Waspada, Anak Bisa Trauma jika Mama Suka Terlalu Takut!

Anak bisa memiliki trauma jika orangtuanya memiliki perasaan takut yang sangat berlebihan.

4 Januari 2025

Waspada, Anak Bisa Trauma jika Mama Suka Terlalu Takut
Freepik

Sebagai orangtua, wajar jika memiliki rasa khawatir terhadap keselamatan dan kebahagiaan anak. Namun, perasaan takut yang terlalu berlebihan ternyata bisa berdampak buruk pada perkembangan si Kecil.

Ketika orangtua terlalu protektif atau selalu menunjukkan kekhawatiran yang mendalam, anak bisa ikut merasakan beban yang sama.

Bahkan, hal ini dapat memicu trauma pada anak, yang mungkin sulit diatasi jika dibiarkan terus-menerus. Jadi, penting bagi orangtua untuk memahami bahwa cara mereka menghadapi rasa takut juga memengaruhi tumbuh kembang buah hati. 

Kali ini Popmama.com akan memberikan informasi tentang anak bisa trauma jika Mama terlalu takut! Simak informasinya di bawah ini.

Editors' Pick

1. Orangtua yang ketakutan bisa menyebabkan anak trauma

1. Orangtua ketakutan bisa menyebabkan anak trauma
Freepik

Psychiatrist Jiemi Ardian mengatakan bahwa sumber perasaan trauma pada anak dapat muncul karena berbagai hal. Seperti orangtua yang kasar secara fisik, orangtua yang menakutkan, serta orangtua yang memiliki ketakutan yang berlebihan.

"Anak bukan hanya bisa trauma karena orangtua yang menakutkan, tapi juga orang tua yang ketakutan dan membuat perlindungan ekstrem bagi anaknya. Bahkan ketika sedang tidak ada ancaman," kata Jiemi dalam sebuah unggahan pada akun Instagram pribadinya @jiemiardian.

2. Biasanya karena memiliki trauma di masa lalu

2. Biasa karena memiliki trauma masa lalu
Freepik

Orangtua yang memiliki ketakutan biasanya juga mengalami trauma di masa kecilnya. Misalnya, orangtua takut anaknya dilecehkan, sehingga anaknya tidak boleh memiliki teman dengan jenis kelamin yang berbeda.

Atau orangtua yang takut anaknya direndahkan oleh orang lain sehingga menuntunya sempurna. Serta takut anaknya mendapat kekerasan karena pernah mendapat kekerasaan saat seumuran dengan anaknya dahulu, sehingga membuat sikapnya menjadi keras terhadap anak-anak lain yang membuat anaknya tidak mempunyai teman.

Hal-hal ini menunjukkan bahwa ketakutan berlebihan orangtua tidak hanya membatasi anak, tetapi juga menanamkan benih trauma baru. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk menyadari trauma mereka sendiri dan berusaha menyembuhkan luka tersebut, agar bisa memberikan pengasuhan yang lebih sehat bagi anak-anak mereka.

3. Cara memberikan batasan pada anak tanpa membuatnya trauma

3. Cara memberikan batasan anak tanpa membuat trauma
Freepik/our-team

Memberikan batasan kepada anak merupakan bagian penting dari pengasuhan. Namun, batasan yang diterapkan secara berlebihan atau tanpa pendekatan yang tepat bisa berdampak negatif, seperti menimbulkan trauma atau rasa tidak percaya diri pada anak. Untuk itu, orangtua perlu bijaksana dalam memberikan batasan agar anak tetap merasa dihargai dan dicintai.

Jelaskan Alasan

Anak-anak cenderung lebih menerima aturan jika mereka memahami alasannya. Jangan hanya mengatakantanpa memberikan penjelasan. Misalnya, jika Mama melarang si Kecil bermain gadget terlalu lama, jelaskan bahwa hal itu bisa membuat matanya lelah atau mengurangi waktu untuk bermain bersama keluarga.

Libatkan Anak dalam Membuat Aturan

Salah satu cara untuk menghindari konflik adalah dengan melibatkan anak dalam proses pembuatan aturan. Dengan melibatkan anak, mereka akan merasa memiliki tanggung jawab terhadap aturan tersebut. Hal ini juga mengajarkan anak tentang kompromi dan pentingnya menjaga keseimbangan antara kebebasan dan tanggung jawab.

Berikan Batasan yang Konsisten dan Sesuai

Pastikan batasan yang diberikan sesuai dengan usia dan tahap perkembangan anak. Anak balita, misalnya, mungkin belum mampu memahami aturan yang terlalu kompleks, sehingga aturan sederhana lebih efektif.

Selain itu, konsistensi sangat penting. Jika Mama melarang sesuatu hari ini tetapi membiarkannya esok hari, si Keicl akan bingung dan merasa tidak yakin tentang apa yang diharapkan dari mereka. Dengan konsistensi, anak belajar memahami pola yang jelas, sehingga mereka merasa lebih aman dan percaya diri.

Hindari Hukuman yang Merendahkan

Ketika anak melanggar batasan, penting untuk menghindari hukuman yang merendahkan atau mempermalukan. Hukuman seperti ini dapat meninggalkan luka emosional dan menyebabkan trauma. Sebagai gantinya, gunakan pendekatan yang mendidik, seperti konsekuensi logis.

Berikan Apresiasi dan Cinta Tanpa Syarat

Setiap kali anak mematuhi aturan atau menunjukkan usaha untuk memperbaiki perilakunya, berikan apresiasi atau ucapan sederhana yang dapat memberikan motivasi. Namun, pastikan cinta dan kasih sayang yang Mama berikan tidak memiliki syarat. Si Kecil perlu tahu bahwa mereka tetap dicintai meskipun kadang-kadang berbuat salah.

Itulah informasi tentang anak bisa trauma jika Mama suka terlalu Takut! Dengan menunjukkan sikap yang tenang dan percaya diri tanpa perasaan ketakutan yang berlebih, Mama tidak hanya melindungi anak dari trauma, tetapi juga membantu mereka tumbuh menjadi pribadi yang lebih kuat dan optimis.

Baca juga:

The Latest