8 Cara Mengatasi Anak Suka Memukul, Kurangi Pemberian Screen Time

Anak memukul karena tidak tahu bagaimana mengungkapkan emosi seperti orang dewasa

22 Juli 2024

8 Cara Mengatasi Anak Suka Memukul, Kurangi Pemberian Screen Time
Freepik/master1305

Siapa di antara Mama yang memiliki anak suka memukul? Jika anak suka memukul, bukan berarti anak adalah sosok yang nakal. Bukan berarti pula Mama merupakan orangtua yang buruk. 

Menghadapi anak yang suka memukul bisa menjadi tantangan besar bagi orangtua. Perilaku agresif ini tidak hanya mengganggu suasana rumah, tetapi juga bisa merusak hubungan sosial anak dengan teman-teman sebayanya. 

Sejatinya, Mama hanya butuh beberapa hal penting untuk menghadapi anak yang suka memukul untuk mengekspresikan kemarahannya. 

Melansir dari unggahan di akun Instagram @sirohimaa, berikut Popmama.com siap membahas cara mengatasi anak suka memukul

1. Ajarkan anak lebih banyak kosa kata

1. Ajarkan anak lebih banyak kosa kata
Pexels/Tima Miroshnichenko

Ajarkan anak untuk memiliki banyak kosa kata, sehingga si Kecil dapat menyampaikan keinginan dengan baik lewat komunikasi yang efektif. Terkadang, anak-anak memukul sebagai bentuk pelampiasan frustrasi atau ketidaknyamanan yang dirasakan. 

Namun, karena belum memiliki kosakata yang banyak seperti orang dewasa, anak-anak tidak tidak dapat mengungkapkan lewat kata-kata. 

2. Ajarkan anak untuk tidak meluapkan kekesalannya dengan memukul

2. Ajarkan anak tidak meluapkan kekesalan memukul
Pexels/Allan Mas

Sebagai orangtua, penting untuk mengajarkan anak untuk mengekspresikan kekesalannya dengan cara yang lebih positif daripada memukul. Selain itu, orangtua juga jangan pernah memukul anak. 

Pasalnya, anak cenderung akan mengikuti apa yang Mama atau Papa lakukan. Perilaku orangtua merupakan cerminan anak di masa depan. Anak-anak cenderung meniru dan belajar dari perilaku orangtua mereka, baik positif maupun negatif

3. Kurang pemberian ‘screen time’ anak

3. Kurang pemberian ‘screen time’ anak
Freepik

Mengurangi waktu layar (screen time) pada anak-anak adalah langkah penting untuk membantu mengembangkan kemampuan kontrol diri dan mengurangi kecemasan yang dirasakan. 

Tentukan waktu tertentu dalam sehari untuk penggunaan layar. Ajak anak untuk patuhi jadwal tersebut. Sebagai gantinya, Mama bisa mendistraksi anak lewat aktivitas fisik, seperti bermain di luar ruangan. 

Editors' Pick

4. Tingkatkan waktu bermain anak di luar ruangan

4. Tingkatkan waktu bermain anak luar ruangan
Freepik/wirestock

Tingkatkan waktu bermain di luar ruangan untuk membuat anak lebih tenang. Dengan beraktivitas di luar ruangan, anak bisa banyak bereksplorasi dan mengasah kemampuan motorik kasarnya. 

Ketika anak suka memukul, itu sebenarnya bisa menjadi salah satu ‘kode’ bahwa ia membutuhkan stimulus motorik kasar. Jadi, sebagai orangtua, Mama perlu memahaminya. 

5. Orangtua jangan tertawa di depan anak ketika melihat seseorang yang jatuh dan terluka

5. Orangtua jangan tertawa depan anak ketika melihat seseorang jatuh terluka
Pixabay/StockSnap

Jangan tertawa ketika ada seseorang yang jatuh dan terluka, baik dalam cerita, di TV, maupun di dunia nyata. Tertawa dalam situasi seperti ini bisa membuat orang lain merasa tidak dihargai dan malah menambah rasa sakit mereka. 

Dengan tidak menertawakan situasi di mana orang lain terluka, kita mengajarkan nilai-nilai penting kepada anak-anak. Si Kecil akan belajar bahwa rasa sakit orang lain adalah sesuatu yang harus dihormati dan dipahami, bukan dijadikan bahan tertawaan. 

6. Jangan tertawa saat anak menangis

6. Jangan tertawa saat anak menangis
Pexels/Jep Gambardella

Jangan tertawa saat anak menangis. Tindakan ini dapat menyebabkan anak merasa tidak dihargai dan membuatnya kesulitan mengekspresikan emosi  dengan benar. 

Selain itu, tertawa saat anak sedang menangis dapat mengajarkan pesan salah bahwa emosi dan rasa sakit orang lain adalah sesuatu yang lucu dan tidak penting.

Padahal, seharusnya orangtua memberikan respon yang penuh empati dan dukungan untuk membantu anak belajar mengatasi perasaannya dengan cara sehat.

Dengan menunjukkan empati dan pengertian saat anak menangis, Mama membantu si Kecil mengembangkan kemampuan untuk merasakan dan menunjukkan empati terhadap orang lain. 

7. Jangan membentak ketika anak memukul seseorang

7. Jangan membentak ketika anak memukul seseorang
Freepik/master1305

Ketika anak memukul seseorang, baik itu adik atau temannya, sebaiknya jangan membentak atau memukul kembali anak tersebut.

Tindakan seperti itu justru dapat memperburuk situasi dan mengajarkan anak bahwa kekerasan adalah cara yang dapat diterima untuk menyelesaikan konflik. 

Sebagai gantinya, lebih baik segera membawa anak dari tempat kejadian ke tempat lain untuk menenangkan diri. Hal tersebut dapat membantu anak untuk meredakan emosinya. 

Selain itu, penting untuk tidak menghina anak saat Mama menghadapi perilaku agresifnya. Sebaliknya, tunjukkan pada anak cara-cara yang lebih baik untuk mengelola emosi dan menyelesaikan konflik. 

8. Biasakan anak untuk tidak memukul sebagai penyelesaian masalah

8. Biasakan anak tidak memukul sebagai penyelesaian masalah
Freepik/YuliiaKa

Last but not least, cobalah latih anak untuk tidak terbiasa menggunakan pukulan sebagai bentuk penyelesaian terhadap sesuatu. 

Tunjukkan kepada anak cara-cara lain untuk menyampaikan perasaan mereka, seperti berbicara dengan tenang, mencari solusi bersama, atau meminta bantuan orangtua. 

Dengan memberikan contoh positif dan latihan yang konsisten, anak akan belajar bahwa kekerasan seperti memukul bukanlah cara efektif untuk menyelesaikan masalah, melainkan komunikasi sehat dan penyelesaian damai kunci dari segalanya. 

Itu dia informasi seputar cara mengatasi anak suka memukul. Semoga cara-cara di atas bisa menjadi langkah terbaik bagi Mama untuk mendidik anak, ya. 

Baca juga: 

The Latest