Penyebab dan Gejala Retinoblastoma pada Anak
Yuk kenali penyebab dan gejala retinoblastoma pada anak Ma!
5 Januari 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Retinoblastoma adalah kanker yang terjadi pada mata akibat pertumbuhan sel-sel di retina mata secara cepat dan tidak terkendali. Kemudian sel-sel yang tumbuh tersebut membentuk sebuah tumor.
Retina merupakan jaringan saraf di bagian belakang mata yang berfungsi untuk menangkap cahaya dari luar kemudian menerjemahkannya ke otak sebagai sebuah gambar atau penglihatan. Para penderita retinoblastoma akan mengalami gangguan pada retina sehingga tidak dapat melihat dengan baik atau bahkan mengalami kebutaan.
Retinoblastoma sangat umum ditemukan pada anak-anak, dan ditandai pada mata mereka yang tampak seperti mata kucing ketika terkena sinar.
Kali ini Popmama.comakan membahas penyebab dan gejala retinoblastoma pada anak. Mama bisa menyimak informasi berikut agar bisa mengenali gejala, penyebab, dan pencegahan retinoblastoma pada si Kecil.
1. Penyebab retinoblastoma
Penyebab retinoblastoma adalah gangguan yang disebabkan oleh mutasi (perubahan) gen RB1. Mutasi ini mengakibatkan sel-sel di retina tumbuh dengan cepat dan tidak terkendali. Pertumbuhan ini menyebabkan adanya penumpukan pada sel dan membentuk jaringan tumor.
Penyebab mutasi gen tersebut belum diketahui secara pasti, namun beberapa kasus retinoblastoma diturunkan dengan pola autosomal dominan, atau kelainan gen yang diturunkan oleh salah satu orang tua.
Selain itu, beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya retinoblastoma adalah:
- Usia: Sebagian besar kasus retinoblastoma dialami oleh anak-anak berusia di bawah 3 tahun. Bahkan, kebanyakan retinoblastoma sering terjadi pada setahun pertama setelah bayi dilahirkan.
- Kondisi orang tua: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat sejumlah faktor terjadinya retinoblastoma yang berkaitan dengan orangtua, seperti ibu yang menjalani diet rendah buah dan sayur selama kehamilan, serta orang tua terpapar bahan kimia atau radiasi ketika menjalani program kehamilan.
Editors' Pick
2. Gejala retinoblastoma
Gejala utama terjadinya retinoblastoma adalah terjadinya leukocoria pada mata atau perubahan warna pupil mata menjadi putih ketika mata terkena cahaya. Meski begitu, tetap diperlukan pemeriksaan lebih lanjut karena leukocoria juga merupakan gejala dari penyakit mata lainnya.
Retinoblastoma juga kerap menunjukkan gejala mata malas atau strabismus, yaitu kondisi yang menyebabkan otot mata melemah sehingga terlihat seperti mata juling. Selain itu, beberapa gejala retinoblastoma adalah:
- Nyeri mata.
- Gangguan penglihatan.
- Perbedaan warna pada kedua iris mata.
- Perdarahan pada bagian depan mata.
- Mata kemerahan.
- Pembengkakan pada mata.
- Pupil tidak mengecil ketika terkena sinar yang terang.
3. Diagnosis retinoblastoma
Sebelum mendiagnosis pasien dengan retinoblastoma. Dokter akan melakukan prosedur standar seperti anamnesis atau wawancara terkait gejala dan riwayat kesehatan pasien, yang dilanjutkan dengan pemeriksaan mata menggunakan lensa pembesar dan cahaya.
Setelah anamnesis dan pemeriksaan menunjukan tanda-tanda retinoblastoma, dokter akan meminta pasien untuk menjalani beberapa pemeriksaan seperti:
- USG(Ultrasonografi): Pemeriksaan gelombang suara untuk mengecek kondisi bola mata.
- Tes MRI (Magnetic Resonance Imaging): Pemeriksaan menggunakan gelombang radio dan magnet yang kuat untuk melihat gambaran mata secara lebih jelas dan terperinci.
- CT Scan: Pemeriksaan menggunakan sinar-X yang dikombinasikan dengan teknologi komputer dari berbagai sudut untuk menampilkan gambaran kondisi mata dengan detail.
Setelah melalui serangkaian pemeriksaan, dokter dapat menentukan tingkat keparahan serta penyebaran retinoblastoma yang terbagi menjadi beberapa tahapan, di antaranya:
- Retinoblastoma intraocular: Pada tahap ini, retinoblastoma ditemukan pada satu atau kedua jaringan mata dan belum menyebar ke jaringan lain di sekitarnya.
- Retinoblastoma ekstraokuler: Pada tahap ini, kanker telah menyebar ke luar jaringan mata atau bagian tubuh lainnya.
- Retinoblastoma berulang: Jenis retinoblastoma ini terjadi kepada pasien yang telah menjalani perawatan sebelumnya, namun kanker muncul kembali dan menyebar di mata atau bagian tubuh lainnya.
4. Pengobatan retinoblastoma
Pengobatan retinoblastoma tergantung dari ukuran, lokasi, penyebaran, serta tingkat keparahan kanker. Tujuan pengobatan retinoblastoma adalah mencegah pertumbuhan sel kanker serta kerusakan lebih lanjut pada jaringan mata. Beberapa pilihan pengobatan yang ditujukan bagi pasien retinoblastoma adalah:
- Terapi laser: Untuk menghancurkan pembuluh darah yang mengalirkan nutrisi ke tumor sehingga sel-sel kanker akan mati.
- Kemoterapi: Pemberian obat-obatan khusus yang diberikan dalam bentuk oral atau suntikan untuk menghancurkan sel-sel kanker.
- Radioterapi: Pengobatan menggunakan paparan sinar radiasi tinggi untuk mengecilkan dan membunuh sel-sel kanker.
- Krioterapi: Pengobatan menggunakan cairan nitrogen dengan tujuan membekukan sel kanker sebelum diangkat melalui operasi.
- Operasi: Prosedur pengangkatan bola mata yang terkena kanker untuk mencegah penyebaran kanker ke bagian tubuh lain dan digantikan dengan bola mata implan.
Itulah informasi tentang penyebab dan gejala retinoblastoma pada anak. Semoga setelah membaca informasi tersebut, Mama bisa semakin aware dalam menjaga kesehatan si Kecil agar terhindar dari berbagai macam penyakit, khususnya retinoblastoma.
Baca juga:
- 5 Fakta Penyakit Polio pada Anak, Kembali Muncul di Indonesia
- Apa Itu Penyakit Autoimun HSP pada Anak?
- Japanese Encephalitis, Penyakit Berbahaya pada Anak