasi ini, Mama dan Papa tetap melakukan hubungan suami istri dengan keyakinan bahwa anak tidak akan terbangun atau menyadari apa yang terjadi? Penting untuk dipahami bahwa si Kecil memiliki kemampuan untuk merasakan sesuatu lebih tajam dari yang sering Mama dan Papa bayangkan. Hal ini dapat membawa dampak yang tak terduga.
Berikut Popmama.com telah merangkum informasi tentang hal yang harus Dilakukan saat berbagi kamar dengan anak. Simak informasinya di bawah ini.
Editors' Pick
1. Apakah anak benar-benar tidak sadar?
Ada kemungkinan anak sebenarnya terbangun, tetapi memilih diam dan pura-pura tidur. Meski demikian, otaknya tetap menerima stimulasi dari apa yang ia dengar atau lihat. Bila ini sering terjadi, tanpa disadari, rasa penasaran anak terhadap hal tersebut bisa semakin besar. Rasa ingin tahu ini dapat menjadi pintu masuk bagi anak untuk mencoba memahami, atau bahkan meniru, apa yang ia lihat atau dengar.
Selain itu, anak-anak saat ini hidup di zaman yang dipenuhi berbagai pemicu eksternal. Adegan romantis di film, ciuman di sinetron, atau konten tak sengaja terlihat di media sosial bisa mempercepat cara anak memproses informasi tentang hubungan antarorang dewasa. Situasi di kamar yang mereka alami dapat menjadi salah satu potongan puzzle yang semakin memicu rasa ingin tahu tersebut.
2. Memori anak itu sangat kuat
Sebagian orangtua mungkin berpikir, bahwa anak-anak tidak akan mengingat kejadian tersebut. Faktanya, penelitian menunjukkan bahwa beberapa orang dewasa mampu mengingat pengalaman masa kecil mereka sejak usia 3,5 tahun. Bahkan, ada juga yang bisa mengingat momen tertentu sejak usia 18 bulan! Hal ini membuktikan bahwa memori anak sangat mungkin menyimpan pengalaman yang tidak disangka-sangka.
Meskipun anak tidak secara langsung memahami apa yang terjadi, ia bisa menyimpan fragmen ingatan yang memengaruhi cara pandangnya di masa depan. Oleh karena itu, sangat penting untuk tidak menganggap remeh apa yang mereka lihat atau dengar, termasuk saat berbagi kamar dengan mereka.