Stop Bilang 'Mama Tinggal ya' saat Minta Anak Cepat, Gunakan Kata Ini

Kalimat mengancam justru tidak baik untuk perkembangan anak

6 November 2024

Stop Bilang 'Mama Tinggal ya' saat Minta Anak Cepat, Gunakan Kata Ini
Freepik/prostooleh

Ketika sedang bermain di sekolah atau playground bersama teman-temannya, ada kalanya anak sulit sekali untuk diajak pulang. Hal tersebut membuat para Mama secara otomatis memberikan kalimat mengancam seperti, ‘Mama tinggal ya,’.

Berdasarkan laman Medical News Today, kalimat ancaman tersebut menjadi senjata yang paling sering digunakan para orangtua. Dengan mengucapkan kalimat itu, harapannya anak bisa menjadi lebih patuh dan disiplin. 

Sayangnya, cara tersebut bukan cara yang baik untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab pada anak.

Melansir dari laman PureWow, berikut Popmama.com siap membahas lebih lanjut kata alternatif yang bisa digunakan saat meminta anak untuk cepat, selain ‘Mama tinggal ya,’. 

1. Orangtua mengancam anak kemungkinan karena mendapat hal serupa saat masih kecil

1. Orangtua mengancam anak kemungkinan karena mendapat hal serupa saat masih kecil
Freepik

Kalimat ancaman yang diberikan orangtua kepada anak kemungkinan besar didapatkan saat masa pengasuhannya dulu. Banyak orangtua di luar sana yang kemungkinan mengalami momen serupa dengan mama dan papanya saat masih kecil. 

Sehingga, berujung diturunkan pada anaknya karena dinilai dapat membuat si Kecil lebih patuh dan disiplin. Padahal, kunci dari dunia parenting adalah membuat anak merasa aman dan nyaman. 

Ketika anak sudah merasa nyaman dengan pengasuhan yang diterapkan Mama, maka akan membuat anak memiliki kebebasan untuk belajar dan berkembang dengan sendirinya. 

Editors' Pick

2. Alasan orangtua sebaiknya tidak mengancam anak

2. Alasan orangtua sebaik tidak mengancam anak
Freepik/jcomp

Di sisi lain, jika anak mulai kehilangan perasaan aman dan nyaman terhadap orangtua, otak si Kecil justru akan melakukan hal sebaliknya yang diperintahkan Mama. Dalam kasus yang ekstrem, hal ini akan berdampak negatif pada perkembangan keseluruhan. 

Tak hanya itu, ada pula fakta lain yang menyebut bahwa anak-anak pra-sekolah memiliki perkembangan kontrol impuls sangat lambat, Artinya, bila ada sesuatu yang dinilai menyenangkan bagi anak seperti bermain, sangat sulit bagi si Kecil untuk menolak atau berhenti. 

3. Kata alternatif pengganti agar tidak bersifat mengancam

3. Kata alternatif pengganti agar tidak bersifat mengancam
Freepik

Pada dasarnya, pendekatan yang baik untuk membuat anak menurut adalah dengan memprioritaskan empati. Alih-alih mengatakan Mama akan meninggalkan anak di sekolah atau playground, Mama bisa mencoba untuk merepresentasikan waktu.

Contohnya sebagai berikut:

  1. ‘Adek mau main apalagi sebelum kita pulang?’
  2. ‘Ayo pulang adek biar kita bisa makan malam bersama di rumah,’
  3. ‘Kalau adek cepat, nanti kita bisa melihat sesuatu yang menarik saat di jalan,'

4. Validasi perasaan ketika anak merasa kesal karena waktu bermainnya habis

4. Validasi perasaan ketika anak merasa kesal karena waktu bermain habis
Freepik/user18526052

Mama perlu ingat bahwa merupakan hal wajar jika anak merasa kesal saat waktu bermainnya habis. Mama bisa memvalidasi perasaan si Kecil, namun tetap menekankan kalau waktu bermainnya sudah habis. 

Dengan memvalidasi perasaan anak, dapat membantu membangun keterampilannya seperti empati dan pengaturan emosi. Sedangkan, pada anak-anak yang usianya lebih besar, Mama bisa mengungkapkan alasan waktu bermainnya sudah selesai.

Pada akhirnya, anak akan belajar dan cara menetapkan batasannya sendiri ketika dewasa nanti. Itu dia informasi mengenai kata alternatif yang bisa digunakan saat meminta anak untuk cepat, selain ‘Mama tinggal ya,’. 

Semoga bisa membantu ya, Mama!

Baca juga:

The Latest