Waspada! 5 Penyakit Anak yang Sering Muncul Pasca Lebaran
Perubahan pola kehidupan sehari-hari dapat berdampak pada kesehatan fisik mereka
12 Mei 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Perayaan idulfitri atau lebaran menjadi momen yang paling ditunggu-tunggu oleh banyak orang, tidak hanya orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Lebaran identik dengan momen pulang kampung (mudik) dan suguhan makanan-makanan lezat.
Hal tersebut membuat pertemuan, mobilitas, dan interaksi anak dengan orang luar semakin meningkat. Padahal, pemerintah Indonesia sendiri masih belum menyatakan pandemi Covid-19 selesai.
Selama lebaran, anak-anak juga mengalami perubahan pola kehidupan sehai-hari. Tanpa disadari, perubahan itu bisa berdampak pada kesehatan fisik mereka.
“Adanya perubahan pola kehidupan sehari-hari, seperti pergi keluar kota, nginep, dan terjadi kelelahan. Momen lebaran itu orang sering mengalami kelelahan, apalagi mudik,” kata DR. Dr. Muzal Kadim, Sp.A(K), Ketua UKK Gastro-Hepatologi IDAI, dalam acara media briefing ‘Serba-Serbi Penyakit Anak Pasca Lebaran’, Selasa (10/5/2022).
Untuk informasi selengkapnya, berikut Popmama.com telah merangkum ulasan terkait 5 penyakit anak yang sering muncul pasca lebaran.
1. Diare
Salah satu penyakit yang kerap diderita anak setelah lebaran adalah diare. Lebih spesifiknya, Muzal Kadim menjelaskan jika normalnya seorang anak buang air besar (BAB) maksimal tiga kali sehari. Jika lebih dari itu, orangtua sebaiknya mengecek kondisi kesehatan anak lebih lanjut.
“Yang sering pasca lebaran ini diare akut, diare yang terjadi kurang dari 14 hari. Karena sebelumnya nggak diare, setelah lebaran makan macam-macam, kondisi tubuh turun, tertular dengan anak lain, atau kontak dengan keluarga lain, itu bisa saja,” ungkap Muzal Kadim.
Jika ada perubahan pada feses anak, seperti bau lebih busuk dan menyengat, itu perlu diwaspadai karena mungkin saja anak mama sedang mengalami diare akut.
“Diare yang sering terjadi pada anak itu punya gejala yang khas. Didahului oleh demam, muntah 2-3 kali, lalu besoknya diare. Diarenya cair sekali, berbusa, berbau asam. Itu bisa jadi diare karena rotavirus,” tutur Muzal Kadim.
Editors' Pick
2. Sakit perut
Sakit perut sangat umum terjadi pada anak-anak. Kondisinya pun beragam, ada yang menderita sakit perut ringan, sembelit, atau kelaparan. Namun di sisi lain, sakit perut bisa menjadi pertanda masalah yang lebih serius bagi anak.
Melansir dari Harvard Medical School, ciri sakit perut pada anak yang perlu Mama waspadai, salah satunya adalah ketika rasa sakit perut berada di perut sebelah kanan bawah. Awalnya, sakit perut karena radang usus buntu biasanya di sekitar pusar, tapi kemudian berpindah bagian perut kanan bawah sehingga perlu diwaspadai.
Jika anak mama mengalami sakit perut yang berulang, akan sangat membantu jika kita sebagai orangtua membuat catatan harian tentang sakit perutnya. Lebih bagus lagi jika disertai rincian hal-hal seperti makanan apa saja yang ia makan dan seperti apa tinjanya.
Informasi ini bisa sangat membantu dokter mencari tahu apa yang sedang terjadi, dan bagaimana mengobatinya.