Cacing Kremi pada Anak: Penyebab, Gejala, Pencegahan, dan Pengobatan
Waspada bahaya cacing kremi di sekitar anak ya, Ma!
27 April 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Cacingan biasanya memang terjadi pada anak-anak karena mereka cenderung lebih suka bermain di tempat yang kotor.
Ada berbagai jenis cacing yang dapat menyebabkan cacingan pada manusia, salah satu yang paling umum adalah cacing kremi.
Faktor-faktor yang sangat berpengaruh pada kasus cacingan ini antara lain kurangnya kebersihan, sanitasi, pasokan air, serta suhu yang lembap.
Selain menerapkan pola perilaku hidup bersih dan sehat, pencegahan infeksi cacing dapat dilakukan dengan pemberian obat cacing kremi.
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai cacing kremi pada anak, berikut Popmama.com telah merangkum 5 fakta pentingnya.
1. Apa itu cacing kremi?
Cacing kremi adalah sejenis parasit yang dapat menjangkiti usus besar manusia. Cacing ini memiliki panjang sekitar 5-13 milimeter dan berwarna putih cenderung bening. Jenis cacing ini rentan menyerang anak-anak daripada orang dewasa, sebab anak-anak senang bermain kotor-kotoran. Penularannya terjadi melalui sentuhan langsung dengan kulit atau benda yang terkontaminasi cacing kremi.
Selain itu, anak juga bisa terinfeksi cacing kremi karena secara tidak sadar telah memakan telur cacing kremi dari makanan ataupun benda lainya yang sudah terkontaminasi dengan cacing tersebut.
Setelah tertelan, cacing ini akan melakukan perjalan melalui sistem pencernaan anak dan akan meletakkan telurnya di lipatan kulit di sekitar anus saat sedang tertidur.
Di tubuh manusia, cacing kremi dapat berkembang biak dan menimbulkan gejala berupa gatal, nyeri, dan ruam pada anus.
Ketika cacing kremi dalam tubuh seseorang terus bertambah banyak, hal itu dapat memicu komplikasi seperti infeksi saluran kemih atau radang vagina.
Editors' Pick
2. Penyebab cacing kremi pada anak
Penyebaran cacing kremi dapat terjadi melalui kontak langsung dengan seseorang atau benda yang terkontaminasi.
Telur cacing kremi biasanya masuk ke dalam tubuh manusia melalui mulut, namun telur cacing juga dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui hidung.
Hal ini biasanya terjadi ketika benda yang terkontaminasi, seperti handuk yang terkontaminasi telur cacing dikibaskan dan membuat telur tersebut melayang di udara lalu terhirup saat seseorang bernapas.
Telur cacing kremi yang telah masuk ke dalam tubuh manusia akan menetap dan menetas di saluran pencernaan.
Cacing akan tumbuh dewasa di dalam saluran pencernaan, lalu berkembang biak dengan cara bertelur.
Biasanya, cacing kremi yang akan bertelur, keluar melalui anus saat malam hari untuk meletakkan telur-telurnya pada lipatan kulit di sekitar anus.
Telur yang ditinggalkan cacing kremi di lipatan kulit tersebut dapat menyebabkan gatal dan iritasi.
Apabila gatal yang disebabkan adanya telur cacing di lipatan kulit di sekitar anus tersebut digaruk, telur cacing kemudian akan berpindah ke jari.
Ketika jari yang terkontaminasi itu menyentuh orang lain atau suatu benda, telur cacing akan kembali berpindah dan penyebaran cacing kremi dapat berulang apabila tidak dicegah atau diobati.
Cacing kremi dapat bertahan dalam usus manusia hingga 13 minggu.
Telur cacing yang berhasil menetas pada lipatan kulit di sekitar anus, akan masuk kembali ke dalam usus dan menyebabkan infeksi apabila tidak segera ditangani.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko anak terkena infeksi cacing kremi meliputi:
- Kebiasaan menghisap jari
- Tidak menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan
- Tinggal di lingkungan yang padat dan kumuh
- Terdapat anggota keluarga yang terinfeksi cacing kremi
- Tinggal di tempat dengan fasilitas berbagi