Saran Guru PAUD Atasi Stunting, Ada Ajarkan Anak Menanam Pohon!
Pengentasan stunting bukan semata tanggung jawab pemerintah!
24 Agustus 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pemerintah Republik Indonesia sedang mengejar target penurunan angka stunting. Targetnya, di tahun 2024, angka stunting di Indonesia menjadi 14%.
Sedikit lagi, Indonesia mencapai target itu sebab sekarang angka stunting yang tercatat sudah mencapai 21,6% menurut catatan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan di tahun 2022.
Untuk mengejar target, Pemerintah RI tidak bisa bekerja sendirian. Maka perlu sekali pemerintah bekerja sama dengan banyak pihak, di antaranya para pengusaha dan seluruh masyarakat.
Danone Indonesia menjadi salah satu perusahaan yang mendukung pemerintah mengatasi stunting lewat program Isi Piringku.
“Program Isi Piringku merupakan dukungan nyata Danone Indonesia untuk pemerintah dalam mensosialisasikan panduan 'Isi Piringku' kepada para orang tua dan para guru pendidikan anak usia dini (PAUD),” jelas Arief Mujahidin, Corporate Communications Director Danone Indonesia.
Pekan lalu, Popmama.com berkesempatan melihat langsung aktivitas edukasi Isi Piringku di PAUD Al Hikam Delanggu di Kabupaten Klaten.
Sebenarnya, bukan hanya di Klaten saja PAUD bergerak untuk edukasi soal gizi ke para murid dan orangtuanya. Bagaimana cara guru PAUD bisa mendukung usaha pemerintah untuk mengatasi stunting?
Simak tips dari Lestarina Tri Handayani, Kepala Sekolah PAUD Al Hikam ya, Ma!
1. Konsisten berkomunikasi dengan orangtua murid
Untuk mengetahui status gizi dan kebiasaan makan anak-anak, seorang guru memang harus melakukan komunikasi 1 on 1 dengan para orangtua murid. Guru sebaiknya memiliki catatan tentang anak, dari tinggi dan berat badannya, juga mengenai kebiasaan makan itu tadi.
Guru juga membuat catatan perkembangan murid dan menyampaikannya secara berkala kepada orangtua agar kegiatan pendidikan mengenai gizi yang sudah dilakukan di sekolah bisa dilanjutkan di rumah.
“Orangtua perlu mendukung apa yang sudah dilakukan guru di sekolah tentang edukasi gizi. Sebab sekolah hanya membantu mendidik anak sedangkan pendidikan untuk anak sesungguhnya kan ada di tangan orangtua. Jadi kalau di sekolah anak diajarkan makan sayur tapi di rumah tidak disediakan sayur, ya anak akan kesulitan belajar. Padahal untuk mengatasi stunting kita harus perhatikan asupan makanan,” kata Lestarina.
Bagaimana Ma? Setuju?
Editors' Pick
2. Mengajar dengan kesabaran
Murid-murid di satu kelas tentu punya sifat, sikap, dan kebiasaan yang berbeda-beda. Pemahaman murid terhadap penjelasan guru juga tidak selalu sama. Yang harus konsisten adalah kadar kesabaran guru saat mengajar.
“Memberi pengetahuan mengenai gizi tidak bisa hanya sekali dan kemudian anak dan orangtua akan berubah. Harus konsisten, terus menerus diingatkan. Guru juga harus terus menerus mengingatkan orangtua. Jadi, mohon maaf kalau guru terkesan cerewet,” kata Lestarina sambil tersenyum.