Leukemia Jadi Kanker yang Paling Sering Dialami Anak, Mengapa?
Leukemia bisa menyerang anak di usia berapa pun, termasuk bayi baru lahir
5 September 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kanker merupakan sebuah penyakit yang tidak hanya dialami orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Bahkan, tak menutup kemungkinan pula jika bayi yang baru lahir juga bisa terkena kanker.
Leukemia menjadi salah satu jenis kanker yang paling sering dialami oleh anak-anak, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lainnya.
Untuk pembahasan selengkapnya, berikut Popmama.com siap membahas leukemia jadi kanker yang paling sering dialami anak.
1. Leukemia menjadi jenis kanker yang paling sering dialami anak-anak di Indonesia
Leukemia menjadi jenis kanker yang paling banyak dialami oleh anak-anak di Indonesia. Leukemia adalah jenis kanker darah yang terjadi ketika fungsi sumsum tulang mengalami gangguan, sehingga menyebabkan produksi sel darah putih tidak normal.
“Kita punya data, kanker paling banyak diderita anak adalah leukemia akut,” kata Prof. Dr. dr. Pustika A. Wahidiyat, Sp. A, Subsp. H.O selaku Spesialis Anak Subspesialis Hematologi Onkologi saat ditanya tim Popmama.com dalam sesi ‘Exclusive Media Interview: Serba-serbi Kanker Anak’, Selasa (3/9/2024).
Pada anak-anak, leukemia umumnya berjenis leukemia limfoblastik akut (LLA) dan leukemia mieloblastik akut (LMA). Selain leukemia, ada juga jenis kanker lain yang kerap dialami anak-anak di Indonesia.
“Lalu, yang kedua ada tumor mata atau disebut retinoblastoma, itu cukup banyak. Ada juga tumor otak yang menyerang 1-2 per 100 anak. Kemudian, kanker kelenjar menyerang sekitar 2 dari 100 orang anak. WHO menyatakan sekitar 400 anak dari usia 0-19 tahun itu mendapatkan kanker setiap tahunnya,” tambahnya.
Editors' Pick
2. Leukemia bisa menyerang anak di usia berapa pun, termasuk bayi baru lahir
Leukemia menyerang tanpa mengenal umur. Jenis kanker satu ini bisa menyerang anak-anak di usia berapa pun, bahkan di usia bayi sekali pun. Namun, leukemia paling sering dialami oleh anak-anak antara usia 2-6 tahun.
“leukemia bisa menyerang anak di usia berapa pun, bahkan bayi baru lahir juga bisa terkena, biasanya disebut leukemia bawaan yang umumnya dialami anak down syndrome. Umur anak yang paling sering terjadi antara 2-6 tahun untuk leukemia akut. Kalau leukemia kronik biasanya pas usia anak di atas 10 tahun,” terang Prof. Dr. dr. Pustika A. Wahidiyat, Sp. A, Subsp. H.O.
3. Faktor yang menyebabkan banyak anak Indonesia mengalami kanker
Gaya hidup yang tidak sehat dapat berkontribusi pada berbagai masalah kesehatan, termasuk kanker. Namun, hingga saat ini, belum diketahui pasti secara spesifik penyebab kanker yang banyak dialami anak Indonesia karena cenderung multifaktorial.
“Lifestyle yang tidak sehat bisa menyebabkan banyak penyakit, bukan kanker saja. Sampai saat ini, belum diketahui pasti penyebab spesifik kanker anak, karena biasanya bisa disebabkan banyak faktor yang saling mempengaruhi atau multifaktorial,” ujar Prof. Dr. dr. Pustika A. Wahidiyat, Sp. A, Subsp. H.O.
Namun, dr. Pustika menyatakan faktor genetik masih memegang peran yang paling dominan dalam menyebarkan kanker pada anak. Faktor keturunan membuat seorang anak berisiko tinggi terkena kanker.
“Paling dominan itu faktor genetik, tiba-tiba ada mutasi atau mungkin juga pada keluarga kalau di atasnya banyak yang kanker, biasanya keturunannya lebih memungkinkan kena kanker daripada keluarga keturunan non kanker,” jelas Prof. Dr. dr. Pustika A. Wahidiyat, Sp. A, Subsp. H.O.
Selain itu, kanker juga dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal dan lingkungan. Faktor-faktor ini dapat mempengaruhi risiko kanker baik secara langsung maupun tidak langsung.
“Tapi, sekarang kanker juga banyak disebabkan faktor eksternal, bisa lewat sinar X atau zat kimia. Secara nggak langsung hidup nggak sehat itu membuat kanker. Infeksi virus juga bisa mengubah suatu gen sebagai penyebab kanker,” tambahnya.
4. Gejala leukemia yang sering kali terabaikan oleh orangtua
Gejala leukemia pada anak-anak kerap kali terabaikan oleh orangtua karena mirip dengan gejala penyakit umum lainnya. Orangtua mungkin tidak menyadari bahwa gejala yang tampak sepele bisa menjadi tanda kanker darah.
“Gejala kanker sangat bervariasi, tergantung kanker apa? Kalau leukemia, gejalanya anak tampak lebih pucat, demam berkepanjangan, mimisan, bisa juga terjadi pendarahan kulit atau lebam, gejala seperti itu sering kali orangtua mengira sebagai demam berdarah,” ungkap Prof. Dr. dr. Pustika A. Wahidiyat, Sp. A, Subsp. H.O.
Karena gejala-gejala ini bisa mirip dengan berbagai kondisi kesehatan lainnya, penting untuk berkonsultasi dengan dokter jika gejala terus berlanjut atau semakin memburuk.
5. Anak berpotensi terkena kanker atau tidak masih sulit dideteksi
Saat ini masih sulit untuk mendeteksi secara pasti apakah seorang anak memiliki risiko terkena kanker. Tidak ada tes atau prosedur tunggal yang bisa dengan jelas memprediksi apakah seorang anak akan mengembangkan kanker dalam tubuhnya atau tidak.
Sebab, banyak faktor yang bisa berperan, termasuk faktor genetik dan lingkungan yang kompleks. Jika anak menunjukkan tanda-tanda mencurigakan atau gejala yang tidak kunjung hilang, langkah terbaik adalah segera berkonsultasi dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut.
“Sebenarnya, potensi anak terkena kanker atau tidak itu masih sulit dideteksi. Jadi belum bisa deteksi untuk tau satu anak ini punya risiko kanker atau tidak. Intinya, kalau sudah ada gejala yang dialami anak, maka perlu hati-hati,” pungkas Prof. Dr. dr. Pustika A. Wahidiyat, Sp. A, Subsp. H.O.
Demikian pembahasan mengenai leukemia jadi kanker yang paling sering dialami anak. Semoga anak mama sehat selalu, ya!
Baca juga:
- Bahaya Makanan UPF untuk Kesehatan Anak
- 5 Manfaat Madu Kurma untuk Kesehatan, Ketahui Batas Konsumsinya
- 12 Manfaat Biji Alpukat untuk Kesehatan, Bisa Jadi Obat Lho!