Kemenkes Tetapkan KLB Campak Mulai Menyerang, Waspada Bahayanya!
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebut campak sebagai ancaman global yang segera datang
26 Januari 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Per tanggal 18 Januari 2023, Kementerian Kesehatan RI membeberkan terjadinya campak yang menyerang 34 kabupaten dan kota di 12 provinsi Indonesia.
Sebelumnya, pada November 2022, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menyatakan campak sebagai ancaman yang akan segera terjadi di setiap wilayah di dunia.
Kondisi pun semakin diperparah dengan gambaran tentang bagaimana hampir 40 juta anak telah melewatkan satu dosis vaksin campak pada tahun 2021 silam.
Mulai munculnya penyebaran campak ini adalah akibat berkurangnya akses ke layanan rutin dan rendahnya penyerapan imunisasi karena pandemi Covid-19.
Oleh karena itu, penting bagi Mama untuk mengenali gejala dan bahaya dari campak demi mencegah penularan virusnya. Yuk, simak ulasan selengkapnya telah Popmama.com siapkan.
1. Campak lebih sering menimpa anak di bawah usia lima tahun
Sepanjang 2022, dilaporkan terdapat lebih dari 3.300 kasus campak di Indonesia. Hal tersebut membuat jumlahnya naik lebih dari 32 kali dibanding setahun sebelumnya.
Sebagai informasi, campak adalah suatu penyakit pernapasan serius yang menular dan diakibatkan infeksi virus. Layaknya Covid-19, campak dapat menyebar antar orang lewat tetesan pernapasan (droplet) dan penularan melalui udara (aerosol).
Penyakit yang disebabkan oleh Paramyxovirus ini dapat menjadi masalah serius untuk semua kelompok umur. Tetapi, anak berusia di bawah lima tahun dan dewasa di atas usia 20 tahun cenderung lebih sering mengalami komplikasi.
Editors' Pick
2. Gejala campak yang perlu diwaspadai
Virus campak dapat bertahan selama beberapa jam dan lebih parahnya lagi bisa menempel pada benda-benda di sekitar kita. Berikut ini merupakan gejala dari campak:
- Mengalami demam dengan suhu badan biasanya lebih dari 380c selama tiga hari atau lebih. Biasanya, demam akan berakhir setelah 4-7 hari.
- Demam tinggi setelah 10-12 hari tertular yang disertai batuk, mata merah atau mata berair.
- Tanda khas (patognomonis) ditemukan Koplik’s spot atau bercak putih keabuan dengan dasar merah di pipi bagian dalam.
- Munculnya gejala pada tubuh berbentuk ruam makulopapular. Adanya ruam pada muka dan leher, mulai dari belakang telinga, lalu menyebar ke seluruh tubuh.
- Ruam bertahan selama tiga hari atau lebih di hari ke-4 sampai ke-7 demam. Ruam muncul saat demam mencapai puncaknya. Ruam biasanya berakhir dalam lima sampai enam hari, serta menjadi berwarna tembaga atau kehitaman.