Mencegah Stunting lewat Perbaikan Pola Makan, Pola Asuh, dan Sanitasi
Banyak para orangtua tidak memahami pola makan, pola asuh, dan sanitasi dengan baik
14 November 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Stunting adalah kondisi ketika anak mengalami masalah pertumbuhan, yang menyebabkan tinggi badannya di bawah rata-rata anak seusiainya. Mirisnya, data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan prevalensi balita stunting di tahun 2018 mencapai 30,8 persen.
Jika diibaratkan, maka artinya satu dari tiga balita mengalami stunting. Kemudian, data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 juga menyatakan bahwa prevalensi stunting di Indonesia mencapai 24,4 persen.
Meskipun hasil survei status gizi menunjukkan penurunan dari tahun ke tahun, namun jumlah anak stuntingsangat bervariasi antar daerah dan masih dikategorikan sebagai masalah kesehatan masyarakat berat menurut ambang batas WHO, yaitu sebanyak 20 persen.
Upaya pencegahan stunting pada anak bisa dilakukan sedini mungkin. Para orangtua dapat berfokus pada tiga pendekatan, yaitu pola makan, pola asuh dan sanitasi.
Sayangnya, masyarakat yang tinggal di perkotaan sekali puu, masih banyak yang belum memahami tentang pola asuh dan pola makan untuk anak secara baik dan tepat.
Oleh karena itu, berikut Popmama.com siap membahas ulasan selengkapnya tentang mencegah stunting lewat perbaikan pola makan, pola asuh, dan sanitasi.
Editors' Pick
1. Pentingnya penerapan pola asuh yang benar demi menghindari stunting pada anak
Pencegahan stunting dapat dilakukan sedini mungkin. Hal pertama yang bisa dilakukan orangtua ialah menerapkan pola asuh yang baik pada anak.
Pola asuh yang dimaksud di sini dapat berupa membawa anak secara rutin ke posyandu untuk memantau tumbuh kembangnya, memenuhi kebutuhan air bersih, dan menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal.
Dalam salah satu rangkaian acara ‘Perjalanan Aksi Bersama Cegah Stunting’ yang dilakukan di Yogyakarta, Rabu (9/10/2022), Prof. Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MSi., selaku Ahli Gizi dari Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) – Institut Pertanian Bogor (IPB) mengatakan, “Kenapa pencegahan harus dilakukan sedini mungkin? Agar ke depannya hal tersebut dapat menjadi suatu kebiasaan yang dilakukan anak . Jika anak sudah terbiasa, maka mereka tidak akan menganggap hal itu sebagai beban,”
2. Penerapan pola makan yang sesuai anjuran dapat membantu mencegah stunting
Kemudian, orangtua bisa melakukan dampak positif lainnya terhadap peningkatan gizi anak dengan menerapkan pola makan bergizi seimbang. Perlu diketahui, aturan pola makan yang baik dan benar sudah tidak lagi mengacu pada pedoman ‘4 Sehat, 5 Sempurna’.
Sebagai gantinya, para orangtua bisa mengacu pada ‘Isi Piringku’, yang merupakan sekali makan dengan menu lengkap. Menu ‘Isi Piringku’ berisi sumber karbohidrat (pangan pokok), sumber protein (lauk-pauk), sumber vitamin dan mineral (buah dan sayur), dan air minum.
Kebutuhan gizi setiap anak berbeda mengacu pada umur dan kondisi fisiologis tertentu. Namun yang pasti, semakin besar anak tersebut, maka kebutuhan gizinya semakin tinggi.
Agar makanan yang diberikan tidak berlebihan, dalam satu piring bisa diporsikan sebagai berikut:
- Makanan pokok ⅓ piring
- Sayuran ⅓ piring
- Lauk pauk ⅙ piring
- Buah-buahan ⅙ piring
- Menyediakan air putih dan susu
“Pedoman ‘Isi piringku’ juga dapat membantu menjaga imun tubuh. Dikarenakan sayur dan buah memiliki antioksidan tinggi (anti kanker), mengandung serat tidak larut yang merupakan probiotik, sehingga dapat membantu peningkatan prebiotik dan imun tubuh,” ungkap Sri Anna Marliyati.
3. Perlunya peran pemerintah dalam menyediakan sanitasi yang baik bagi masyarakat
Menerapkan sanitasi yang baik dan tepat merupakan faktor penting dalam mencegah berbagai macam masalah kesehatan, salah satunya yakni untuk terhindar dari stunting.
Anak yang memiliki sanitasi buruk dapat meningkatkan terjadinya penyakit infeksi serta diare dan kecacingan. Lebih parahnya, hal tersebut juga bisa memicu terganggunya proses pencernaan dalam proses penyerapan nutrisi yang berujung dapat mengakibatkan stunting.
Oleh karena itu, dibutuhkan kontribusi untuk pemerintah setempat dalam meningkatkan akses air bersih dan sanitasi dengan pencegahan stunting.
Contoh penerapan sanitasi lingkungan, seperti menyediakan akses air bersih, adanya sarana pembuangan kotoran manusia (tinja), sarana pembuangan sampah, serta saluran pembuangan air limbah.
Selain itu, para orangtua juga harus membiasakan anak melakukan sanitasi dengan baik. Contoh kecilnya Mama bisa mengajak anak mencuci tangan di bawah air mengalir saat sebelum dan setelah makan.
Jadi itu dia ulasan terkait mencegah stunting lewat perbaikan pola makan, pola asuh, dan sanitasi. Semoga informasi bermanfaat dan dapat diterapkan dengan baik ya, Ma.
Baca juga:
- Program Dapur Sehat untuk Mengatasi Stunting di Kabupaten Karawang
- Pentingnya Jaga Kesehatan Reproduksi Cegah Stunting, Minim Edukasi
- Cegah Stunting pada Anak sejak dalam Kandungan hingga Usia Balita